Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Berburu Beasiswa di Televisi

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Lahir dari keluarga kurang mampu tak membuat Hendras Dwi Wahyudi meratapi nasib. Setelah merampungkan sekolah menengah atas, Hendras bekerja untuk membiayai kuliahnya di Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. Bekerja dari tengah malam hingga pagi hari di sebuah pabrik otomotif pun ia lakoni demi meraih harapan.Hendras hanyalah satu dari sekian banyak mahasiswa cerdas dan berprestasi di Indonesia yang datang dari keluarga kurang mampu tapi tetap ulet meraih cita-citanya. Maklum, biaya kuliah terus membubung seiring dengan penghapusan subsidi pemerintah di beberapa perguruan tinggi. Melihat fenomena ini, stasiun televisi swasta TV7 bekerja sama dengan Dwi Sapta Advertising menggarap sebuah reality show bertajuk Sarjana Gratis."TV7 mendukung program ini karena sifatnya yang ingin membantu mahasiswa dari keluarga tidak mampu, tapi memiliki prestasi di kampus dan ulet bekerja demi membiayai kuliahnya," kata Manajer Program TV7 Coconino pada jumpa pers di Jakarta, Kamis, 3 Agustus 2006.Acara berdurasi 30 menit yang ditayangkan setiap Minggu sejak 6 Agustus lalu mulai pukul 17.30 WIB ini memberi hadiah uang Rp 15 juta dalam bentuk beasiswa. Pada setiap episode, tim Sarjana Gratis akan memilih dua kandidat mahasiswa berprestasi tapi kurang mampu dari satu perguruan tinggi negeri yang sama. Pada episode perdana misalnya, Hendras berhasil mengalahkan kandidat pesaingnya dan berhasil membawa pulang beasiswa Rp 15 juta.Menurut produser Sarjana Gratis Oky Kristyawan, para kandidat dipilih terutama berdasarkan pertimbangan dari kampus masing-masing. "Biasanya dari 10 nama yang diajukan pihak kampus, akan tersaring menjadi dua nama teratas," kata Oky kepada Tempo dalam kesempatan terpisah. Setelah terpilih, mereka berdua akan diberi tantangan untuk melihat kapasitas dan integritas masing-masing.Reality show yang mengusung tema beasiswa untuk level sarjana S-1 sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru. Setahun lalu, stasiun televisi ABC di Negeri Abang Sam meluncurkan acara serupa bertajuk The Scholar. Di Indonesia, acara ini baru ditayangkan oleh stasiun televisi Metro TV pada Minggu lalu pukul 19.05 WIB.Berbeda dengan format Sarjana Gratis, The Scholar memilih 10 kandidat lulusan sekolah menengah atas dengan nilai akademis terbaik dari seluruh negeri. Kesepuluh kandidat ini akan bersaing pada setiap episode untuk memperebutkan hadiah beasiswa US$ 50 ribu pada setiap episode dan kesempatan menempati lima finalis terbaik. Puncaknya, pada episode keenam atau terakhir, kelima finalis pilihan tersebut akan bersaing untuk memperebutkan grand prize senilai lebih dari US$ 240 ribu dan kesempatan kuliah di universitas terbaik.Selain menayangkan The Scholar, pihak Metro TV dalam waktu dekat akan menayangkan acara The Scholar Indonesia. Sedikit berbeda dengan acara yang asli, The Scholar Indonesia akan menayangkan program beasiswa bagi level S-2. "Kami hanya mengambil garis besar acaranya. Tapi tata cara permainan serta tolok ukurnya tentu saja disesuaikan dengan para kandidat," kata Agus Mulyadi, produser The Scholar Indonesia, kepada Tempo.Sayangnya, meski sama-sama mengandung potensi pendidikan, acara produksi asli Tanah Air, Sarjana Gratis, terasa masih kurang gereget ketimbang "pesaingnya", The Scholar. Dalam The Scholar, penonton serasa menyaksikan pertandingan ala Apprentice yang pernah digarap konglomerat Donald Trump. Para peserta ditantang dengan ujian-ujian akademis berat serta penilaian integritas yang dilakukan juri berpengalaman. Penonton pun ikut merasakan emosi yang berkecamuk dalam benak para peserta, baik saat mereka berhasil maupun gagal.Sementara itu, pada Sarjana Gratis, para kandidat tak digarap secara maksimal, baik emosi maupun kemampuan akademis mereka. Tantangan yang diberikan hanya menguji integritas kedua kandidat. Parameternya pun tak terlalu signifikan. Namun, yang paling menyedihkan adalah ditempatkannya satu segmen khusus untuk kandidat yang memperoleh beasiswa membantu "menjual" sponsor yang mendukung acara ini. Bukannya menguras emosi, segmen yang digarap asal-asalan ini justru menjadi iklan yang menyebalkan.SITA PLANASARI A
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Budi Arie Fokus ke 3 Regulasi Prioritas dalam Waktu 15 Bulan, Salah Satunya soal Publisher Rights

27 Juli 2023

Presiden Joko Widodo atau Jokowi melantik Ketua Umum relawan Pro Jokowi Budi Arie Setiadi sebagai Menteri Komunikasi & Informatika Kabinet Indonesia Maju sisa masa jabatan periode Tahun 2019 - 2024 di Istana Negara, Jakarta, Senin 17 Juli 2023. TEMPO/Subekti.
Budi Arie Fokus ke 3 Regulasi Prioritas dalam Waktu 15 Bulan, Salah Satunya soal Publisher Rights

Menkominfo Budi Arie Setiadi menargetkan pengesahan regulasi Hak Penerbit atau Publisher Rights bisa dilakukan sebelum masa jabatannya berakhir.


Pasar Periklanan Melemah, Vice Media Terancam Bangkrut?

3 Mei 2023

Co-Founder VICE Shane Smith (kiri) dan Suroosh Alvi (kanan). REUTERS/Mike Segar
Pasar Periklanan Melemah, Vice Media Terancam Bangkrut?

Perusahaan yang menaungi berbagai media populer seperti Vice dan Motherboard itu menyatakan salah satu penyebab perusahaan terancam bangkrut adalah kondisi pasar periklanan yang kian lemah.


Satu Viral Hadirkan Berita Viral dan Tren Terbaru

3 Maret 2023

Satu Viral Hadirkan Berita Viral dan Tren Terbaru

Platform satuviral berharap dapat menumbuhkan semangat membaca bagi seluruh anak muda Indonesia


AMSI Awards 2022 Beri Penghargaan kepada Media Nasional dan Lokal untuk Berbagai Kategori

24 November 2022

AMSI memberikan penghargaan kepada sejumlah media lokal dan nasional dalam AMSI Awards 2022 di Jakarta, Rabu, 23 November 2022. Istimewa.
AMSI Awards 2022 Beri Penghargaan kepada Media Nasional dan Lokal untuk Berbagai Kategori

AMSI Awards 2022 menjadi wadah penghargaan kepada sejumlah media yang konsisten dengan memproduksi konten terbaik.


Wenseslaus Manggut - Wahyu Dhyatmika Kembali Pimpin AMSI 2020-2023

23 Agustus 2020

(ki-ka) Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Abdul Manan, Deputi II Kepala Staf Presiden Yanuar Nugroho, Founder Journocoders Indonesia Aghnia Adzikia, Sekretaris Jenderal Asosiasi Media Siber Indonesia Wahyu Dhyatmika, Sekretaris Jenderal Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Revolusi Riza, dan Moderator berfoto bersama dalam Talkshow dan Launching Platform Jurnalismedata.id `Tantangan Jurnalisme Data di Era Disrupsi` di kawasan Sabang, Jakarta, 4 Februari 2019. TEMPO/M Taufan Rengganis
Wenseslaus Manggut - Wahyu Dhyatmika Kembali Pimpin AMSI 2020-2023

Wenseslaus dan Wahyu terpilih pimpin AMSI secara aklamasi. Nama lain yang diusung tak bersedia dicalonkan.


Pelatihan Mengelola Media Internal Tempo Institute

4 April 2019

Ilustrasi membuat infografik Tempo Institute
Pelatihan Mengelola Media Internal Tempo Institute

Tempo Institute membuka pelatihan Mengelola Media Internal. Pelatihan ini akan dilaksanakan pada 22, 23, 24, dan 25 April 2019 di Gedung Tempo.


Suara.com Luncurkan Tiga Portal Media Baru

13 Maret 2018

Ilustrasi komputer tablet. Gambar: google
Suara.com Luncurkan Tiga Portal Media Baru

Portal berita Suara.com meluncurkan tiga portal media baru di ulang tahun ke-4.


I Nengah Muliartha Pimpin AMSI Bali Periode 2018-2021

5 Maret 2018

Suasana Konferensi Wilayah AMSI Bali, di Wake Restaurant, Pantai Keramas, Gianyar, Bali, 5 Maret 2018. (Rohmat/KabarNusa)
I Nengah Muliartha Pimpin AMSI Bali Periode 2018-2021

Melalui musyawarah mufakat , I Nengah Muliartha terpilih sebagai Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia atau AMSI Wilayah Bali.


Harian Bernas Tutup, Separuh Karyawan Dipecat

28 Februari 2018

Surat pemberitahuan pemberhentian cetak Harian Bernas. foto/istimewa
Harian Bernas Tutup, Separuh Karyawan Dipecat

Bernas edisi cetak juga harus berjuang melawan dominasi media online. "Akhirnya memilih berhenti terbit dulu."


Setelah 71 Tahun, Harian Bernas Berhenti Terbit

28 Februari 2018

Sekelompok pengamen bermain musik di depan sebuah bangunan dengan mural TTS seri Pers dan Media di Jalan Munggur Kota Yogyakarta (14/3). Mural itu dilengkapi gambar wajah Udin, wartawan Bernas yang tewas akibat dianiaya orang tak dikenal 17 tahun lalu. Meski demikian, hingga kini polisi tak berhasil mengungkap pelakunya. TEMPO/Anang Zakaria
Setelah 71 Tahun, Harian Bernas Berhenti Terbit

Biaya produksi Harian Bernas terus meningkat, sementara jumlah pembaca dan pendapatan iklan stagnan, bahkan cenderung menurun.