Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Persaingan Hanum & Rangga - A Man Called Ahok Pengaruhi Penonton

Reporter

Editor

Aisha Shaidra

image-gnews
Film A Man Called Ahok dan Hanum & Rangga tayang di hari yang sama
Film A Man Called Ahok dan Hanum & Rangga tayang di hari yang sama
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Persaingan antara film Hanum & Rangga versus A Man Called Ahok yang tengah menjadi perdebatan membuat sutradara Indonesia Nurman Hakim angkat suara dengan meminta penonton Indonesia agar melihat, menikmati dan menghargai kedua film tersebut murni sebagai sebuah film dan karya seni.

"Lepaskan dari konteks politik yang luas, ketika membaca dan menafsir film tersebut. Lihat itu sebagai sebuah film dan karya seni, pasti ada sesuatu yang ingin disampaikan di situ kendati pada saat kita menontonnya dalam hati kita ada ketidaksetujuan," ujar Nurman kepada Antara di Jakarta, Selasa malam.

Dia mengajak agar masyarakat menikmati dan mengapresiasi kedua film tersebut sekaligus mendapatkan suatu pesan atau pelajaran dari kedua film tersebut. "Kalau kita datang dan menontonnya dengan pretensi tertentu, apa saja yang disampaikan dalam film itu akan dianggap salah," tutur Nurman.

Film Hanum & Rangga serta A Man Called Ahok saat ini menjadi bahan perdebatan politik di tengah masyarakat Indonesia. Mulai dari membanding-bandingkan jumlah kursi penonton yang terisi hingga adanya instruksi untuk nonton bareng mewarnai persaingan kedua film tersebut.

Menurut Nurman, ada unsur lain bersifat non-bisnis memiliki porsi besar yang mewarnai persaingan kedua film ini hingga menjadi bahan perdebatan politik.

"Mungkin ada unsur bisnis tapi ada juga unsur lain yang saya rasa porsinya itu lebih besar karena perbedaan pandangan, paham, dan politik dalam konteks antara kelompok A dan kelompok B. Dengan demikian aromanya menjadi politik identitas," katanya usai konferensi pers Borobudur Writers and Cultural Festival.

Nurman memandang seandainya kedua film ini, "Hanum & Rangga" serta "A Man Called Ahok" hadir lima tahun yang lalu atau yang akan datang mungkin persoalan itu tidak akan muncul.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Film sebagai sebuah teks yang untuk memahaminya kita harus melihat konteksnya, tapi ini konteksnya terlalu jauh dan dicari-cari. Hal ini akan mengurangi terkait bagaimana kita akan membaca teks film," ujarnya.

Dalam kondisi seperti ini, menurutnya, akan banyak review atau ulasan yang menarik-narik film itu ke dalam konteks yang terlalu luas tersebut dan ulasannya justru tidak membahas mengenai film itu sendiri. "Itu berpengaruh pada perolehan jumlah penonton," katanya dalam wawancara yang berlangsung santai.

Nurman juga menambahkan karena hal tersebut akhirnya film sebagai sebuah teks dibaca dengan konteks yang terlalu luas.

Hanum & Rangga mengisahkan kisah romansa suami-istri yakni Rangga dan Hanum di negeri orang dimana Hanum berupaya mengejar cita-citanya untuk berkarier di sebuah media serta pengorbanan Rangga sebagai seorang suami.

Baca: A Man Called Ahok Akan Tayang, Adik Ahok Jadi Sedih dan kecewa

Sedangkan A Man Called Ahok menceritakan kisah drama mengenai hubungan Ahok atau bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama dengan ayahnya serta bagaimana awal mula terbentuknya karakter, dan hal-hal yang membuat Ahok menjadi sosok yang dikenal masyarakat seperti sekarang.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Daftar Film Biopik dari Jokowi, Ahok, Hamka, Soekarno, RA Kartini, Apa film Anies Baswedan?

1 Januari 2024

Poster film Buya Hamka. ANTARA/HO
Daftar Film Biopik dari Jokowi, Ahok, Hamka, Soekarno, RA Kartini, Apa film Anies Baswedan?

Bagi pecinta tokoh nasional bisa saksikan film biopik dari Soekarno, Hamka, Jokowi, Ahok hingga RA Kartini, Februari nanti tayang film Anies Baswedan.


Setelah Bikin Biopik Susi Susanti, Daniel Mananta Siapkan Film Glenn Fredly the Movie

23 September 2023

Aktor Daniel Mananta, yang berperan sebagai Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, bersiap menyaksikan <i>teaser</i> film <i>A Man Called Ahok</i> di Jakarta, Kamis, 6 September 2018. Film ini disadur dari buku karangan Rudi Valinka dengan judul yang sama. ANTARA/Dhemas Reviyanto
Setelah Bikin Biopik Susi Susanti, Daniel Mananta Siapkan Film Glenn Fredly the Movie

Daniel Mananta menjadi produser yang merilis film biopik Susi Susanti. Kini, ia menyiapkan film Glenn Fredly. Ini profil eks VJ MTV itu.


Bandingkan A Man Called Ahok, Adik Ahok Puji Film Anak Hoki

24 Februari 2019

Film Anak Hoki. Twitter
Bandingkan A Man Called Ahok, Adik Ahok Puji Film Anak Hoki

Adik Ahok, Fifi Lety Indra, menggelar nonton bareng film Anak Hoki di satu bioskop di bilangan Setiabudi, Jakarta Selatan, Sabtu malam.


Rio Dewanto Banyak Belajar di Film Hanum & Rangga

9 Desember 2018

Rio Dewanto. Tabloidbintang.com
Rio Dewanto Banyak Belajar di Film Hanum & Rangga

Meski Hanum & Rangga gagal mencetak box office, Rio Dewanto mengaku banyak belajar dari film terbarunya itu.


Jauh dari Unsur Politik, A Man Called Ahok Tetap Dapat Kritik

2 Desember 2018

Putra Ahok, Nicolas Sean (empat dari kiri), berfoto dengan para pemeran film <i>A Man Called Ahok</i> dalam peluncuran <i>teaser</i> film tersebut di XXI Metropole Cinema, Jakarta, Kamis, 6 September 2018. Film ini dibintangi Daniel Mananta, Chew Kin Wah, Sita Nursanti, Denny Sumargo, Donny Damara, Eriska Rein, Ferry Salim, dan masih banyak lagi. TEMPO/Nurdiansah
Jauh dari Unsur Politik, A Man Called Ahok Tetap Dapat Kritik

A Man Called Ahok tak menyentuh ranah politik sang Gubernur DKI Jakarta ke-15, melainkan menyoroti hubungan antara Ahok dan ayahnya Tjung Kim Nam


Jadi Ibunda Ahok, Eriska Rein Senang A Man Called Ahok Laris

24 November 2018

Eriska Rein. Tabloidbintang.com
Jadi Ibunda Ahok, Eriska Rein Senang A Man Called Ahok Laris

Dalam film A Man Called Ahok, Eriska Rein kebagian peran sebagai Buniarti Ningsih, ibu kandung Basuki Thahaja Purnama alias Ahok.


Ketika Arifin Putra dan Daniel Mananta Saling Dukung Karya

19 November 2018

Film A Man Called Ahok dan Hanum & Rangga tayang di hari yang sama
Ketika Arifin Putra dan Daniel Mananta Saling Dukung Karya

Aktor Arifin Putra dan Daniel Mananta kompak dalam unggahannya di Instagram. Keduanya mengajak netizen berdamai dan dukung film Indonesia


Djarot Berharap Film A Man Called Ahok Bisa Memberikan Inspirasi

18 November 2018

Mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menunjukan buku karya Basuki Tjahaja Putnama berjudul Kebijakan Ahok di Gedung Filateli, Sawah Besar, Jakarta Pusat, 16 Agustus 2018. TEMPO/Imam Hamdi
Djarot Berharap Film A Man Called Ahok Bisa Memberikan Inspirasi

Film A Man Called Ahok ini mengangkat sisi lain dari kehidupan Ahok.


Film Ahok Tembus 1 Juta Penonton, Daniel Mananta: Gusti Ora Sare

18 November 2018

Daniel Mananta menjadi pemeran Ahok dalam film <i>A Man Called Ahok</i> di XXI Metropole Cinema, Jakarta, Kamis, 6 September 2018. Film ini disadur dari buku karangan Rudi Valinka dengan judul yang sama. TEMPO/Nurdiansah
Film Ahok Tembus 1 Juta Penonton, Daniel Mananta: Gusti Ora Sare

Meski baru tayang 10 hari di bioskop, film A Man Called Ahok yang dibintangi Daniel Mananta telah disaksikan oleh lebih dari satu juta penonton.


A Man Called Ahok Tembus 1 Juta Penonton, Ahok Kirim Ucapan

17 November 2018

Film A Man Called Ahok. Istimewa
A Man Called Ahok Tembus 1 Juta Penonton, Ahok Kirim Ucapan

Film A Man Called Ahok menembus 1 juta penonton sejak tayang perdana pada 8 November 2018 lalu