TEMPO.CO, Jakarta - Film Barbie hasil garapan Greta Gerwig memecahkan rekor lantaran berhasil meraup $155 juta atau sekitar Rp 2,3 triliun pada pekan pertama sejak pertama dirilis pada 19 Juli 2023 . Film ini berhasil mengalahkan Kapten Marvel dengan pendapatan $153 juta (Rp2,2 triliun).
Pencapaian tersebut menunjukkan film Barbie mencapai pembukaan blockbuster tertinggi yang tidak melibatkan pahlawan super atau sekuel ke-15. Kendati demikian, Barbie memang sudah lama menjadi boneka favorit anak-anak, khususnya perempuan. Lantas, bagaimana awal mula pembentukan boneka Barbie?
Barbie memiliki nama lengkap Barbara Millicent Roberts. Ia merupakan boneka plastik setinggi 29 sentimeter dengan sosok perempuan dewasa dan tidak memiliki orang tua. Boneka ini diperkenalkan publik pada 9 Maret 1959 oleh Mattel, Inc., sebuah perusahaan mainan di California selatan.
Ruth Handler yang ikut mendirikan Mattel bersama suaminya, Elliot, menjadi pelopor pengenalan boneka itu. Penampilan fisik Barbie dimodelkan pada boneka Bild Lilli Jerman, hadiah lelucon cabul untuk pria berdasarkan karakter kartun yang ditampilkan di surat kabar Jerman Barat, Bild Zeitung.
Sejak awal, tubuh dalam boneka Barbie telah memicu kontroversi. Para ibu dalam studi pasar yang disponsori Mattel pada 1958 mengkritik Barbie karena memiliki terlalu banyak figur. Menanggapi permintaan konsumen, pada 1961, Mattel pun mengeluarkan "aksesori" utama Barbie, yaitu kekasih bernama Ken.
Kemudian Mattel menambahkan beberapa karakter, yaitu sahabat Barbie bernama Midge dan adik perempuan Barbie bernama Skippe. Lalu, pada 1980, boneka Barbie dirilis dalam inkarnasi Afrika-Amerika dan membuat debut Barbie Latina.
Dilansir dari Britannica, sejak 1970-an, Barbie telah dikritik karena materialisme (mengamati mobil, rumah, dan pakaian) dan proporsi tubuh yang tidak realistis. Bahkan, pada 1994, para peneliti di Finlandia mengumumkan bahwa jika Barbie adalah wanita sejati, ia tidak akan memiliki cukup lemak tubuh untuk menstruasi. Mattel menanggapi dengan mengganti cetakan bodi untuk Barbie pada beberapa kesempatan.
Lalu, pada 1995, Arab Saudi menghentikan penjualan Barbie karena tidak memenuhi kode berpakaian Islam sehingga beberapa boneka dikenakan jilbab untuk dipasarkan ke gadis-gadis Muslim. Lalu, pada 2016, Mattel merilis tiga ukuran tambahan Barbie, yaitu mungil, tinggi, dan melengkung.
Meskipun terdapat beberapa keluhan, tetapi banyak perempuan yang bermain dengan boneka memuji Barbie dengan memberikan alternatif untuk peran gender. Tidak seperti boneka bayi, Barbie tidak mengajarkan pengasuhan. Dilengkapi dengan perlengkapan karier, boneka itu adalah model swasembada finansial yang tidak didefinisikan oleh hubungan tanggung jawab kepada pria atau keluarga.
Mattel juga tidak menjadikan Barbie menjadi seorang ibu, tetapi mengeluarkan satu paket mainan bernama Barbie Baby-Sits. Saat ini, boneka Barbie telah menjadi simbol kapitalisme konsumen dan merupakan merek global, seperti Coca-Cola dengan pasar utama di Eropa, Amerika Latin, dan Asia.
Barbie adalah koleksi yang sangat populer. Penggemar tertarik pada Barbie lama dan Barbie edisi khusus yang diciptakan Mattel untuk melayani pasar. Meskipun penjualan sejak 2000-an tidak meningkat tajam layaknya pada 1990-an, tetapi Barbie masih memiliki variasi yang berjumlah miliaran per tahun dan memiliki pelanggan setia.
Pilihan Editor: Film Barbie dan Oppenheimer Tayang Bersamaan, Ini Kata Christopher Nolan