TEMPO.CO, Jakarta - Konser Bon Jovi di Gelora Bung Karno, Jakarta, pada 11 September 2015, bukanlah yang pertama kali digelar di Indonesia. Sebelumnya, Bon Jovi pernah menggelar konser di Ancol, Jakarta, pada 1995.
Pada konser 20 tahun silam, kerusuhan kecil sempat terjadi. Saat itu, penonton yang tidak mendapatkan tiket melampiaskan kekesalannya dengan melakukan perusakan. (Baca: Gara-gara Foto Dalai Lama, Konser Bon Jovi Dibatalkan)
Meskipun kerusuhan tersebut bisa diredam pihak keamanan, promotor tidak ingin hal yang sama terulang pada konser Bon Jovi kali ini. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, promotor Live Nation Indonesia telah menyiapkan pengamanan superketat. Mobil antihuru-hara serta anjing pelacak juga akan disiapkan di GBK.
"Keamanan internal pada hari H sebanyak 900 personel, ditambah 1.000 personel dari pihak berwajib, termasuk kepolisan dan TNI," demikian ditulis pihak promotor melalui surat elektronik yang diterima Tempo pada Selasa malam, 8 September 2015.
Promotor juga mengungkapkan bahwa GBK akan steril dari segala aktivitas, termasuk olahraga, sejak 10 September sampai konser berakhir.
Selain itu, promotor merahasiakan kedatangan Bon Jovi, yang memakai pesawat pribadi atau pesawat komersial. Menurut promotor, rahasia ini merupakan salah satu bentuk pengamanan. (Baca: Panggung Konser Bon Jovi Sudah Dipasang di GBK)
Konser ini disebut-sebut akan menjadi konser terbesar yang diadakan di Indonesia pada tahun ini dengan jumlah penonton mencapai 40 ribu orang. Promotor juga telah mengabarkan bahwa konser Bon Jovi tidak akan dibuka oleh musikus atau band lokal. Selain itu, Bon Jovi tidak akan menggelar jumpa penggemar.
LUHUR TRI PAMBUDI