TEMPO Interaktif, Surakarta - -Puluhan lukisan bertema laut menyegarkan ruang pamer Balai Soedjatmiko, Surakarta. Beberapa lukisan dengan komposisi warna biru yang cukup dominan menyambut pengunjung yang memasuki ruang pamer tersebut. Siapa sangka, pantai di Aceh nan indah yang menjadi inspirasi lukisan tersebut pernah meluluhlantakkan kota dan membawa korban ribuan nyawa, sekitar enam tahun silam.
Sekitar 20 karya milik pelukis muda Yaqub Elka itu dipajang dalam sebuah pameran tunggal bertajuk Tarian Nafas Laut. Pameran tersebut digelar di Balai Soedjatmoko Surakarta, 12 hingga 20 November 2010.
Sebagian besar lukisan laut karya Yakub Elka itu memang didominasi warna biru. Namun di beberapa lukisan, terdapat perbedaan menyolok. Beberapa justru didominasi dengan warna jingga dan hitam. Menilik dari judul yang digunakan, komposisi warna tersebut menunjukkan waktu, baik pagi, siang, senja serta malam. Dalam lukisan berjudul Laut Jelang Malam misalnya, warna lukisan lebih didominasi warna jingga, yang menggambarkan laut yang tengah disorot oleh matahari senja hari.
Hanya saja, diantara puluhan karya tersebut, terdapat satu kesamaan. Guratan kuas di atas kanvas tersebut membentuk garis-garis yang memberi makna terhadap lukisan tersebut. Dalam lukisan yang menggambarkan keindahan pantai, guratan garis tersebut terlihat lebih kalem, dengan warna-warna yang lembut. Namun pada lukisan yang menggambarkan kedahsyatan gelombang, Elka menggunakan garis-garis yang cukup tegas, dengan warna yang lebih gelap.
Ada kalanya, beberapa lukisan tersebut terlihat mirip. Dalam lukisan berjudul Kekuatan Laut dan lukisan Kedatangan Dari Nafas Saja, misalnya, keduanya hampir mirip, termasuk komposisi warnanya. Yang membedakan adalah bentuk garis lurus dan lengkung yang digunakan dalam lukisan tersebut.
Melalui berbagai lukisan tersebut, Elka terlihat ingin mempersonifikasi laut, seolah-olah laut itu memiliki nyawa. Bagi dia, laut merupakan sebuah misteri, yang bisa membawa keindahan sekaligus rasa ngeri dengan kedahsyatan gelombangnya.
Lukisan yang dipamerkan tersebut rata-rata diselesaikan pada 2009 dan 2010. Lukisan tersebut terinspirasi pada saat Yaqub berada di Aceh sekitar enam tahun lalu, beberapa saat sebelum dilanda tsunami. “Saya mengamati indahnya laut Aceh selama satu setengah bulan,†kata Yaqub. Dari sana, dia melihat bahwa laut merupakan salah satu obyek yang mampu mewakili berbagai ekspresi manusia.
Kekagumannya terhadap laut yang membawa berjuta misteri dan eskpresi itu dituangkannya dalam karya lukisan. Ekspresi tersebut ditampakkan melalui goretan garis dalam lukisan, terkadang berupa garis lurus yang gelap, atau garis lengkung dengan warna yang kalem.
Yaqub Elka merupakan pelukis muda berbakat dari Jakarta, yang seringkali menghasilkan lukisan berupa potret kehidupan. Selama menekuni dunia seni rupa, Yakub Elka telah beberapa kali mendapatkan penghargaan. Elka pernah menghasilkan karya poster terbaik dalam peringatan 50 tahun Hak Asasi Manusia (1998). Ia juga memperoleh penghargaan dari Presidium mahasiswa Universitas Katolik Atmajaya, Jakarta (1999) dan penghargaan Philip-Morris Art Awards Indonesia (2000).
(ahmad rafiq)