Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mimpi Bintang di Jalanan  

image-gnews
Pertunjukan teater yang diperankan anak-anak jalanan berjudul Wujudkan Mimpimu di Common Room, Bandung, Jawa Barat, Kamis (10/2). Tema yang diambil di seputar mimpi anak jalanan tentang hidup yang lebih baik dibanding kerasnya kehidupan jalanan. TEMPO/Prima Mulia
Pertunjukan teater yang diperankan anak-anak jalanan berjudul Wujudkan Mimpimu di Common Room, Bandung, Jawa Barat, Kamis (10/2). Tema yang diambil di seputar mimpi anak jalanan tentang hidup yang lebih baik dibanding kerasnya kehidupan jalanan. TEMPO/Prima Mulia
Iklan
TEMPO Interaktif, Bandung - Belasan bocah perempuan berhamburan dari sisi pentas. Mereka mengambil tempat lalu memanjatkan doa. Permintaannya macam-macam: dari sepatu roda hingga ingin jadi dokter.

Bagi anak-anak jalanan itu, doa seperti impian di dunia nyata. Hanya Bintang yang tak punya. "Aku tak tahu mimpiku. Dia telah menghilang sejak umurku 6 tahun. Sekarang aku hidup di jalan," kata Bintang, bocah perempuan yang diperankan Mega.

Di jalan mereka mengemis atau mengamen di persimpangan. Sebagian pengendara mobil menolak memberi uang dan lebih suka menyebut mereka sebagai gembel. Kelompok itu pun terpaksa kocar-kacir kalau petugas muncul.

Gambaran kehidupan itu kini tersaji di panggung teater "Wujudkan Mimpimu". Pentas itu berkisah tentang mimpi dan kegiatan anak jalanan. Para pemainnya asli anak jalanan. Sehari-hari mereka memang biasa bergerombol di sekitar simpang Jalan Pasteur-Surya Sumantri, Bandung. Selama 45 menit, mereka menyajikan dunia keseharian mereka di atas panggung yang dikelilingi penonton di ruang tengah Common Room, Bandung, Kamis (11/2).

Tata panggung sangat sederhana. Tiga kotak kayu dipakai bergantian untuk tempat berdiri sepasang pengantar cerita dan tempat tidur Ibu Bintang. Untuk menghadirkan suasana dunia nyata, seperti suasana lalu lintas, cuplikan gambar video dihadirkan di layar latar.

Sebagian besar pemain memang terlihat masih belajar seni peran. Tapi, ada beberapa anak yang sudah menunjukkan bakatnya. Mereka berusia enam hingga belasan tahun dan hampir semuanya masih bersekolah dari SD sampai SMA.

Musik pengiringnya juga dimainkan para pengamen jalanan. Mereka menyajikan 11 lagu, delapan di antaranya ciptaan kelompok itu. Mereka menamakannya band Satpaz atau Sahabat Anak Pasteur. Lagu "Mimpi", misalnya, terdengar cukup renyah dengan lirik puitis.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pertunjukan yang melibatkan 23 anak jalanan tersebut digarap oleh Ubuntu Theatre Organisation, yang didirikan di Belanda pada 2006; Yayasan Bahtera, dan ikut dilatih oleh kelompok mainteater. Yayasan Bahtera, yang selama ini mendampingi anak-anak jalanan di Bandung, memilih kelompok di sekitar Jalan Pasteur, "Karena mereka dinilai cukup melek seni dibanding kelompok anak jalanan di tempat lain," kata Pradetya, panitia dari mainteater.

Proses latihan dimulai sejak Oktober lalu di SDN Husein Sastranegara hingga pementasan perdana Januari lalu di sekolah tersebut. Mulai Februari ini mereka telah pentas keliling di empat tempat. "Rencananya ada 25 lokasi yang akan didatangi, terutama lingkungan masyarakat di Bandung," ujar Pradetya.

Naskah lakon yang disutradarai oleh Heliana Sinaga dan Renske Hofman itu berasal dari kisah nyata tiap anak. Mereka awalnya diminta menuliskan kisah hidup dan mimpinya. Cerita itu kemudian diramu untuk pementasan. Menurut Pradetya, mereka berharap pertunjukan teater ini bisa mendorong anak-anak meninggalkan jalanan.

Paling tidak seperti cerita Bintang di akhir pertunjukan. Semua halangan mimpi, kata malaikat yang berbisik ketika ia tidur, hanya ada di kepala. Siapa pun bisa meraih mimpi, termasuk anak jalanan.

ANWAR SISWADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

16 Oktober 2023

Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus di Gedung Kesenian Rumentang Siang Bandung, Sabtu 14 Oktober 2023. (Dok.Bandoengmooi)
Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.


Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

4 September 2023

Pertunjukan seni longser gelaran Bandungmooi berjudul Pahlawan Kesiangan. Dok.Bandoengmooi
Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.


Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

30 Agustus 2023

Marcella Zalianty. TEMPO/Charisma Adristy
Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal


Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

4 Oktober 2022

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.


Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

18 Juni 2022

Sejumlah pemain melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.


Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

15 April 2022

Pertujukan Shiraath oleh Teater Rumah Mata di Metrolink Street Market, Kota Medan, pada Ahad, 10 April 2022. Dok. Teater Rumah Mata
Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.


Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret 2021

105 Tahun Gedung Wayang Orang Sriwedari
Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.


27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

27 Maret 2021

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

Dulunya Teater merupakan hiburan paling populer di Yunani, pada 27 Maret, 60 tahun lalu Institut Teater Internasional menggagas Hari Teater Sedunia.


Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

18 Maret 2021

Kelompok Teater Api Indonesia memainkan lakon berjudul Toean Markoen di Festival Teater Tubuh II, Selasa 16 Maret 2021. Dok. Festival
Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

Festival Teater Tubuh berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu, 16 - 20 Maret 2021. Festival ini merupakan silaturahmi tubuh kita dalam pandemi Covid-19.


Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

3 Juli 2020

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

Pementasan Sie Jin Kwie pada 2010 lalu di Graha Bhakti Budaya, Jakarta, kini bisa disaksikan kembali pada 4 - 5 Juli di kanal YouTube Indonesia Kaya.