TEMPO.CO, Jakarta-Sebagai sosok yang sempat terlibat di balik layar pembuatan film G30S/PKI, aktris Jajang C. Noer mendukung usulan Presiden Jokowi untuk membuat ulang film sejarah itu agar lebih kekinian.
Jajang pun menyambut baik usul pembuatan film baru G30S PKI. Dia mengatakan film itu nantinya akan lebih berimbang dari sudut pandang sehingga dia dapat terbebas dari tuduhan publik. "Film Mas Arifin tinggal sebagai karya seni saja karena film itu memang film yang bagus," katanya.
Menurut Jajang, pembuatan film baru akan lebih seimbang jika narasumber lebih beragam. Dia mengatakan, saat penggarapan film oleh Arifin, tim kesulitan mencari sumber dari pihak PKI. "Apalagi sekarang sudah era digital, secara teknis lebih yahud," ucapnya.
Meski begitu, Jajang C. Noer menolak andai diminta terlibat dalam penggarapannya. Menurut istri sutradara Arifin C. Noer itu, tidak mudah membuat film sejarah yang rentan menuai kontroversi. "Nggak (mau terlibat), karena nggak gampang. Saya nggak mau lagi. Saya tahu itu akan kontroversi lagi," tegas Jajang C. Noer, di Kawasan SCBD, Jakarta Pusat, Selasa, 26 September 2017.
Jajang C. Noer masih ingat betul pesan suaminya, yang merupakan sutradara film Penumpasan Penghianatan G30S/PKI. Arifin C. Noer berpesan agar Jajang melakuan sepenuh hati apa yang diyakininya. Termasuk saat membuat film. "Apa yang dia yakini, dia tulus dan tanggung jawab. Dia enggak menyesal. Mas Arifin mengajarkan tidak menjalani apa yang tidak dia yakini," ujar Jajang C. Noer.
Hampir setiap tahun, Jajang mengaku selalu mendapatkan tuduhan tak sedap dari publik. Film buatan suaminya itu kerap disebut sebagai film propaganda dan diragukan kebenarannya.
Film G30S PKI dianggap film propaganda karena dinilai publik justru memberikan fakta sejarah yang tak berimbang. Film ini dinilai hanya memberikan perspektif dari pemerintahan Orde Baru, tidak ada sudut pandang dari pihak lain.
SYAFIUL HADI | TABLOIDBINTANG.COM