TEMPO.CO, Jakarta -Usai merilis Petak Umpet Minako (2017), sutradara Billy Christian lanjut merilis film horor berikutnya, Mereka yang tak Kasat Mata di tahun yang sama. Rupanya film ini sudah digarap Billy sejak dua tahun lalu. Tapi menurut Billy, baru kali ini film tersebut dapat kesempatan untuk tayang di bioskop.
Meski banyak menyajikan penampakan makhluk astral di dalamnya—hingga 67 jenis penampakan—film ini cenderung menyuguhkan kisah sebuah keluarga dalam balutan drama yang kental.
Alih-alih menyuguhkan ketakutan dan daya kejut oleh makhluk halus yang cenderung menakut-nakuti dan mengundang jeritan penonton, di film Mereka yang Tak Terlihat Billy menawarkan sebuah tawaran horor berbeda. “Ini tentang anak indigo yang bisa melihat makhluk astral, tapi di satu sisi banyak orang yang tak percaya soal itu,” uajr Billy kepada Tempo saat dijumpai di kawasan Kemang, Rabu 11 Oktober 2017.
Film Mereka yang Tak Terlihat mengisahkan tentang seorang anak bernama Saraswati (Estelle Linden) yang sejak kecil punya kelebihan untuk bisa melihat dan berinteraksi dengan makhluk halus. Sayangnya Lidya (Sophia Latjuba) sang Ibu sama sekali tak percaya kelebihan putrinya yang indigo tersebut.
Kemampuan Saras kerap jadi pemicu keributan antara ibu dan anak sampai keduanya harus terpisah jauh dalam jangka waktu lama.
Meski banyak sosok hantu yang bermunculan di film ini—sebagai upaya menunjukkan bahwa mereka ada di mana saja—cerita film cenderung kuat pada soal drama keluarga antara Saras dengan ibunya serta upaya Saras menjadi seorang perantara dari makhluk halus dengan manusia lainnya.
Billy ingin menyodorkan tawaran soal seperti apa perasaan dan kehidupan seorang indigo serta bagaimana mereka diterima orang-orang di sekitarnya. “Saya ingin penonton berpikir bahwa hal seperti ini nyata adanya, tapi akhirnya terserah mereka mau percaya atau tidak,” tutur Billy.
Tema cerita Mereka yang Tak Terlihat hadir dari hasil interaksi Billy dengan beberapa kawan dekatnya yang indigo. Menurutnya, berdasarkan pengalamannya pribadi mengenal kehidupan seorang indigo membuatnya punya perspektif lain terhadap keberadaan makhluk halus. “Saya harap dari segi logika bisa diterima, sisi supranaturalnya juga bisa diterima.”