TEMPO.CO, Bandung - Pidi Baiq tak hanya piawai menulis novel, termasuk novel Dilan yang kini diangkat ke layar lebar. PT Pos Indonesia mengakui Pidi Baiq sebagai inovator prangko Indonesia. Desain prangkonya pada 1998 mendobrak tren rancangan prangko masa itu.
Baca: Penggemar Dilan Baru Pertama Kali Lihat Prangko
Pria 46 tahun yang juga menyutradarai film Dilan 1990 bersama Fajar Bustomi ini ternyata sejak lama juga penggambar desain prangko. "Saya mulai bikin gambar prangko sejak 1995," kata Pidi Baiq, Selasa, 6 Maret 2018, di sela peluncuran prangko Dilan di Bandung.
Karya perdana Pidi Baiq yang menjadi inovasi prangko itu berupa gambar seri bertema cerita rakyat. Ada empat cerita yang dipilihnya, yaitu Sangkuriang, Roro Jonggrang, Malin Kundang, dan Tengger. Setiap cerita dirangkum menjadi lima gambar keping prangko.
Total seri cerita rakyat itu berjumlah 20 keping gambar. Lulusan Jurusan Desain Grafis Institut Teknologi Bandung itu menggambar prangkonya dengan gaya komik.Seorang filatelis mengoleksi karya desain prangko Pidi Baiq bertema cerita rakyat. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Berdasarkan catatan PT Pos Indonesia, pemerintah untuk pertama kalinya saat itu menerbitkan prangko bergaya komik. Prangko vokalis grup musik The Panas Dalam ini pun menjadi buah bibir di kalangan filatelis dan menjadi barang buruan para kolektor.
Marketing Communication PT Pos Indonesia Tata Sugiarta menuturkan Pidi Baiq bukan orang baru bagi pihaknya. Sebelum menulis, ia telah menjadi penggambar prangko. "Gebrakan Pidi waktu itu menjadi sesuatu yang baru," ujar Tata. Hingga saat ini, Pidi telah membuat 15 lebih judul prangko.
Pada Selasa, 6 Maret 2018, PT Pos Indonesia meluncurkan prangko seri Dilan di Graha Pos Indonesia, Bandung, Selasa, 6 Maret 2018. Peluncuran prangko Dilan dihadiri sekitar seratus orang. Selain dihadiri penggemar Dilan, acara ini dihadiri beberapa filatelis yang berburu tanda tangan Pidi Baiq.