TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, 19 Juli pada 1985 Sjumandjaja meninggal. Ayah Aksan Sjuman dan Djenar Maesa Ayu ini adalah salah seorang penulis skenario dan sutradara film legendaris Indonesia. Simak profil dan perjalanan kariernya. Ia dikenal karena karya-karya film terbaiknya hingga akhir hayatnya.
Profil Singkat Sjumandjaja
Sjumandjaja adalah salah satu penulis dan sutradara film Indonesia yang terkenal dimasanya. Ia lahir pada 5 Agustus 1934, di Jakarta. Ia menempuh pendidikan tingkat atas di Sekolah Lanjutan Atas Taman Siswa.
Pada 1959, ia melanjutkan pendidikan tinggi setelah mendapat beasiswa di All Union State Institute of Cinematography, Moskow, Rusia. Sjumandjaja menamatkan studinya pada 1965, dengan predikat sangat memuaskan berkat tugas akhirnya, Bajangan, film pendek hitam putih berbahasa Rusia yang mengangkat cerita dari novel karya penulis Amerika, Erskin Caldwell. Ia menjadi orang ketujuh serta orang non-rusia pertama yang lulus dengan predikat tersebut sejak institusi terbentuk pada 1919.
Pada Juni 1962, Sjumandjaja menikah dengan Farida Oetoyo, wanita yang ditemuinya saat menempuh pendidikan di Rusia. Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai dua putra, yaitu Aridya Yudhistira dan Sri Aksana Sjuman. Namun pernikahan tersebut berakhir.
Kemudian, Sjumandjaya menikahi Toeti Kirana, aktris Si Doel Anak Modern. Mereka dikaruniai seorang putri bernama Djenar Maesa Ayu, penulis, aktris, serta sutradara. Pernikahan ini pun berakhir dengan perceraian pada tahun 1982. Selanjutnya pada 1984, Sjumandjaya menikah dengan artis Zoraya Perucha sampai akhir hayatnya.
Karier Sjumandjaja
Sjumandjaja dikenal sebagai penulis dan sutradara film Indonesia terkenal pada masanya. Sjumandjaja memulai karir filmnya di rumah produksi PT. Persari. Di rumah produksi tersebut, dua cerita pendek karangannya dinaikkan ke layar lebar. Kerontjong Kemayoran difilmkan dengan judul Saodah pada 1956 sementara Anakku Sajang difilmkan dengan judul yang sama pada 1957.
Di film yang disebut terakhir, ia pun menjadi asisten sutradara. Pada 1958, ia bekerja dalam departemen penulisan perusahaan tersebut di bawah pimpinan Asrul Sani.
Dikutip dari dinaskebudayaan.jakarta.go.id, melalui tangannya lahir sekitar 30 skenario, dua memenangkan Piala Citra, Laila Majenun (FFI, 1976) dan Si Doel Anak Modern (FFI, 1977). Pada 1985, ceritanya Kerikil-Kerikil Tajam mendapat Citra pada FFI.
Pada 1971, Sjumandjaja memulai karier sutradaranya dalam film Lewat Tengah Malam. Ia menghasilkan dua Piala Citra, yakni Si Doel Anak Modern pada FFI 1977 dan Budak Nafiu pada FFI 1984.
Filmografi Sjumandjaja
- Isamar (1969)
- Maribel (1969)
- Mundo De Fieras (1971)
- Lewat Tengah (1971)
- Flambojan (1972)
- Si Doel Anak Betawi (1972)
- Si Mamad (1973)
- Atheis (1974)
- Si Cantik Clara (1974)
- Laila Majenun (1975)
- Ka Ina (1975)
- Si Doel Anak Modern (1976)
- Pinangan (1976)
- Yang Muda Yang Bercinta (1976)
- Carita Pintada (1979)
- Kabut Sutra Ungu (1979)
- Di Cinta (1979)
- Rahasia Cinta (1981)
- R.A. Kartini
- Budak Nafsu (1983)
- Rebecca (1983)
- Kerikil-Kerikil Tajam (1984)
- Opera Jakarta (1985)
Pada Jumat, 19 Juli 1985, Sjumandjaja meninggal dunia karena serangan jantung dan akan dimakamkan hari Sabtu 20 Juli di Pekuburan Umum Kawi-Kawi Sentiong. Saat itu ia tengah menggarap film Opera Jakarta yang sudah hampir selesai.
Sebelum meninggal, Sjumandjaja mengikuti pengajian di rumah Ike Supomo, kemudian terjatuh dan tidak sadarkan diri. Sebelum mendapatkan serangan jantung, Sjumandjaja mengeluh sakit namun tidak dihiraukan karena selama berhari-hari melakukan shooting sampai larut malam tanpa istirahat.
Pilihan Editor: Mahakarya Mendiang Sutradara Sjumadjaja Film Horor sampai Sejarah