Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Novel Danum, Gundah Masyarakat Adat Vs Perusahaan Sawit Berbalut Kisah Kasih

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Novel Danum. Dok Pribadi
Novel Danum. Dok Pribadi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tak banyak karya sastra, novel misalkan, yang menelusuri kehidupan masyarakat Kalimantan, terutama yang hidup di pelosok. Sastra Indonesia sudah cukup lama "berkutat" pada pulau Jawa dan Sumatera.

Jumlah karya sastra yang muncul dari daerah lain, bercerita tentang masyarakat lokal, anggaplah misalnya yang bermukim di Kalimantan, Sulawesi, Papua, bukan tidak ada. Hanya saja, jumlahnya masih begitu sedikit dari seharusnya, sehingga pengetahuan mengenai kondisi masyarakat tersebut dalam ranah sastra menjadi terbatas.
Danum berusaha menutupi bagian yang kurang tadi.

Danum merupakan novel yang berkisah tentang masyarakat Uud Danum di pelosok Kalimantan Barat. Novel ini berporos pada tiga tokoh, yakni Aloisius Santo, Nadi, dan Benediktus.

Aloisius Santo merupakan intelektual kampung yang terlalu lama berada di kota. Dia berusaha mengabdi pada kampung dengan menyelamatkan permukiman desa dan hutan sekitarnya dari perusahaan sawit. Benediktus adalah adik dari Aloisius Santo. Benediktus tidak bersekolah tinggi sebagaimana abangnya. Dia gambaran masyarakat desa sederhana yang tujuan hidupnya hanya berkisar pada keluarga dan cari duit. Hal ini juga yang menjadi motivasinya untuk menanam sawit.

Sementara Nadi, seorang peneliti sastra lisan dan budaya. Keberadaannya di Desa Sakai didorong perasaan kasihnya kepada gadis desa, Puhtir. Puhtir adalah cucu dari dukun adat. Puhtir memiliki kemampuan untuk melantunkan sastra lisan yang sudah nyaris punah saat ini. Dia juga masih menganut kepercayaan Kaharingan, kepercayaan kuno masyarakat Uud Danum.

Sebagian cerita dalam novel Danum berdasarkan kisah nyata, terutama persoalan konsesi sawit yang dihadapi oleh masyarakat. Namun tidak serta merta novel ini hanya berkutat pada konflik agraria. Lebih tepat jika dikatakan Danum berusaha menyampaikan kondisi masyarakat adat dan desa saat ini, degradasi identitas hingga perubahan yang dimungkinkan oleh berbagai faktor. Sawit hanya merupakan satu di antara faktor pemantik perubahan tersebut.

Mempertahankan hutan di negara ini sudah nyaris sama rumitnya dengan usaha seekor ikan untuk menjadi hewan darat. Banyak yang mulai berpikir bahwa Tuhan lepas tangan jika sudah bicara perkara lahan. -Santo

Kematian seorang tua, sama artinya punahnya sebuah perpustakaan. Siapa kini yang bisa melantunkan Kolimoi dan Tahtum? Kematian Nek Ga juga menjadi kematian identitas kampung ini. –Nadi

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Aku memang hanya orang kecil, yang hidup di kampung kecil, dan hanya mampu melakukan tindakan-tindakan kecil. Tetapi aku berhak memilih untuk berjiwa besar. –Benediktus

Penulis Danum, Abroorza A. Yusra telah lama berkutat dengan masyarakat adat dan pelosok di Kalimantan Barat. Pria lulusan Sastra Indonesia Universitas Padjadjaran ini aktif dalam bidang budaya, sastra, dan konservasi lingkungan di Kalimantan Barat.

Danum merupakan novel pertamanya yang dibukukan. Sebelumnya, dia pernah menulis esai dan apresiasi sastra, yang sebagian telah diterbitkan dalam buku Kita Kata Kata Kita (2018). Sehari-hari, Abroorza menghabiskan waktu untuk menulis isu dan program konservasi lingkungan yang dibukukan oleh yayasan lingkungan tempat dia beraktivitas. Pria kelahiran 1987 ini sekarang bermukim di Singkawang, Kalimantan Barat.

Penulis Novel Danum Abroorza A. Yusra. Dok Pribadi

Novel Danum

Judul: Danum
Penulis: Abroorza A. Yusra
Penerbit: Enggang Media, Pontianak
Cetakan I: Februari 2021
Halaman: iv + 477 hlm
Ukuran: 14 x 21 cm
ISBN: 978-623-7132-30-1

Baca juga:
7 Drama Asia Baru Ini Hasil Adaptasi Novel dan Komik, Mana Favorit Anda?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dipenjara Israel 20 Tahun, Penulis Palestina Menangkan Hadiah Arab Bergengsi

4 hari lalu

Penulis Palestina Basim Khandaqji. Foto : X
Dipenjara Israel 20 Tahun, Penulis Palestina Menangkan Hadiah Arab Bergengsi

Penulis Palestina Basim Khandaqji, yang dipenjara 20 tahun lalu di Israel, memenangkan hadiah bergengsi fiksi Arab pada Ahad


Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

5 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo. Dok.TEMPO/Suryo Wibowo
Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.


Berpulang Sehari sebelum Hari Puisi Nasional, Berikut Perjalanan Kepenyairan Joko Pinurbo

5 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo. Dok.TEMPO/Suryo Wibowo
Berpulang Sehari sebelum Hari Puisi Nasional, Berikut Perjalanan Kepenyairan Joko Pinurbo

Nama Joko Pinurbo mulai dikenal luas saat menerbitkan buku antologi puisi Celana pada 1999.


Maraknya Film Horor Tidak Meneror Pembaca Sastra Horor

5 hari lalu

Sejumlah penulis horor menggunakan beragam pendekatan dan penggalian ide dalam berkarya.
Maraknya Film Horor Tidak Meneror Pembaca Sastra Horor

Mengapa kenaikan jumlah peminat film horor tak sejalan dengan jumlah pembaca sastra horor?


Joko Pinurbo Meninggal Dunia, Penulis Berduka Lewat Media Sosial

6 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo. Dok.TEMPO/Suryo Wibowo
Joko Pinurbo Meninggal Dunia, Penulis Berduka Lewat Media Sosial

Sahabat dan juga teman dekat Joko Pinurbo dari kalangan sastrawan mengungkapkan duka mendalam melalui media sosial X, Sabtu, 27 April 2024.


Sastrawan Joko Pinurbo Wafat, Sang Anak Ungkap Keluhan di Paru-paru

6 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo saat menghadiri acara Kompasianival di Lippo Mall, Jakarta Timur, Sabtu, 21 Oktober 2017. Tempo/M JULNIS FIRMANSYAH
Sastrawan Joko Pinurbo Wafat, Sang Anak Ungkap Keluhan di Paru-paru

Sastrawan Joko Pinurbo alias Jokpin, berpulang pada usia 61 tahun, Sabtu pagi 27 April 2024 di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta pukul 06.03 WIB.


Hari Bumi 22 April, Ford Foundation Ingatkan Soal Keadilan Tata Kelola Tanah Adat

10 hari lalu

Aktivis lingkungan membentangkan poster saat aksi Hari Bumi di kawasan Dago Cikapayang, Bandung, Jawa Barat, 22 April 2024. Para aktivis lingkungan hidup dari Orang Muda Berkoalisi berkampanye sampah plastik dengan tema Bumi Pasundan Bebas Plastik Polutan. TEMPO/Prima mulia
Hari Bumi 22 April, Ford Foundation Ingatkan Soal Keadilan Tata Kelola Tanah Adat

Ford Foundation menilai Hari Bumi bisa menjadi momentum untuk mengingatkan pentingnya peran komunitas adat untuk alam.


Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

13 hari lalu

Wan Chai, Hong Kong. Unsplash.com/Letian Zhang
Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni


Sastrawan Yudhistira Massardi Berpulang, Berikut Karya dan Penghargaan Sepanjang Kariernya

30 hari lalu

Makam sastrawan Yudhistira Massardi di TPU Pedurenan, Bantar Gebang, Bekasi, Rabu, 3 April 2024. Foto: Istimewa
Sastrawan Yudhistira Massardi Berpulang, Berikut Karya dan Penghargaan Sepanjang Kariernya

Sastrawan Yudhistira Massardi meninggal dalam usia 70 tahun pada Selasa 2 April 2024 di RSUD Bekasi. Ini karya dan penghargaan yang diterimanya.


Karya Abadi Yudhistira Massardi, Arjuna Mencari Cinta dari Trilogi Novel Hingga Layar Lebar

30 hari lalu

Novel Arjuna Mencari Cinta karya Yudhistira Massardi. Gramedia
Karya Abadi Yudhistira Massardi, Arjuna Mencari Cinta dari Trilogi Novel Hingga Layar Lebar

Arjuna Mencari Cinta, novel populer karya Yudhistira Massardi pernah difilmkan pada 1979. Judul novelnya pernah dikutip jadi lagu dan sinetron.