TEMPO.CO, Surakarta - Sebanyak 218 judul film pendek fiksi berlaga dalam Festival Film Solo yang akan mulai berlangsung 9-13 Mei 2012. Delapan judul diantaranya mampu lolos masuk nominasi.
Direktur Festival Film Solo, Ricas SWU menyebutkan jika 218 sineas dari penjuru tanah air mengikutkan filmnya dalam kegiatan tersebut. Mereka berasal dari Yogyakarta, Semarang, Purbalingga, Jakarta hingga Aceh. “Sineas asal Solo sebagai tuan rumah juga mengirim sejumlah karya,” katanya, Selasa 8 Mei 2012.
Setelah semua film pendek fiksi telah masuk kriteria, kembali disaring untuk mendapatkan posisi nominasi. "Kurator memilih delapan film untuk masuk nominasi,” kata Ricas. Rinciannya, empat karya diikutkan dalam kategori Ladrang Award, sedangkan empat yang lain masuk kategori Gayaman Award.
Menurutnya, kategori Ladrang Award diperuntukkan bagi peserta umum. Sedangkan Gayaman Award khusus diperuntukkan bagi para pelajar. “Dari delapan film tersebut, tidak ada satu pun yang berasal dari Kota Solo,” kata Ricas CWU.
Empat karya film yang masuk kategori Ladrang Award adalah Payung Merah (Jakarta), Garis Bawah (Jakarta), Ritual (Yogya) serta Toilet (Yogya). Sedangkan film yang masuk kategori Gayaman adalah Langka Receh (Purbalingga), Coffeegination (Salatiga), Boim (Yogya) dan Oleh Oleh Jakarta (Purbalingga).
Festival Film Solo pada tahun ini akan diselenggarakan di dua tempat. Mereka akan menggunakan lokasi di Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) Surakarta dan Kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Pada tahun sebelumnya, kegiatan ini diselenggarakan di Gedung Kesenian Solo yang berada di kompleks Taman Sriwedari.
Direktur Program Festival Film Solo, Nanang Musha menyebutkan jika mereka akan menyediakan ruang khusus untuk mempertandingkan film karya tuan rumah. “Kami menyediakan sesi Tarung Solo,” katanya. Dalam sesi tersebut, mereka akan mempertarungkan tiga karya sineas tuan rumah yang berjudul ‘Pilihanku’, ‘Diam’ dan ‘Jago Tarung’.
Selama festival tersebut, mereka juga akan memutar 31 karya film pendek fiksi. Selain pemutaran film, mereka juga akan menggelar diskusi dan workshop yang diikuti oleh berbagai komunitas film.
Salah satu kurator, Adrian Jonathan menyebut jika semua karya yang masuk memiliki kualitas yang cukup bagus. “Tiga kurator berjuang keras untuk memilih delapan yang masuk dalam nominasi,” kata dia.
Dia menyebut, sejumlah film pendek fiksi karya para pelajar justru memiliki kualitas yang lebih bagus dibanding karya peserta umum. “Kualitas ini terlihat dari ide cerita dan keseriusan penggarapan,” kata Adrian. Hanya saja, karya para pelajar tersebut tentu saja masih kalah dalam hal peralatan yang digunakan.
AHMAD RAFIQ