TEMPO.CO, Jakarta - Musikus jazz Mus Mujiono kecewa dengan rencana pembatalan konser penyanyi asal Amerika Serikat, Lady Gaga. Menurut Mujiono, selama penampilan Lady Gaga tidak menyinggung unsur suku, agama, ras, antargolongan (SARA), seharusnya tidak perlu ada larangan.
"Kalau cuma nyanyi tidak masalah," ucap Mujiono usai perayaan hari jadi pemuda Jawa Timur ke-34 di Balai Pertemuan Polda Metro Jaya, Kamis 17 Mei 2012. Sebagai seorang musikus, Mujiono berharap bisa belajar banyak bila Lady Gaga bisa tampil.
Kehadiran musikus asing, khususnya Lady Gaga, bisa mendatangkan inspirasi dari sisi penampilan. "Kita bisa melihat bagaimana sound, panggung, dan penarinya tampil," ucap penyanyi asal Surabaya ini.
Kepolisian Daerah Metro Jaya tidak merekomendasikan konser Stefani Joanne Angelina Germanotta atau akrab disebut Lady Gaga untuk digelar di Jakarta. Pasalnya, kehadiran Lady Gaga tidak sesuai dengan budaya yang ada di Jakarta.
Konser Lady Gaga yang bertajuk The Born This Way Ball awalnya bakal digelar pada 3 Juni di Stadion Gelora Bung Karno. Tiketnya sendiri dibanderol dari harga Rp 465 ribu-Rp 2,250 juta.
Mujiono menyatakan pihak-pihak yang mengkritik penampilan Lady Gaga karena tidak sopan kurang memahami seni. Dalam kacamata seni, kata Mujiono, penampilan yang ditampilkan Lady Gaga merupakan identitas penyanyi yang ingin ditunjukkan.
"Itu ciri khas," katanya. Menurut Mujiono, dalam dunia hiburan mencari sesuatu yang berbeda merupakan hal yang wajar. Ia merasa kasihan dengan pihak penyelenggara yang sudah jauh-jauh hari menyiapkan acara itu.
ADITYA BUDIMAN
Berita Terkait:
10 Hal Kontroversi Lady Gaga
Lady Gaga, dari Bar Malam ke Grammy Award
Promotor Lady Gaga Merugi?
Giliran Wagub Dede Yusuf Tolak Lady Gaga
FPI: Aliran Musik Lady Gaga Penyembah Setan
PKS Dukung Polisi Larang Konser Lady Gaga
Lady Gaga, dari Bar Malam ke Grammy Award
Gagalnya Konser Lady Gaga
Noriyu Kecewa Batal Ajak Foke Nonton Lady Gaga
Promotor Lady Gaga Merugi?
Adrie Subono: Jangan Tanya Soal Lady Gaga