TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi, sempat emosi mendengar kabar film Naura & Genk Juara, yang dibintangi anak Nola B3, melecehkan Islam.
Baca: Nola B3 Kutip Pernyataan LSF Soal Film Naura dan Genk Juara
"Saya sempet panas. Kemarin pagi terima SMS yang bilang film ini menyudutkan umat Islam segala macam," ujar Seto Mulyadi, di Hotel Atlet Century Park, Senayan, Jakarta, Kamis, 23 November 2017.
Penasaran dengan kabar tersebut, pria yang akrab disapa Kak Seto ini mencari tahu kebenarannya dengan menonton langsung di bioskop. Hasilnya, dia tak menemukan tudingan yang belakangan ramai diperbincangkan.
"Akhirnya kami nonton dan melihat dengan melotot. Kami tidak menemukan apa yang dikhawatirkan itu. Ada catatan. Tapi film itu menjawab kerinduan jutaan anak Indonesia," tuturnya.
Setelah menonton filmnya, Kak Seto memiliki catatan kecil untuk film besutan Eugene Panji tersebut.
"Mungkin akan seimbang kalau anak yang baik-baik ini mengucapkan assalamualaikum, ada adegan salat. Jadi tidak terkesan yang muslim itu yang jahat, itu supaya tidak menimbulkan dugaan-dugaan demikian," kata Kak Seto.
Menurut kacamata Seto Mulyadi, film Naura & Genk Juara sangat memperhatikan etika dan estetika. Begitu juga kegembiraan anak-anak dan koreografi di alam digambarkan dengan indah.
Selebihnya, Kak Seto tak menemukan unsur negatif yang dihebohkan. "Saya denger astagfirullah saat kaget. Tapi yang saya tunggu kayak takbir kok enggak ada," ucapnya.
Film Naura & Genk Juara sempat viral di jagat maya, karena dituding mengandung unsur SARA dan dianggap melecehkan Islam, yakni saat adegan tokoh penjahat menyebut kata takbir.