TEMPO.CO, Jakarta - Tompi mengunggah hasil pertemuan dia bersama sejumlah artis dengan Presiden Joko Widodo di Kompleks Kepresidenan beberapa waktu lalu di akun Instagramnya, Ahad, 26 Juli 2020. Jokowi mengundang para artis itu ke Istana Negara pada Selasa, 14 Juli 2020. Selain Tompi, artis lain itu antara lain Andre Taulany, Butet Kertaredjasa, Cak Lontong, Yovie Widianto, Yuni Shara, Raffi Ahmad, Ari Lasso, Desta, Anji, dan Once
Saat pertemuan itu, Tompi, sebagai dokter, memberikan masukan untuk Presiden Jokowi. Seorang netizen kemudian meminta Tompi untuk memberikan tindakan bagi artis atau figur publik yang tidak percaya dengan Covid-19. "Tidak percaya terus melakukan tindakan yang meresahkan....nyebelin banget," tulis @m112na.
Dokter bedah plastik inipun memberikan tanggapan atas permintaan ini. "Simpan energinya buat yang lebih bermanfaat," jawab Tompi.
Penyayi Tompi bertemu dengan Presiden Jokowi
Tompi menjelaskan masukan apa saja yang ia berikan kepada Jokowi berkaitan dengan penanganan Covid-19. "Kebijakan rapid test saja (antibody based) untuk tidak dijadikan protokol deteksi Covid-19. Saya sudah jabarkan mengapanya saat itu, kecuali rapid test antigen based dan diperkuat dengan modalitas lain. Jadi tidak sebagai single modalitas," tulis Tompi.
Salah satu personel Trio Lestari ini mengaku sudah mengingatkan presiden pentingnya fungsi pengawasan aparat sehari-sehari untuk menegur dengan cara sopan kepada masyarakat yang lalai atau lupa menjalankan protokol kesehatan. "Makanya aparat perlu disebar merata dan dapat dirasakan kehadirannya," tulisnya.
Tompi menyarankan agar presiden mempertimbangkan penggunaan CT Scan thoraks low dose untuk diagnostik calon penumpang pesawat. Langkah ini, diakuinya, mungkin mahal dan ribet karena memerlukan instalasi mesin CT scan tersebut di bandara. "Tapi ini salah satu upaya yang mungkin dilakukan dan memberikan hasil segera," ujarnya.
Menurut Tompi, rapid test bisa dikombinasikan sebagai pelengkap. Ia menegaskan, mencegah penularan dalam 1 pesawat amat penting lantaran bisa menular meluas ke daerah lain. "Kebijakan terhadap pembatasan penumpang transportasi massal perlu diselaraskan dengan distribusi jam kerja sehingga mencegah massa menumpuk," tulis Tompi.
Catatan redaksi: Berita ini telah dikoreksi pada Senin, 27 Juli 2020, pukul 19.33. Mohon maaf atas kekeliruannya.