TEMPO.CO, Denpasar - Untuk mendorong kreativitas sineas muda, Pemerintah Kota Denpasar menyelenggarakan "Pelatihan dan Kompetisi Sineas Dokumenter Muda". Pemenang akan mewakili Kota Denpasar dalam "Lomba Film Dokumenter Internasional" yang diselenggarakan The Organization of World Heritage City (OWHC) pada awal 2015.
Kegiatan diawali dengan proses seleksi yang bisa diikuti oleh siswa SMP dan SMA di Denpasar. "Calon peserta diwajibkan mengirim sinopsis karya yang akan mereka jadikan film dokumenter," kata Agung Bawantara dari Yayasan Bali Gumanti yang menjadi pelaksana kegiatan itu, Sabtu, 29 Maret 2014.
Sinopsis tersebut harus mengangkat tema "Pusaka Budaya di Kota Denpasar", semisal keberadaan tarian sakral, situs kuno, pasar tradisional, tekstil tradisional, kelompok tari tradisi, dan layangan. "Semua sinopsis yang masuk dinilai oleh tim kurator. Dan berdasarkan penilaian tersebut, peserta yang dianggap layak akan mendapat pelatihan 'Produksi Film Dokumenter' yang akan diselenggarakan pada 11-13 April 2014," ia memaparkan.
Agung juga menerangkan, agar peserta mendapat wawasan yang baik mengenai produksi film dokumenter, panitia mendatangkan instruktur yang mumpuni di bidangnya. Mereka adalah Faozan Rizal dan A.S. Laksana. Faozan Rizal adalah sutradara film Habibie-Ainun, sedangkan A.S. Laksana adalah penulis buku fiksi terbaik Indonesia 2014 versi majalah Tempo.
Setelah mendapat pelatihan, selanjutnya para peserta diwajibkan untuk memproduksi sinopsis mereka masing-masing menjadi sebuah film dokumenter pendek berdurasi 2-5 menit. Karya itu akan dinilai oleh dewan juri dan dari setiap kategori akan dipilih tiga pemenang. Juara pertama pada setiap kategori akan mewakili Kota Denpasar dalam "Lomba Film Dokumenter Internasional" yang diselenggarakan The Organization of World Heritage City (OWHC) pada awal tahun 2015.
Mengenai OWHC, lembaga ini didirikan pada 8 September 1993 di Fez, Maroko. Organisasi ini merangkul 250 kota yang di wilayahnya terdapat situs budaya maupun bentang alam yang tercantum dalam daftar warisan dunia UNESCO. Di Indonesia, baru dua kota yang terdaftar sebagai anggota OWHC, Surakarta dan Denpasar.
ROFIQI HASAN
Terpopuler:
Kasus Satinah, Pemerintah Tak Sudi Jadi Komoditas
Akhirnya Polisi Temukan Bayi dan Penculiknya
Cerita Para Korban MH370