TEMPO.CO, Jakarta -Seniman Butet Kartaredjasa memang piawai menirukan suara para tokoh di negeri ini. Tetapi pada pentas Doa untuk Palestina Kamis malam, 24/8, di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, dia tak mau unjuk kebolehan menirukan suara seorang tokoh.
Saat itu, pembawa acara Ratih Sanggarwati dan Inayah Wahid meminta Butet untuk menirukan suara almarhum Presiden Abdurrahman Wahid. “Ayo mas Butet, coba bagaimana kalau Gus Dur sedang bicara,” ujar Ratih Sanggarwati.
Butet yang hendak membaca puisi ini dengan gaya kocaknya langsung menyahut,”Wah nggak berani, banyak banser nih…,”ujarnya disambut tawa penonton yang memenuhi gedung ini.
Sebelum membaca puisi Butet pun juga mencairkan suasana dengan cerita ketika dia diminta ikut berpartisipasi membaca puisi untuk Palestina. Sebelumnya dia berterima kasih kepada KH Mustofa Bisri yang mengajaknya membaca puisi. “Saya cerita sama anak saya diajak Gus Mus baca puisi, eh malah anak saya bilang jangan-jangan ini telepon palsu. Saya bilang ini yang nelpon mantunya kok, mas Ulil,” ujar seniman asal Yogyakarta ini.
Akhirnya diterimalah ajakan itu. Tetapi lagi-lagi Butet diguyoni oleh anaknya. “Bapak itu salahnya dua, sekuler dan Kristen. Ya saya jawab saja, aku ini NU cabang Kristen,” kata Pimpinan Teater Gandrik ini dan lagi-lagi membuat penonton tertawa. Malam itu Butet membawakan dua puisi karya sastrawan dan aktivis pembebasan Palestina Mahmoud Darwish.
DIAN YULIASTUTI