Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Membawa Misteri Laut ke Ruang Pamer

image-gnews
Pengunjung pameran mengamati lukisan
Pengunjung pameran mengamati lukisan "Tarian Nafas Laut" karya Yaqob Elka, di Balai Soedjatmoko, Solo.Tempo/Andry Prasetyo
Iklan


TEMPO Interaktif, Surakarta - -Puluhan lukisan bertema laut menyegarkan ruang pamer Balai Soedjatmiko, Surakarta. Beberapa lukisan dengan komposisi warna biru yang cukup dominan menyambut pengunjung yang memasuki ruang pamer tersebut. Siapa sangka, pantai di Aceh nan indah yang menjadi inspirasi lukisan tersebut pernah meluluhlantakkan kota dan membawa korban ribuan nyawa, sekitar enam tahun silam.

Sekitar 20 karya milik pelukis muda Yaqub Elka itu dipajang dalam sebuah pameran tunggal bertajuk Tarian Nafas Laut. Pameran tersebut digelar di Balai Soedjatmoko Surakarta, 12 hingga 20 November 2010.

Sebagian besar lukisan laut karya Yakub Elka itu memang didominasi warna biru. Namun di beberapa lukisan, terdapat perbedaan menyolok. Beberapa justru didominasi dengan warna jingga dan hitam. Menilik dari judul yang digunakan, komposisi warna tersebut menunjukkan waktu, baik pagi, siang, senja serta malam. Dalam lukisan berjudul Laut Jelang Malam misalnya, warna lukisan lebih didominasi warna jingga, yang menggambarkan laut yang tengah disorot oleh matahari senja hari.

Hanya saja, diantara puluhan karya tersebut, terdapat satu kesamaan. Guratan kuas di atas kanvas tersebut membentuk garis-garis yang memberi makna terhadap lukisan tersebut. Dalam lukisan yang menggambarkan keindahan pantai, guratan garis tersebut terlihat lebih kalem, dengan warna-warna yang lembut. Namun pada lukisan yang menggambarkan kedahsyatan gelombang, Elka menggunakan garis-garis yang cukup tegas, dengan warna yang lebih gelap.

Ada kalanya, beberapa lukisan tersebut terlihat mirip. Dalam lukisan berjudul Kekuatan Laut dan lukisan Kedatangan Dari Nafas Saja, misalnya, keduanya hampir mirip, termasuk komposisi warnanya. Yang membedakan adalah bentuk garis lurus dan lengkung yang digunakan dalam lukisan tersebut.

Melalui berbagai lukisan tersebut, Elka terlihat ingin mempersonifikasi laut, seolah-olah laut itu memiliki nyawa. Bagi dia, laut merupakan sebuah misteri, yang bisa membawa keindahan sekaligus rasa ngeri dengan kedahsyatan gelombangnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lukisan yang dipamerkan tersebut rata-rata diselesaikan pada 2009 dan 2010. Lukisan tersebut terinspirasi pada saat Yaqub berada di Aceh sekitar enam tahun lalu, beberapa saat sebelum dilanda tsunami. “Saya mengamati indahnya laut Aceh selama satu setengah bulan,†kata Yaqub. Dari sana, dia melihat bahwa laut merupakan salah satu obyek yang mampu mewakili berbagai ekspresi manusia.

Kekagumannya terhadap laut yang membawa berjuta misteri dan eskpresi itu dituangkannya dalam karya lukisan. Ekspresi tersebut ditampakkan melalui goretan garis dalam lukisan, terkadang berupa garis lurus yang gelap, atau garis lengkung dengan warna yang kalem.

Yaqub Elka merupakan pelukis muda berbakat dari Jakarta, yang seringkali menghasilkan lukisan berupa potret kehidupan. Selama menekuni dunia seni rupa, Yakub Elka telah beberapa kali mendapatkan penghargaan. Elka pernah menghasilkan karya poster terbaik dalam peringatan 50 tahun Hak Asasi Manusia (1998). Ia juga memperoleh penghargaan dari Presidium mahasiswa Universitas Katolik Atmajaya, Jakarta (1999) dan penghargaan Philip-Morris Art Awards Indonesia (2000).

(ahmad rafiq)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

26 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

33 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.