TEMPO.CO, Medan - Musisi berdarah Batak, Viky Sianipar kembali meramaikan konser Toba Harmoni 2023. Tahun ini, Toba Harmoni akan digelar di Pardede Hall Medan pada 14 Oktober mendatang.
Alasan pemilihan lokasi konser, bisa menampung jumlah penonton dua kali lipat dibanding tahun lalu, yaitu 4.000 penonton. Alhasil, harga tiket bisa lebih murah. "Banyak yang minta Toba Harmoni main lagi. Konser tahun ini, banyak yang spesial. Selain Viky dan Lebah Begantong, ada Anggi Marito, Rony Parulian, Alsant Nababan, DJ Cliff dan Ogar Nababan. Juga podcast empat komika kocak 'Agak Laen'. Tiket kami jual mulai harga Rp 150 ribu sampai Rp 1 juta," ungkap Arif selaku promotor dari Era Production pada Kamis, 31 Agustus 2023.
Viky Sianipar mengatakan walau menggandeng trio Melayu, tetap mengedepankan budaya Batak Toba. Menurutnya, esensi musik tidak akan hilang, malah naik level dan membuat penasaran. Kemasannya dibuat moderen dan internasional demi memikat hati para anak muda karena masuk di semua genre.
"Bagaimana di situ, musik rock ada suling Batak-nya, ada tagading, ada gordang Batak-nya. Tapi bisa masuk juga gendang dan biola Melayu, akordeon, tanpa jadi kisruh. Tetap tagline-nya harmoni, gitu..." kata Viky.
Arif, personel Lebah Begantong bercerita, terkejut mendapat undangan Viky untuk tampil di Toba Harmoni 2023. Mereka pikir, kalau temanya konser musik Toba, musik Melayu bakal terjungkal. Kata harmoni menyelamatkan musik Melayu. "Harmoni membuat musik Melayu selamat, kita menyatu dengan bunyi," katanya.
Konferensi pers Toba Harmoni di Medan, Sumatera Utara, Kamis, 31 Agustus 2023. (TEMPO/Mei Leandha)
Toba Harmoni Berawal dari Sebuah Situs dan Dendam
Ide lahirnya Toba Harmoni berawal dari temuan sebuah situs purbakala di Pusuk Buhit, Sumatra Utara, seperti Gunung Padang di Pulau Jawa. Situs itu mengungkap asal muasal Batak dan Toba. Terjadi perpindahan manusia dari Toba ke berbagai wilayah Nusantara, termasuk Papua dan Tanah Melayu.
"Makanya, bagi Orang Melayu, Batak itu disebut Melayu Tua. Kami memberitakannya melalui musik, konser Toba Harmoni menunjukkan bahwa Danau Toba, aset yang dimiliki Sumut, ternyata jalan untuk mengharmonikan nusantara," kata Viky.
Dibuktikan dengan musik dan event karena banyak faktor yang terlibat, mulai audio, monitor, lighting. Semuanya berguna, bukan sekadar tempelan, begitu juga dengan suku di Indonesia. "Toba-lah ceritanya, sebagai aset Sumatra Utara dan Medan, mampu mengharmonikan, itulah konsep basic-nya. Itulah motivasi pertama," imbuhnya.
Motivasi kedua adalah dendam pribadi terhadap Jakarta. Katanya, saat orang Jakarta buat konser di Medan, semuanya dibawa dari ibu kota. Padahal Kota Medan punya sumber daya dan potensi yang tidak kalah bagus.
"Kesannya anak Medan enggak punya vendor dan SDM yang keren, gitu lo... Tapi kita enggak mau kontra, kita balas dengan karya bahwa anak Medan bisa bikin konser lebih keren dari anak Jakarta, standar Coldplay," ucap Viky disambut tepuk tangan. "Intinya, kita anak Medan pengen berkumpul membuat satu karya yang benar-benar bisa membanggakan Kota Medan. Harapannya lahir talent-talent baru, ini musik Toba berkolaborasi dengan Melayu, mungkin tahun depan pindah ke Aceh, Jawa, bagaimana caranya bisa harmoni."
Menurut Viky, harmoni adalah konsep yang murah, namun masyarakat Indonesia hanya diajari sebatas toleransi dan perbedaan. Belum diajarkan Bhineka Tunggal Ika, mengharmonikan. Menurutnya, hanya anak band yang paham harmoni karena tidak punya waktu untuk membesar-besarkan kejelekan bass yang tidak punya nada tinggi. Tidak sempat menjelek-jelekkan si suling sebab tidak punya nada rendah. Lalu sibuk bertengkar mana yang lebih keren dan benar, bass atau suling.
"Kami sibuk mengharmonikannya, tidak membesarkan kejelekan. Mengambil kelebihan, mengharmonikannya sehingga menjadi alunan yang indah, yang menggetarkan jiwa. Jadi belajar sama anak band kalau ingin tau Bhineka Tunggal Ika," ucap Viky.
Pilihan Editor: 15 Tahun Berkarya, Armada Gelar Konser di Medan, Ajak Penonton Bersalawat