Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Karya Pilihan Hendro Wiyanto

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Di tangan perupa S. Teddy Darmawan, tank kehilangan keangkeran. Tiga buah replika mesin perang buatannya ditumpuk membukit. Kian ke atas, kian kecil ukurannya. Dengan motif bunga dan dedaunan, warnanya merah mudah. Jauh dari kesan garang. Apalagi, masing-masing moncong meriamnya berbentuk hati.

Berjudul “Love Tank”, karya seni yang pernah dipajang di National Museum of Singapore pada 2009 lalu itu kembali dipamerkan di Langgeng Art Foundation Yogyakarta, Sabtu (19/3) malam. Dibuat dari bahan multiplex, resin dan metal, dengan ukuran 250x500x650 sentimeter, ada 7 replika tank yang ditumpuk.

Tak hanya karya Teddy yang kembali dipamerkan. Ada karya 7 perupa lain yang juga kembali dipamerkan. Tak satu pun yang berupa lukisan. Semuanya tiga dimensi dan berasal dari bermacam bahan, dari berukuran besar hingga super kecil hingga harus menggunakan kaca pembesar untuk melihatnya.

Lihat saja patung-patung kayu karya Kanwa Adikusumah berjudul "Lost Soul" yang pernah dipamerkan di Selasar Sunaryo, Bandung pada 2010 lalu. Tingginya hanya berkisar 1 inci saja. Sangat kecil hingga disediakan sebuah kaca pembesar untuk melihat detailnya.

Atau patung “super besar” berjudul "Luz #3: Membangun Etos" karya Eddi Prabandono yang sebelumnya pernah dipamerkan di Sigi Art Jakarta pada 2009 lalu. Saking besanya, hanya sisa materialnya saja yang kini dipamerkan di Langgeng Art Foundataion. Yang lainnya sudah dibongkar. Bentuknya rangkaian balok kayu yang dulu pernah digunakan sebagai rangka patung serta tanah liat yang menjadi bahan utamanya. Dulu, karya itu berupa patung kepala anak kecil yang diletakkan miring di atas lantai. Konon, patung itu didedikasikan Eddi untuk puterinya, Luz.

Kuota! Kuota ! Kuota!, demikian tiga kata yang menjadi judul pameran itu, adalah pameran yang ketiga kalinya diselenggakaran oleh Langgeng Art Foundation sejak didirikan 2010 lalu. Di antara dua pameran sebelumnya adalah pameran bersama Agus Suwage dan Fillipo Sciascia, perupa asal Italia, dengan judul "Illuminance" pada Januari 2011 lalu. Sama dengan karya-karya delapan seniman yang kini dipamerkan, karya Agus dan Fillipo pernah dipamerkan di National University of Singapore (NUS) Museum pada 2010 lalu.

Kali ini, "Kuota! Kuota ! Kuota!", kata Hendro Wiyanto, kurator pameran, digelar sebagai penghargaan untuk karya perupa yang dianggap luar biasa. Selain S. Teddy Darmawan, Kanwa Adikusumah dan Eddi Prabandono, perupa lainnya adalah Baihaqi Hasan, Faisal Habibi, Narpati Awangga, Titarubi dan Wiyogo Muhardanto. “Ini versi kurator,” kata dia di sela pembukaan pameran, Sabtu malam.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut dia, dalam pameran karya perupa-perupa itu sebelumnya, Hendro-lah kuratornya, baik secara tunggal maupun bersama kurator lain. Untuk pameran ulang kali ini, pameran direncanakan akan berlangsung hingga 7 Mei 2011 mendatang. “Semua karya mereka sebelumnya telah dipamerkan di berbagai tempat,” katanya.

Beberapa karya memang kembali dipamerkan dalam kondisi tak lengkap lagi. "Surrounding David" karya Titarubi, yang pernah dipamerkan di National Museum of Singapore pada 2008 itu, juga tak lengkap. Sebelumnya karya itu berbentuk David, sosok pria perkasa berbadan kekar dalam keadaan telanjang bulat. Bentuknya utuh, dari ujung rambut hingga kaki. “Tapi kini tinggal setengah badan,” kata Hendro.

Ada pula karya Faisal Habibi berjudul "Untitled" malah super mini. Pada 2010 lalu, “perkakas” mini itu dipamerkan di Edwin’s Gallery Jakarta. Di antaranya berbentuk gunting, gergaji dan palu. Dibuat dari kayu dan dural, masing-masing berukuran sekitar 10 sentimeter. Modelnya sangat mirip aslinya.

ANANG ZAKARIA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

33 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

40 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.