TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Kelompok musik jazz French Stories menggelar konser di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja, Bantul, Yogyakarta, Rabu, 4 Mei 2011 malam. Dibantu kelompok musik lokal, band asal Prancis itu mengkombinasikan suara alat musik tradisional Jawa dalam pementasannya.
French Stories diawaki oleh Cedric Hanriot (piano, fender rhodes, komputer, dan vokal), Bertrand Beruard (bass dan kontrabass), serta Jean Baptiste Pinet (drum). Trio ini dikoordinasikan oleh Cedric, komposer dan pianis jazz yang piawai membawakan karya-karya Jasques Brel, Serge Gainsbourg, dan Edith Piaf. Dalam pementasan di Yogyakarta malam itu, Cedric menampilkan sejumlah lagu, di antaranya "Souly", "Cinematy", "La Javanaise" dan "Be Roman".
Sedikitnya 100–200 orang memenuhi padepokan untuk menyaksikan penampilan mereka. “Ini cukup luar biasa,” kata Cedric seusai pementasan. Dia terkesan dengan banyaknya penonton.
Antusiasme penonton kian besar dua kelompok musik lokal bergabung. Tiupan saxofon Jay, suara vokal Riri dan betotan bass Fajri dan Yoga dari Komunitas Jazz Yogyakarta kian menambah semarak suara musik mereka. Adapun tabuhan gendang oleh Sukoco, gender (gamelan) oleh Bowo, dan drum oleh Beni membawa nuansa tersendiri dalam jazz yang dibawakan.
Selama ini, Cedric Hanriot dikenal sebagai pemusik jazz heterogen dan kontemporer. Dalam pementasan-pementasan yang digelarnya, Cedric akrab dengan aksen afro-beat, hip hop dan elektro. “Jazz yang dia bawakan adalah jazz yang sudah dimodifikasi,” kata Bowo memberi komentar pada pementasan Cedric.
Untuk dapat mengimbangi permainan musik Jazz Cedric, mereka menggelar latihan bersama sebagai persiapan. “Tanggal 2 dan 3 kemarin,” kata dia.
Cedric mengatakan sebelum melakukan pementasan di Yogyakarta kali ini, dia sempat “mampir” ke Bali. Kombinasi antara jazz dengan musik tradisional Jawa, bagi dia, lebih dari sekadar permainan musik saja. Namun, sekaligus komunikasi dua budaya yang berbeda. Melalui musik sebagai bahasa yang universal, budaya itu terpadukan.
ANANG ZAKARIA