TEMPO.CO, Jakarta - Damar Juniarto, publisis yang menulis artikel tentang karya Andrea Hirata meminta Andrea mengajukan hak jawab jika keberatan dengan tulisannya. “Tidak perlu sampai ranah hukum. Andrea bisa ajukan hak jawab ke media,” ujar dia ketika dihubungi, Rabu 20 Februari 2013.
Menurut, pria yang berprofesi sebagai senior copywriter di Dentsu Indonesia tersebut, dia tidak berniat mengkritisi karya Andrea. Selain merasa tidak pantas menjadi kritikus sastra. “Saya bukan kritikus sastra. Saya cuma menuliskan hasil kroscek ulang saja.” Pekerjaan ini memang sehari-hari dilakukannya sebagai publisis. “Bagian saya mengecek latar belakang penulis dan karyanya,” kata Damar.
Seperti diberitakan sebelumnya, tulisan Damar di Kompasiana berjudul “Pengakuan Internasional Laskar Pelangi: Antara Klaim Andrea Hirata dan Faktanya” berbuntut panas. Dunia maya sempat riuh membahas hal ini.
Sebab, Damar menyebut, yang dilakukan Andrea Hirata dengan mengatakan bukunya telah masuk ranah buku internasional, tidak lebih dari strategi pemasaran untuk mencitrakan diri sebagai penulis Indonesia berkelas dunia. Damar menulis, Andrea adalah personal branding yang dibangun dengan membalut diri dengan informasi-informasi yang fantastis, sama seperti kisah Ikal yang ditulisnya.
Andrea bereaksi serius atas tulisan ini dengan menunjuk Yusril Ihza Mahendra sebagai kuasa hukumnya. Menanggapi itu, Damar belum mengambil langkah apapun. Dia mengaku masih melihat dan menunggu sikap lanjutan Andrea. "Saya belum perlu melakukan apa-apa."
Paling banter, Damar berkomunikasi dengan manajemen Andrea di Indonesia. "Mereka masih mengupayakan agar soal ini tidak ke ranah hukum.” Andrea sendiri belum bisa ditemui karena sedang berada di Perth, Australia untuk mengikuti festival penulis. Dia juga belum meminta penjadwalan bertemu Andrea untuk membahas ini secara khusus. "Siapalah saya," katanya.
Sementara itu, dia menelusuri kembali tulisannya di Kompasiana. “Saya masih simpan (tulisan) aslinya sebelum dimuat. Saya masih mencari bagian mana yang dibilang mencemarkan nama baik.” Damar juga menyebut, dia memantau pandangan Yusril linimasa Twitter. “Saya pantau timeline-nya Yusril,” kata dia.
Ditanya soal ada-tidaknya niat dia meminta maaf pada Andrea, Damar enggan berkomentar. “Enggak saya jawab ya,” ujar Damar seraya tertawa kecil.
ATMI PERTIWI
Berita terpopuler lainnya:
Andrea Hirata: Saya Bukan Sastrawan
Andrea: Indonesia Butuh Kritikus yang Kompeten
'Laskar Pelangi' Dicetak Penerbit Bergengsi Jerman
Ini Mungkin Alasan 'Laskar Pelangi' Raih BuchAward
Penghargaan 'Laskar Pelangi' Untuk Pariwisata