Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rumah Soedjatmoko di Menteng Jadi Museum Arsip, Ceritakan Perjalanan Sang Dubes Semasa Hidup

image-gnews
Pembukaan pameran arsip dan diskusi publik bertajuk
Pembukaan pameran arsip dan diskusi publik bertajuk "Membaca Soedjatmoko dari Rumah dan Ingatan" di Rumah Soedjatmoko, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Senin 9 Januari 2023. Tempo/ Hamdan C Ismail
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kediaman Soedjatmoko di Jalan Tanjung nomor 18, Gondangdia, Menteng disulap menjadi museum arsip yang menceritakan perjalanan Soedjatmoko selama hidupnya. Dalam rumah tua bergaya klasik itu, ditampilkan beberapa memorabilia guna mengenang serta mempelajari warisan gagasan dari intelektual yang pernah menjadi Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat tersebut.

Pameran arsip itu secara resmi dibuka pada Senin, 9 Januari 2023. Peresmian itu dibuka dengan diskusi publik bertajuk Membaca Soedjatmoko dari Rumah dan Ingatan di halaman rumah. Hadir dalam diskusi tersebut, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Hilmar Farid; aktivis, Kamala Chandrakirana; satrawan, Esha Tegar Putra; dan Direktur Utama Samudera Indonesia, Bani M. Mulia.

Gambarkan Perjalanan Sosial Politik Soedjatmoko

Aktivis yang merupakan anak sulung dari Soedjatmoko, Kamala Chandrakirana mengungkapkan bahwa pameran ini tidak hanya menggambarkan sosok sang intelektual, namun juga menceritakan perjalanan sosial politik di masa lalu. Pameran ini, menurut perempuan yang akrab dipanggil Nana, akan menjadi sarana pembelajaran bagi para pengunjung yang hadir 

"Arsip-arsip ini sebagian memang menggambarkan Soedjatmoko. Tapi ketika saya baca, dia seperti menggambarkan kepada kita sebuah era di mana perbincangan-perbincangan yang terjadi, semangat, cara bahasa yang kita baca pada surat-surat tahun 1960-an atau1940-an, dan sebagainya, itu menggambarkan era sosial politik kita yang telah lalu," kata Nana.

"Mudah-mudahan menggugah ingatan terhadap sejarah kita sendiri dari segi sejarah pemikiran dan perbincangan yang kita miliki sebagai bangsa. Mudah-mudahan ini bisa men-trigger perbincangan dan inisiatif, sehingga kita tidak berhenti di sini," ujarnya menambahkan.

Hilmar Farid mengungkapkan bahwa pembacaan terhadap arsip semacam ini sangat penting untuk generasi sekarang. Usaha semacam ini, menurutnya agar tidak melulu pameran arsip sebagai upaya merekonstruksi masa lalu. 

"Mungkin banyak tersedia arsip-arsip yang sifatnya formal dari pemerintah dan laporan macam-macam. Tapi bahan seperti ini yang sebetulnya membuat kita bisa memahami dinamika sejarah itu jauh lebih baik. Laporan formal kadang tidak mencerminkan dinamika dalam kehidupan itu," ucap Hilmar.

Pameran Arsip Soedjatmoko dalam Rumah

Esha Tegar Putra selaku kurator museum mengungkapkan bahwa pameran ini penting dikarenakan sosok Soedjatmoko yang cukup penting dalam sejarah Indonesia. Terlebih sosok Soedjatmoko hadir dalam berbagai peristiwa penting pada masa perjuangan Indonesia.

 Rumah dan arsip ini pun, menurut Esha, adalah satu paket yang tidak bisa dipisahkan. Dalam rumah tersebut, mengalir gagasan-gagasan pemikiran Soedjatmoko. Selain itu, rumah tersebut dulunya juga tempat diskusi untuk para tokoh-tokoh perjuangan, seperti Soe Hok Gie.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Arsip dan rumah ini adalah satu paket yg tidak bisa dilepaskan. Jadi arsip itu bagaimana tetap kita pamerkan, kenapa tidak dibawa keluar karena satu paket. Rumah ini juga saksi bisu saat orang-orang teman-teman Soedjatmoko juga berdiskusi di sini. Termasuk mahasiswa periode 60, termasuk Soe Hok Gie juga ikut, diceritakan oleh Arief Budiman, ikut berdiskusi di sini," kata Esha.

"Jadi satu hal itu yang kita pikir bahwa untuk memamerkan arsip Soedjatmoko ini mesti diselenggarakan di rumah ini. Dengan kesederhanaan dan segala macamnya," kata dia. 

Pameran ini berlangsung dari hari ini, Selasa, 10 Januari hingga Sabtu, 14 Januari 2023. Acara ini diselenggarakan oleh program Membaca Soedjatmoko, berkolaborasi dengan Samudera Indonesia, AJAR, Future Institut, Prisma dan Studio Aliri. Pameran ini pun merupakan penutup atas rangkaian kegiatan peringatan 100 tahun sang intelektual yang digelar sejak 10 Januari 2022.

Dalam rumah Soedjatmoko ini ditampilkan beberapa arsip-arsip yang disimpan dan dirawat oleh keluarga Soedjatmoko. Dari beberapa kumpulan foto, tulisan, kliping, hingga beberapa penghargaan yang telah diterima Soedjatmoko. Pengunjung juga dapat merasakan sensasi menulis dengan mesin ketik jaman dulu di sudut museum. Di dalam rumah juga terputar film "SOEDJATMOKO Jejak Akar Kultural Leluhur". 

Pameran ini dikuratori oleh sastrawan dan pegiat arsip, Esha Tegar Putra dan peneliti, jurnalis investigasi, dan editor, Kelana Wisnu. Selain pameran arsip, pameran ini juga menampilkan karya respons dari Danya Adhalia, Banu Karim, Samitra Burgess, dan Liam Burgess. Rumah Soedjatmoko dibuka untuk umum dengan pembatasan kuota dan pemesanan tiket gratis melalui Loket.com di tautan www.loket.com/event/rumahmembacasoedjatmoko.

Baca: Membawa Misteri Laut ke Ruang Pamer

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Polisi Jerman Tembak Mati Tersangka di Dekat Konsulat Israel di Munich

2 hari lalu

Polisi berjaga setelah polisi Jerman melepaskan tembakan ke arah seorang tersangka setelah melihat seseorang yang tampaknya membawa pistol di dekat konsulat Israel dan museum sejarah Nazi di pusat kota Munich, Jerman, 5 September 2024. REUTERS/Anja Guder
Polisi Jerman Tembak Mati Tersangka di Dekat Konsulat Israel di Munich

Polisi Jerman menembak mati seorang pria dalam baku tembak di dekat konsulat Israel dan museum sejarah Nazi di Munich


Kota Seribu Air Mancur di Prancis yang Menarik Dikunjungi

3 hari lalu

Aix de Provence. Prancis. Unsplash.com/Vicktor Hesse
Kota Seribu Air Mancur di Prancis yang Menarik Dikunjungi

Ada banyak hal yang ditawarkan Aix de Provence yang terletak di Prancis Selatan


Panduan Liburan ke London Bersama Keluaga

3 hari lalu

Tower of London. Unsplash.com/Gavin Allanwood
Panduan Liburan ke London Bersama Keluaga

Kalau ingin mengunjungi London untuk liburan bersama keluarga, penting untuk membuat rencana perjalanan dengan baik


Berkunjung ke Museum HAM Munir di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

6 hari lalu

Berkunjung ke Museum HAM Munir di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Malang. Beberapa pengunjung terlihat membaca kilas balik kasus HAM di Indonesia yang dipamerkan di museum tersebut pada Kamis 29 Agustus 2024. Foto Fachri Hamzah/TEMPO.
Berkunjung ke Museum HAM Munir di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Fakultas Hukum Universitas Brawijaya dirikan Museum HAM Munir . Museum ini berisikan patung munir dan catatan perjalanan Munir se masa hidup.


Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid soal Monumen Korban Penghilangan Paksa: Penting untuk Menjaga Ingatan Kolektif

7 hari lalu

Petrus Bima Anugerah alias Bimo Petrus ( memakai topi) saat mengunjungi kos-kosan aktivis SMID di Jalan Jojoran Surabaya pertengahan 1997.  Foto: dok Ikohi
Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid soal Monumen Korban Penghilangan Paksa: Penting untuk Menjaga Ingatan Kolektif

Hilmar Farid mengatakan mengabadikan perjuangan hak asasi manusia (HAM) melalui monumen adalah cara penting untuk menjaga ingatan kolektif.


Balita Tak Sengaja Pecahkan Guci Kuno di Museum Usia Ribuan Tahun

9 hari lalu

Balita 4 tahun di Israel pecahkan guci usia 1500 tahun di sebuah museum. ndtv.com
Balita Tak Sengaja Pecahkan Guci Kuno di Museum Usia Ribuan Tahun

Guci di museum yang tak sengaja dipecahkan balita itu berasal dari zaman perunggu berusia 2200 dan 1500 sebelum masehi atau artefak yang sangat langka


Buat Pecinta Sejarah, 6 Museum yang Asyik Dikunjungi saat Traveling ke Eropa

16 hari lalu

Museum Louvre, Paris, Prancis. Unsplash.com/Ahmad
Buat Pecinta Sejarah, 6 Museum yang Asyik Dikunjungi saat Traveling ke Eropa

Selain Museum Louvre di Paris, Prancis, ada lima museum lain yang tersebar di Eropa buat pecinta sejarah.


Kemendikbudristek Gelar Sarasehan Nasional Penghayat Kepercayaan, Penyusutan Organisasi Jadi Bahasan

18 hari lalu

Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek  menyelenggarakan Sarasehan Nasional Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa di Hotel Wyndham Surabaya, Selasa, 19 Agustus 2024. Kegiatan selama tiga hari itu dihadiri ratusan penghayat kepercayaan di Jawa maupun luar Jawa. TEMPO/Kukuh S. Wibowo
Kemendikbudristek Gelar Sarasehan Nasional Penghayat Kepercayaan, Penyusutan Organisasi Jadi Bahasan

Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek memfasilitasi kegiatan sarasehan nasional bagi kelompok penghayat dan masyarakat adat.


Serunya Wisata Virtual Reality ke 50 Destinasi Tanah Air di Jogja National Museum

28 hari lalu

Pengunjung menjajal wahana virtual reality di Jogja National Museum (JNM) Bloc Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Serunya Wisata Virtual Reality ke 50 Destinasi Tanah Air di Jogja National Museum

Sekitar 50 tempat wisata di Indonesia dapat dinikmati pengunjung dalam pameran yang berlangsung 9 - 15 Agustus 2024 di Jogja National Museum.


Museum Sangiran dan BRIN Gelar Kompetisi Makalah Pengelolaan Museum dan Situs Prasejarah di Indonesia

29 hari lalu

Rekosntruksi manusia purba yang dipajang di Museum Sangiran, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, 27 Desember 2014. TEMPO/Frannoto
Museum Sangiran dan BRIN Gelar Kompetisi Makalah Pengelolaan Museum dan Situs Prasejarah di Indonesia

Museum Sangiran berkolaborasi dengan BRIN akan menyelenggarakan forum ilmiah yang membahas berbagai isu terkait prasejarah Indonesia.