Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tarian Raja Afrika  

image-gnews
Vincent Mantsoe penari Afrika Selatan di Teater Kecil , Taman Ismail Marzuki, Jakarta, kamis (17/06). (TEMPO/ Novi Kartika)
Vincent Mantsoe penari Afrika Selatan di Teater Kecil , Taman Ismail Marzuki, Jakarta, kamis (17/06). (TEMPO/ Novi Kartika)
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Meski hanya bercelana panjang putih dengan kain oranye sederhana, plus tongkat pendek, ia adalah seorang raja. Pemimpin masyarakat yang diagungi karena mengemban tugas menjaga berlangsungnya keseimbangan alam. Ia adalah raja dari Afrika Selatan.

 

Ia Vincent Sekwati Koko Mantsoe. Tubuhnya hitam dan berotot. Tatapannya tajam dan gerak langkahnya pasti. Ia berputar sekali, dua kali, lalu terdiam. Lalu mulai bergerak, gemulai, dan sedetik kemudian berubah cepat. Temponya masih beraturan dan olah tubuhnya tetap bisa dinikmati.

 

Mantsoe tengah menjadi raja dalam pertunjukan tunggalnya yang bertajuk Barena (Chiefs). Komposisi tari karya koreografer Afrika Selatan itu sekaligus menjadi nomor penutup perhelatan Indonesian Dance Festival ke-10, di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada Kamis malam lalu. Karya Mantsoe tersebut tampil setelah penampilan dua karya koreografer Indonesia, Jecko Siompo bertajuk Dari Beta Max Sampai DVD Berjajar Pulau-pulau dan Eko Supriyanto berjudul Home: Ungratifying Life.

 

Gaya menari Mantsoe sangat enerjetik. Dengan latar tari tradisional Afrika yang dinamis, membuat olah tubuhnya tak monoton. Ia merentangkan kedua kakinya membentuk kuda-kuda sejajar. Layaknya tarian Jawa, ujung jarinya pun lentik gemulai ke kiri dan ke kanan. “Entahlah, saya justru mendapat gerak seperti itu saat berada di Australia,” ujarnya seusai pentas.

 

Setelah itu, gerak perutnya yang patah-patah pun makin dominan. Sambil mempertontonkan otot lengannya, ia membentangkan badan. Hingga napas yang terengah-engah membuat dadanya naik-turun cepat.

 

Tongkat yang selalu digenggamnya juga mampu menjadi beberapa medium berbeda. Selain sebagai lambang keagungan sang raja, tongkat itu mampu jadi tombak dan bahkan bisa berfungsi jadi cangkul. Kala menjadi tombak, Mantsoe memperlihatkan gerakan cepat dan tendangan ke udara. “Terlihat seperti Capuera ya, padahal saya belajar Thai Chi loh,” katanya. Dan ketika berubah jadi cangkul, sang raja pun seolah bermutasi menjadi masyarakat petani.

 

Barena berkisah tentang kehidupan seorang raja dengan masyarakat yang dipimpinnya. Raja duduk di singgasana dan doing nothing. “Raja cuma bisa say hello and good bye,” ujar Mantsoe.

 

Adapun rakyatnya banting tulang untuk memakmurkan kerajaan. Lalu sang raja sadar, betapa ia terlalu jauh dari rakyatnya. “Meski jadi raja, ia pun manusia biasa. Sang raja ingin menari dan bercengkrama dengan mereka,” katanya. Inilah dua sisi humanis yang bisa dialami oleh siapa saja.

 

Nomor tari berdurasi 25 menit ini sarat pesan moral. Meski dipentaskan dengan latar panggung yang sederhana, hanya bentangan gambar akar pohon yang dibidik dari film proyektor, Mantsoe mampu memberika tontonan segar di antara ragam tari kontemporer saat ini. Kisah ini pun berbanding lurus dengan latar kehidupan Mantsoe kecil yang tumbuh di tengah semaraknya Apartheid di kampungnya, Soweto, Afrika Selatan.

 

Nomor yang satu ini bukanlah barang baru dalam daftar karya sang maestro tari Afrika Selatan. Barena pernah dipentaskan di beberapa negara sejak 2002 lalu. Padatnya jadwal manggung Mantsoe membuat dirinya tak memiliki waktu untuk mempersembahkan karya baru bagi pergelaran yang baru pertama kali diikutinya ini. “Saya sudah mendengar gaung IDF sejak dulu, dan sering juga diundang. Namun selalu tak bisa karena memang jadwalnya tak pernah pas,” ujarya.

 

Mantsoe menempuh jalan panjang dalam menapaki karirnya. Setelah bertahun-tahun ia hanya menari di sanggar anak muda Joy Dancers dan berlatih tari jalanan, ia kemudian berjodoh dengan kelompok tari di Johhanesburg, Moving Into Dance Mophatong (MIDM). Atas bimbingan Sylvia Glasser, ia mempelajari teknik tari Afrika Selatan dan Australia. Jadilah rumus versi Mantsoe, kolaborasi gerakan African-Kontemporer-Asia.

 

Debut Mantsoe dimulai pada 1992. Ia menciptakan berberapa karya, antara lain, Speaking with Tongues, Gula Matari, Tlotlo, Naka, dan Men-Jaro. Sebuah kehormatan tak terlupakan saat ia tampil mementaskan karya tunggalnya pada inagurasi presiden Nelson Rolithlahtla Mandela (1994), dan di depan Queen Beatrix dari Belanda.

 

Pada pertengahan 1990, Mantsoe meraih posisi kehormatan “International Choreographic Commissions” untuk karya Sasanka pada Harlem Dance Theatre di Amerika Serikat, Bodika di COBA Kanada, Majara pada Skanes Danse Theatre di Swedia, dan Letlalo pada Ace di Inggris.

 

 

AGUSLIA HIDAYAH

 

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


SMA Labschool Cibubur Selenggarakan Pentas Seni Cravier 2024 Usung Tema Peduli Lingkungan

33 hari lalu

SMA Labschool Cibubur mengadakan pentas seni CRAVIER yang kini memasuki tahun ke-10. Tahun ini, CRAVIER digelar pada 27 Juli 2024 di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta. Foto: Istimewa
SMA Labschool Cibubur Selenggarakan Pentas Seni Cravier 2024 Usung Tema Peduli Lingkungan

Acara tahunan SMA Labschool Cibubur akan mengusung tema lingkungan dalam kacamata anak muda di Cravier 2024.


Butet Kartaredjasa Terintimidasi, Bagaimana Cara Mengurus Perizinan Pentas Seni?

7 Desember 2023

Aktor Butet Kertaredjasa melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Butet Kartaredjasa Terintimidasi, Bagaimana Cara Mengurus Perizinan Pentas Seni?

Butet Kartaredjasa menyebut bahwa pementasan seninya diintervensi oleh pihak kepolisian karena larangan menampilkan satir politik.


HNW Apresiasi Usulan Pementasan Seni Budaya jelang Tahun Politik 2024

28 Juli 2023

Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid.
HNW Apresiasi Usulan Pementasan Seni Budaya jelang Tahun Politik 2024

Komunitas seni dan budaya, Sangkami mengusulkan pementasan seni dan budaya melibatkan para anggota MPR.


Ada Monas Week Saat Libur Lebaran 2023, Pengelola Siapkan 4 Toilet Bus Tambahan

25 April 2023

Pengunjung menyaksikan pertunjukan 'video mapping' di Tugu Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Minggu, 22 Desember 2019. Video mapping yang berdurasi 25 menit tersebut akan dilaksanakan hingga 31 Desember mendatang bertemakan Filosofi Tugu Monas, Relief dan Diorama Museum Sejarah Nasional, Pembangunan Ibu Kota Jakarta, Kebudayaan Betawi serta kehidupan Jakarta. ANTARA
Ada Monas Week Saat Libur Lebaran 2023, Pengelola Siapkan 4 Toilet Bus Tambahan

Rangkaian Monas Week menyuguhkan pertunjukan musik khas Idul Fitri serta Air Mancur Menari dan video mapping.


4 Acara Imlek yang Populer di Indonesia, Selalu Menarik Minat Wisatawan

21 Januari 2023

Pertunjukan di acara puncak Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta, Malioboro Imlek Carnival di Yogyakarta, Sabtu 16 Februari 2019. TEMPO | Pribadi Wicaksono
4 Acara Imlek yang Populer di Indonesia, Selalu Menarik Minat Wisatawan

Acara-acara itu tak sekadar untuk membuat meriah Imlek, tapi memiliki makna di dalamnya.


Libur Natal dan Tahun Baru, Ini Sederet Agenda Kesenian di Lereng Merapi

14 Desember 2022

Suasana destinasi wisata Tlogoputri, Kaliurang di lereng Gunung Merapi, Yogyakarta, masih sepi di masa PPKM Level 4. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Libur Natal dan Tahun Baru, Ini Sederet Agenda Kesenian di Lereng Merapi

Ada sejumlah agenda seni budaya yang akan kembali digelar di kawasan Kaliurang pada libur Natal dan Tahun Baru.


Dua Tahun Vakum, Seniman Kabupaten Bekasi Ramaikan Lebaran Yatim

3 September 2022

Aksi panggung seniman lokal asal Kabupaten Bekasi di pentas Lebaran Yatim Bekasi yang digelar Dewan Kesenian Kabupaten Bekasi di Lapangan Kelurahan Wanasari, Kecamatan Cibitung, Jumat petang, 2 September 2022. Foto: ANTARA/Pradita Kurniawan Syah
Dua Tahun Vakum, Seniman Kabupaten Bekasi Ramaikan Lebaran Yatim

Gabungan seniman Kabupaten Bekasi kembali manggung untuk memeriahkan Lebaran Anak Yatim setelah dua tahun terhalang pandemi


Siap-siap Disambut Tari Sri Kayun Saat Wisata ke Kulon Progo

23 Maret 2021

Seniman dan seniwati Kulon Progo menampilkan Tari Sri Kayun. (ANTARA/Sutarmi)
Siap-siap Disambut Tari Sri Kayun Saat Wisata ke Kulon Progo

Tari Sri Kayun dan fragmen Suroloyo Wrehaspati dibawakan oleh seniman Kulon Progo dan pegawai pemerintah daerah sebagai penari pendukung.


Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

20 Februari 2021

Tari Legong Semarandana dalam pertunjukan Budaya Pusaka Kita: Bangga pada Budaya Nusantara yang digelar Wulangreh Omah Budaya., Sabtu, 13 Februari 2021. Tempo/Inge Klara Safitri.
Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

Omah Wulangreh menggelar pertunjukan seni dan budaya Pusaka Kita. Menampilkan musik gamelan Tari Legong Semaradana.


Produksi Teater di Masa Pandemi, Apa Saja Tantangannya?

1 Desember 2020

Penampilan teater musikal
Produksi Teater di Masa Pandemi, Apa Saja Tantangannya?

Tentu ada beberapa tantangan saat memproduksi pentas teater. Salah satu kendala utamanya adalah mencari cara agar pentas tetap dapat roh.