TEMPO.CO, Jakarta - Band dedengkot aliran grindcore, Napalm Death, memohon kepada Presiden Joko Widodo untuk mengampuni dua terpidana mati yang termasuk kelompok Bali Nine asal Australia: Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Bahkan vokalis Napalm Death, Mark ‘Barney’ Greenway, menulis pesan secara khusus untuk Jokowi. Bali Nine adalah sebutan bagi sembilan orang Australia yang menyelundupkan heroin 8,2 kilogram dari Indonesia ke Australia pada 17 April 2005.
“Yang Terhormat, Bapak Widodo. Saya secara langsung memohon kepada Anda untuk mengampuni nyawa Andrew Chan dan Myuran Sukumara, dua warga Australia yang saat ini menunggu eksekusi mati di Indonesia karena menyelundupkan heroin,” tulis Greenway dalam akun Facebook resmi Napalm Death, Kamis, 22 Januari 2015.
Napalm Death adalah band pionir aliran grindcore dari Inggris yang terbentuk pada 1981. Dalam beberapa kesempatan, Jokowi sempat mengenakan kaus Napalm Death. (Baca juga: Jokowi Tolak Grasi Terpidana Bali Nine Andrew Chan.)
Greenway meminta Jokowi memberikan grasi kepada Andrew Chan dan Myuran Sukumara atas vonis hukuman mati yang menjerat keduanya. Dalam akhir tulisan, Napalm Death melampirkan tautan situs MercyCampaign.org. Situs tersebut memuat petisi untuk menyelamatkan Andrew dan Myuran dari eksekusi mati. (Baca juga: Tony Abbott Kirim Surat, Apa Reaksi Jokowi?)
Pada Kamis, Jokowi mengeluarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 9/10 Tahun 2015 yang menolak permohonan grasi Andrew Chan. Sebelumnya, Jokowi menolak permohonan grasi Myuran.
Selain Andrew Chan dan Myuran yang didakwa sebagai otak komplotan Bali Nine, tujuh nama lain adalah Si Yi Chen, Michael Czugaj, Renae Lawrence, Tach Duc Thanh Nguyen, Matthew Norman, Scott Rush, dan Martin Stephens.
KODRAT
Berita lain:
Putra Deddy Mizwar Dituduh Lakukan Pelecehan Seksual
WhatsApp di Komputer, Begini Cara Install-nya
Bocoran VCR: Alarm AirAsia Menjerit Sebelum Jatuh