Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Review Film Shazam! Fury of the Gods, Lawan 3 Dewi untuk Misi Lindungi Bumi

image-gnews
Shazam! Fury of the Gods. Foto: XXI.
Shazam! Fury of the Gods. Foto: XXI.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Film komedi aksi kembali menghibur penikmat film bioskop. Shazam! Fury of the Gods mulai tayang hari ini, Rabu, 15 Maret 2023. Shazam! Fury of the Gods merupakan sekuel dari film pertama, Shazam! yang mulai dirilis pada 2019.

Shazam! Fury of the Gods merupakan film yang digarap sutradara David F. Sandberg yang mengadaptasi novel besutan DC. Film aksi bergenre superhero ini dibintangi oleh beberapa aktor seperti Zachary Levi, Asher Ange, Jack Dylan Grazer, Adam Brody, dan Rachel Ziegler. 

Sinopsis Shazam! Fury of the Gods

Film Shazam! Fury of the Gods menceritakan tentang petualangan remaja yatim piatu, Billy Batson (Asher Ange) yang mendapat kekuatan super setelah menemui penyihir tempat mistis bernama Rock of Eternity. Berawal dari Hespera dan Kalypso yang datang ke sebuah museum. Mereka mengambil tongkat sihir yang dipatahkan Billy di film pertama. 

Setelah mereka mendapatkannya, Hespera dan Kalypso memaksa penyihir Shazam! untuk dapat menyatukan tongkat sihir itu agar lebih kuat. Tongkat itu akan dipakai untuk membalas kematian ayah mereka. Ketiganya juga ingin merebut kekuatan keluarga Shazam!.

Hingga pada akhirnya muncul lah musuh baru bernama The Daughter of Atlas yang ingin menghancurkan dunia dan merebut kekuatan yang dimiliki Billy. Kalypso (Lucy Liu), Hespera (Helen Mirren), dan Anthea sangat kesal karena merasa kekuatan sejati dewa malah jatuh ke tangan remaja tanggung alih-alih digunakan untuk sesuatu yang lebih besar.

Karena hal tersebut Kalypso dan Hespera ingin merebut kekuatan Shazam Family yang berada di diri Billy dan keluarga adopsinya. Dengan kekuatan dewa atlas dan senjata suci yang dibuat oleh Hephaestus, Kalypso dan Hespera berusaha untuk menghancurkan dunia sekaligus untuk merebut kembali kekuatan dari manusia di bumi. 

Review Film Shazam! Fury of the Gods

Fury of the Gods ini bisa dibilang sebagai proses Billy dalam mengeksplorasi kearifan Solomon yang baru diketahuinya. Anehnya, Billy dan saudaranya ternyata masih belum menemukan nama superhero mereka padahal sudah beraksi selama puluhan tahun. Nah, Fury of the Gods memberikan jawaban bagi Billy dan saudara-saudaranya bahwa nama superhero mereka adalah Shazam, dari kata ajaib yang selalu mereka ucapkan selama bertahun-tahun.

Selain Billy semakin mengenal Shazam, Fury of the Gods kembali mengangkat konflik keluarga, baik dari sisi Billy maupun dari sisi villainnya. Jika film pertama memperlihatkan Billy yang ingin keluar dari keluarga angkatnya, film kedua malah menunjukkan bagaimana perjuangan Billy untuk terus bersama saudara angkatnya dalam menjalankan aksinya sebagai superhero.

Jika berbicara tentang akting, semua aktor yang tampil di Shazam! Fury of the Gods berhasil menampilkan aktingnya dengan sangat baik. Tidak ada yang terlihat lebih menonjol dibandingkan aktor lainnya. 

Tetapi dalam Fury of the Gods ini terdapat beberapa karakter yang penggambarannya tidak konsisten. Salah satu hal yang sangat mengganggu adalah penceritaan tentang Mary. Pada film pertamanya, Mary berhasil diterima di salah satu universitas tetapi dia merasa berat karena harus meninggalkan keluarganya. Namun di film keduanya yang berlatar 2-3 tahun setelah film pertama, Mary diceritakan masih berusaha mencari tempat kuliah dan masih tinggal bersama keluarganya. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun di antara karakter yang ada di SHAZAM, ada salah satu karakter yang inkonsisten yaitu villainnya. Film ini menampilkan tiga villain yang disebut sebagai Daughters of Atlas, terdiri dari Hespera, Kalypso, dan Anthea. Kalypso dan Anthea cukup konsisten dengan motivasi mereka. Namun, Hespera yang merupakan orang tertua sekaligus pemimpin Daughters of Atlas di dalam film ini sangat tidak konsisten. 

Awalnya, motivasi Hespera sangat membenci Shazam karena penyihir itu mencuri kekuatan para dewa. Belakangan, Hespera menemukan Benih Kehidupan yang membuat kebenciannya pada Shazam menghilang, dan sebaliknya dia membantu pahlawan super itu. Konflik antara Hespera dan Shazam di awal film terasa sia-sia.

Secara keseluruhan, Shazam! Fury of the Gods menghadirkan angin segar bagi penikmat film, terutama di Indonesia, yang sedang banyak diputarkan film horor. Film Shazam! Fury of the Gods bisa ditonton segala usia dan sangat menghibur.  Cocok ditonton saat akhir pekan sambil melepaskan penat sepekan bekerja. 

DWI NUR AZIZAH

Pilihan Editor: Aquaman 2 dan Sekuel Shazam! Kembali Alami Penundaan Tayang

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Review Film Cash Out: Serba Kurang Meyakinkan

1 hari lalu

Film Cash Out yang dibintangi John Travolta. Dok. Saban Films
Review Film Cash Out: Serba Kurang Meyakinkan

Review film Cash Out yang dibintangi John Travolta sebagai dalang kriminal yang menghadapi pengkhianatan terbesar pada karier pencuriannya.


Menonton How to Make Millions Before Grandma Dies, Siapkan Tisu yang Banyak

7 hari lalu

Poster film How to Make Millions Before Grandma Dies. Foto: Twitter.
Menonton How to Make Millions Before Grandma Dies, Siapkan Tisu yang Banyak

Film Thailand, How to Make Millions Before Grandma Dies ini sukses membuat satu bioskop beruraian air mata.


Review Film The Ministry of Ungentlemanly Warfare: Lugas dan Menyenangkan

9 hari lalu

The Ministry of Ungentlemanly Warfare. Dok. Black Bear Pictures dan Lionsgate
Review Film The Ministry of Ungentlemanly Warfare: Lugas dan Menyenangkan

Dibintangi Henry Cavill, film The Ministry of Ungentlemanly Warfare diangkat dari kisah nyata saat berlangsungnya Perang Dunia II, berikut ulasannya:


Review Film Kingdom of the Planet of the Apes: Fiksi Klan Kera yang Menyeret Banyak Makna

10 hari lalu

Poster film Kingdom of the Planet of the Apes. Foto: Istimewa.
Review Film Kingdom of the Planet of the Apes: Fiksi Klan Kera yang Menyeret Banyak Makna

Kingdom of the Planet of the Apes ini juga menyeret makna-makna yang juga membuat penonton terenyuh.


Review Film Abigail: Horor Thriller Penculikan Vampir Dibalut Komedi dan Drama

15 hari lalu

Poster film Abigail. Foto: Istimewa.
Review Film Abigail: Horor Thriller Penculikan Vampir Dibalut Komedi dan Drama

Film Abigail bercerita tentang kawanan penculik menangkap seorang putri balerina, anak seorang tokoh dunia bawah tanah yang kuat


Review Film Glenn Fredly The Movie: Nostalgia hingga Menguras Air Mata

23 hari lalu

Glenn Fredly The Movie. Dok. Poplicist Publicist
Review Film Glenn Fredly The Movie: Nostalgia hingga Menguras Air Mata

Glenn Fredly The Movie mengisahkan perjalanan hidup, karier, hingga cinta dari Bung Glenn yang diperankan apik oleh Marthino Lio.


Review Film Siksa Kubur: Horor Religi yang Dikemas Rapi dan Punya Makna Mendalam

42 hari lalu

Poster film Siksa Kubur. Dok. Poplicist
Review Film Siksa Kubur: Horor Religi yang Dikemas Rapi dan Punya Makna Mendalam

Siksa Kubur dimainkan oleh para aktor terbaik nomine dan penerima Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI).


Godzilla X Kong: The New Empire, Melihat Perkembangan Karakter Kong Jadi Pemimpin Sejati

51 hari lalu

Godzilla x Kong: The New Empire. Foto: Warner Bros.
Godzilla X Kong: The New Empire, Melihat Perkembangan Karakter Kong Jadi Pemimpin Sejati

Godzilla X Kong: The New Empire menjadi film kelima dalam franchise MonsterVerse yang dituturkan perlahan tapi diimbangi visualisasi menarik.


Review Film Para Betina Pengikut Iblis 2, Budaya Klenik dan Pendalaman Karakter

54 hari lalu

Poster Para Betina Pengikut Iblis 2. Foto: Max Pictures.
Review Film Para Betina Pengikut Iblis 2, Budaya Klenik dan Pendalaman Karakter

Para Betina Pengikut Iblis 2, seperti halnya film pertama, penonton dibatasi usia 21 tahun ke atas


Review Film Keluar Main 1994, Dilema Remaja SMA yang Relatable

54 hari lalu

Poster film Keluar Main 1994. Foto: Finisia.
Review Film Keluar Main 1994, Dilema Remaja SMA yang Relatable

Film Keluar Main 1994 memadukan unsur budaya, edukasi, keluarga, dan asmara di kalangan anak SMA yang dekat dengan remaja Indonesia.