TEMPO.CO, Jakarta - Penulis novel Laskar Pelangi, Andrea Hirata, mengatakan tudingan miring yang diarahkan pengamat perbukuan Damar Juniarto kepadanya membawa pesan bagi dunia sastra Indonesia. "Indonesia membutuhkan kritikus yang benar-benar memiliki kompetensi," kata Andrea saat ditemui Tempo, Kamis, 14 Februari 2013, di sebuah kafe di Rasuna Epicentrum, Jakarta.
Menurut Andrea, kritikus tersebut harus benar-benar memahami disiplin ilmu kritik sastra, sehingga ketika membuat pernyataan tidak membuat polemik yang tidak penting. "Ketika ada orang memberikan pendapatnya tentang sastra, tentang buku, tentang penulis, kita tidak jelas orang tersebut kapasitasnya apa, apa karya yang pernah dia buat, apakah dia seorang kritikus," ujar Andrea kalem.
Soal tudingan kepadanya, Andrea mempertanyakan kompetensi Damar dalam menilai seorang penulis, tentang sebuah penghargaan dan karya sastra. Tiadanya kompetensi dan minimnya informasi itu, kata Andrea, membuat tudingan Damar akhirnya menjadi polemik saja. "Ujungnya tidak memberi kontribusi apa pun kepada kemajuan sastra Indonesia," katanya seraya menyeruput kopi.
Andrea mengaku sebenarnya malas merespons tudingan-tudingan Damar. "Karena begitu aku lihat masalahnya, aduh, dengan mudah bisa di-counter. Bisa dengan mudah argumen ini dijelaskan. Pada saat ini, aku malas, karena hal-hal begini bukan baru. Tapi karena perlu diklarifikasi, okelah," ujarnya.
Dia menyesalkan soal tudingan ini. "Aduh, kita ini bagaimana mau maju? Kalau menurut saya saat ada penulis Indonesia ada yang seperti ini kita seharusnya bersyukur. Tapi ternyata kepala orang berbeda-beda, ya," kata dia.
AMIRULLAH | MITRA TARIGAN
Berita Lain:
'Laskar Pelangi" Dicetak Penerbit Bergengsi Jerman
Ini Mungkin Alasan 'Laskar Pelangi' Raih BuchAward
Penghargaan 'Laskar Pelangi' Untuk Pariwisata
Klaim Andrea Hirata Dinilai Olok-olok Diri Sendiri