TEMPO.CO, Auckland - Selandia Baru merupakan salah satu negara yang amat dicintai Robin Williams. Aktor yang terkenal melalui film Mork & Mindy, Mrs. Doubtfire, Jumanji, Birdcage, Jack dan Patch Adam ini ditemukan meninggal dunia di rumahnya pada Senin, 11 Agustus 2014 pagi hari waktu setempat. (Baca: Aktor Robin Williams Ditemukan Tewas)
Juru bicara Williams mengatakan ayah tiga anak ini meninggal secara tragis dan tiba-tiba setelah berjuang melawan depresi berat. (Baca:Robin Williams Alami Depresi, Diduga Bunuh Diri)
Baca Juga:
Dari penuturan insan perfilman dunia, aktor kelahiran Chicago, Illinois, Amerika Serikat, 21 Juli 1951 ini memiliki cinta yang mendalam terhadap Selandia Baru. Negara yang bertetangga dengan Australia ini dianggapnya sebagai surga di dunia.
Williams pernah bermimpi menetap di Selandia Baru. Ia pun beberapa kali bertandang ke negara itu. Di Selandia Baru, ia memiliki banyak teman. Karena itu, tak mengherankan Jonah Lomu, atlet rugby dari Klub All Black, Selandia Baru, menyatakan kesedihan atas kematian Williams.
"Kau membuatku tertawa, bahkan ketika kau mencoba sekadar bercanda. Kau adalah seorang pria peduli, hangat dan lucu sekali. Kami akan selalu merindukanmu, teman. Sampai bertemu lagi agar kita bisa menciptakan lebih banyak lagi tawa," tulis Lomu di situsnya. (Baca:Cuitan Selebriti tentang Kematian Robin Williams)
Williams tercatat sebagai penggemar berat All Blacks. Ia kerap mengenakan topi pemberian Lomu saat berkunjung ke Selandia Baru. "Dia memberi saya beberapa topi hitam. Saya bangga selalu memakainya di seluruh Amerika," kata mendiang William pada 1999. "Orang-orang mengatakan apakah All Blacks tim favoritmu? Dan dengan bangga saya bilang, All Blacks itu oke dan sangat keren."
Menurut Williams, Selandia Baru adalah surganya memancing, bersepeda dan liburan bersama keluarga. Dia pernah diundang mengisi acara komedi untuk korban gempa Christchurch pada 1998.
Dalam kunjungan menghibur korban gempa, Williams menunjukkan simpatinya. "Apa yang terjadi di Christchurch membuat saya mempelajari betapa saya berada di antara orang-orang yang sangat tangguh," kata Williams. Ia menunjukkan dukungan kepada korban gempa ini melalui film What Dreams May Come yang dibuat di tempat itu pada 1998.(Baca:Lima Peran Robin Williams yang Tak Terlupakan)
Kemudian di pengujung 1999, ketika Williams mengunjungi kota ini untuk promosi film Bicentennial Man, dia mengajak serta keluarganya untuk liburan dan menikmati perkebunan buah kiwi. Williams menyertakan istri keduanya, Marsha Garces, beserta dua anaknya, Zelda Rae dan Cody Alan, berpuas diri menikmati perkebunan kiwi yang terkenal di Auckland, Selandia baru. (Baca:Kenangan Terakhir Robin Williams di Instragram)
Saat itu Williams sempat mengatakan kepada media setempat, The New Zealand Herald, bahwa berkunjung ke kota ini adalah hal yang selalu ingin dilakukannya.
"Keindahan hebat Selandia Baru adalah hal yang paling dekat menuju surga dari bumi ini. Saya dan keluarga diberitahu untuk menikmati tempat-tempat menakjubkan di sini," kata Williams, yang saat itu didampingi Vincent Ward, sutradara film dari Selandia Baru. (Baca:Lima Peran Robin Williams yang Tak Terlupakan)
Ward pun memuja Williams. “Dia seorang pria yang lembut dengan kecerdasan liar dari kesepian dan aktivitasnya. Dia itu manusia yang memiliki sisi absurditas jelas oleh sebagian besar temannya, termasuk saya,” kata Ward. Pada salah satu kunjungan terakhir Williams beserta keluarga ke Selandia Baru, ia sempat sarapan dengan Ward di sebuah hotel.
HADRIANI P | THE NEW ZEALAND HERALD
Terpopuler
Rini Soemarno Bicara soal Hubungan dengan Megawati
Lima Pemain MU Ditendang, Kagawa Aman
5 Hal Kontroversial tentang Syahrini
Benarkah Megawati Ikut Memilih Tim Transisi?