TEMPO.CO, Jakarta - Tak banyak orang mengenal kaca sebagai media untuk berkreasi. Berkesenian lewat kaca menjadi suatu hal yang tak biasa. Seperti yang dilakukan empat pelukis kaca yang akan memamerkan karya mereka dalam Indonesian Contemporary Glass Painting Exhibition ini.
Pameran ini akan menampilkan pelukis I Ketut Santosa asal Bali, Hadi Koco (Surabaya), Rina Kurniyati (Yogyakarta), Nugroho (Magelang). Pameran akan digelar di Rumah Budaya Tembi, Desa Sewon, Bantul, pada 11 Juli-11 Agustus mendatang.
Kurator pameran, Mikke Susanto, mengatakan lukisan kaca banyak dipandang sebagai karya seni yang mengalami kemunduran di Indonesia. Namun hal ini ditepis dengan hadirnya empat seniman kaca yang akan memamerkan karya mereka. Menurut Mikke, selama ini mereka mengembangkan proses teknik konvensional. Tapi mereka tidak melawan arus dan menciptakan "kawasan" seni kreatif sendiri.
“Inilah gambaran seni lukis kaca kontemporer Indonesia,” ujar Mikke melalui surat elektroniknya kepada Tempo.
Lukisan kaca ini, kata Mikke, sebenarnya telah dikenal sejak periode 1910-1960-an. Lukisan kaca ini dikembangkan para seniman di seluruh dunia dan menjadi tradisi serta penanda sebuah kawasan.
Teknik melukis kaca ini menggunakan teknik melukis terbalik--bagian kiri menjadi bagian kanan atau bagian depan menjadi bagian belakang. Model karya ini memiliki efek-efek warna yang terang, tahan lama, dan bersih, kecuali bila terjadi kerusakan alias pecah.
DIAN YULIASTUTI
Terpopuler:
Trik SBY Agar Tak Kena Tilang Polisi
Newmont Resmi Gugat Pemerintah ke Arbitrase
Diminta Pilih Nomor Satu, Maher Zain Pilih Senyuman
Di Film Baru, Cameron Diaz Beradegan Telanjang
Aurel Hermansyah Makin Cantik dengan Wajah Tirus