TEMPO.CO, Jakarta - Menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78 dan sebagai bentuk kontribusi dalam pelestarian budaya Indonesia, khususnya seni tari Jawa klasik, Sanggar Gending Enem bersama Ikatan Alumni SMAN 6 Jakarta atau biasa disebut Sixerhood dan Yasma 6 (Yayasan Alumni SMAN 6 Jakarta) memprakasai pentas Ketoprak Tari Retno Dumilah. Pentas Retno Dumilah berkolaborasi dengan Wayang Orang Bharata, didukung sekitar 150 penari dan pengrawit yang terdiri dari kalangan pecinta seni tari, baik pemula maupun profesional, pesohor Maudy Koesnaedi, Ira Wibowo, Dewi Gita, Metta Ariesta, Chitra Nartomo, Prof. Hikmahanto Juwana, S.H., Prof. Dr. Achsanul Qosasi, serta siswa-siswi tingkat SD, SMP dan SMA di DKI Jakarta.
Ketoprak tari Retno Dumilah akan digelar di Theater Besar Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Minggu, 27 Agustus 2023, pukul 15.00–18.00. Pagelaran ini mengajak penonton untuk menikmati seni tari kisah kepahlawanan Srikandi dari Madiun dalam memimpin prajurit perempuan melawan pasukan Kerajaan Mataram. Lakon ini diangkat untuk memaknai perjuangan merebut kedaulatan wilayah tanah Madiun.
Selain itu, ada nilai tentang kesetaraan gender yang sudah hidup di tengah masyarakat sejak abad ke-16. Sebagai bagian dari sejarah, Retno Dumilah merupakan representasi dari kesetaraan gender, emansipasi, dan pemberdayaan perempuan yang sangat relevan dengan realita saat ini, juga sejalan dengan semangat HUT RI ke-78 yang berdaulat untuk terus melaju menuju Indonesia maju.
Para pemain ketoprak tari Retno Dumilah. Foto Dokumentasi: Ketoprak tari Retno Dumilah
“Sebagai bentuk kontribusi terhadap pelestarian budaya, kami menghadirkan pertunjukan Ketoprak Tari ini dengan harapan memberikan energi positif bagi para pecinta seni dari berbagai kelompok usia dan khususnya komunitas tari sembari uri uri budaya,” kata Hendro Prastowo, Ketua Panitia Pagelaran Retno Dumilah, melalui rilis yang diterima Tempo.
“Melestarikan nilai-nilai budaya akan memperkuat jatidiri dan karakter bangsa. Muatan nilai yang bisa diambil dari tokoh Retno Dumilah dapat dijadikan pedoman, acuan, maupun referensi bagi pembentukan karakter diri. Kami berharap dapat memberikan dampak positif bagi generasi muda yang berpartisipasi dalam kegiatan ini, baik sebagai pendukung acara maupun sebagai penonton,” kata Prof. Hikmahanto Juwana, Ketua Umum Sixerhood periode 2022- 2025.
Dalami nilai budaya
Maudy Koesnaedi menambahkan, “Ini kali ketiga saya tampil bersama Gending Enem dalam pertunjukan Ketoprak Tari. Selalu ada rasa rindu untuk tampil menari Jawa klasik. Selain sebagai ajang menambah pengetahuan, juga jadi tempat reuni. Seperti, kali ini saya bertemu lagi dengan penari wayang orang yang dulu masih kecil sekarang sudah menginjak remaja. Bangga melihat mereka konsisten di jalur budaya.”
Ira Wibowo, aktris berayah Jawa dan beribu Jerman, yang berperan sebagai Permaisuri Senopati, menuturkan, “Saya bahagia bisa berpartisipasi dalam Ketoprak Retno Dumilah. Selain mendalami seni tari, saya juga banyak mendapatkan pelajaran tentang nilai budaya Jawa. Ini membuat saya semakin mencintai budaya Indonesia, khususnya kesenian Jawa tradisional.”
Pilihan Editor: Melepas Rindu pada Panggung Ketoprak, Bisa Juga di Jakarta