TEMPO.CO, Jakarta - Gunter Wilhelm Grass atau Gunter Grass merupakan sastrawan yang berasal dari Kota Bebas Danzig. Pada 1999, dia dihormati dengan Hadiah Nobel Sastra lantaran karya-karya novelnya yang dinilai memberi pengaruh besar.
Tanggal 16 Oktober, pada tahun 1927, merupakan hari kelahiran Gunter Grass. Dia salah satu penulis paling berpengaruh dalam sastra Jerman dan internasional, dikenal karena karyanya yang beragam, kebijakan sosialnya yang kontroversial, dan penghargaan prestisius yang diterimanya, termasuk Hadiah Nobel Sastra pada 1999.
Profil Gunter Grass
Baca Juga:
Dikutip dari Britannica, Gunter Wilhelm Grass atau Gunter Grass merupakan sastrawan yang berasal dari Kota Bebas Danzig (sekarang Gdansk, Polandia). Keluarganya memiliki latar belakang etnis Jerman-Polandia, dan masa kecil Grass yang diwarnai oleh pengalaman Perang Dunia II dan tragedi pascaperang ini memengaruhi karyanya di kemudian hari.
Gunter Grass adalah penulis yang produktif, dengan karya-karya yang beragam termasuk novel, puisi, esai, drama, dan autobiografi. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah novel debutnya, "The Tin Drum" (Die Blechtrommel), yang diterbitkan pada 1959.
Novel ini menggambarkan narasi yang kuat dan imajinatif tentang Oskar Matzerath, seorang anak yang berhenti tumbuh pada usia tiga tahun dan memainkan alat musik lonceng untuk mengekspresikan protesnya terhadap dunia dewasa yang gila perang. Novel ini menjadi juru sastra generasi Jerman yang tumbuh di era Nazi.
Selain Die Blechtrommel, Gunter Grass juga menulis novel terkenal lainnya, yaitu Katz und Maus (1961) dan novel epik, Hundejahre (1963). Karena dinilai memberi pengaruh cukup besar, ketiga novel ini kemudian dikenal sebagai "trilogi Danzig".
Gunter Grass menulis novel lainnya, yang kebanyakan bertopik politik. Itu termasuk Ortlich Betaubt (1969 ), tentang protes terhadap Perang Vietnam. Die Rattin (1986), membahas visi tentang akhir umat manusia yang mengungkapkan ketakutan Grass terhadap bencana nuklir dan bencana lingkungan. Grass juga menulis Unkenrufe (1992), berkisah tentang hubungan tak nyaman antara Polandia dan Jerman .
Pada 1995 Grass menerbitkan Ein weites Feld, sebuah novel ambisius yang membahas reunifikasi Jerman pada 1990. Karya tersebut mendapat kritikan tajam dari para kritikus Jerman, yang mengecam penggambaran reunifikasi oleh Grass sebagai “misconstrued” dan “unreadable.” Dalam novel itu, Grass terang-terangan menyebut Jerman tak mempunyai kekuatan yang terorganisir secara politik untuk memperbarui diri.
Novel Mein Jahrhundert (1999), kumpulan 100 cerita terkait, tak terlalu bersifat politis dibandingkan banyak karya sebelumnya. Di dalamnya Grass menceritakan peristiwa abad ke-20 dengan menggunakan cerita setiap tahun, masing-masing dengan narator berbeda.
Kemenangan Nobel Sastra dan kematian Gunter Grass
Dikutip dari Nobelprize.org, pada 1999, Gunter Grass dihormati dengan Hadiah Nobel Sastra, yang diberikan kepadanya "untuk perpaduan gambaran sejarah yang puitis, autobiografi, dan pengamatan yang ditajam dalam novel-novelnya."
Grass dikenal karena karyanya yang berfokus pada tema-tema sejarah Jerman, identitas, dan akibat pascaperang, dan kemampuannya untuk menciptakan dunia fiksi yang kompleks dan simbolis.
Gunter Grass kemudian meninggal pada 13 April 2015 di kota kelahirannya, Gdansk, Polandia. Meskipun kontroversi mendampingi sebagian besar hidupnya, ia tetap dihormati sebagai salah satu penulis terbesar abad ke-20.
Karya-karya Grass tetap menjadi bagian integral dari kanon sastra dunia, dan warisan sastranya terus memengaruhi generasi penulis yang datang setelahnya.
Pilihan editor: Penulis Norwegia Jon Fosse Menang Nobel Sastra 2023