"Pertunjukan ini kami lakukan selain untuk menghibur warga juga menjadi ajang latihan," kata ketua Forum Komunitas Seni Budaya Cuci Otak, Ruswansyah Dani, Rabu (14/4).
Komunitas teater Cuci Otak direncanakan mengikuti festival teater dunia di Contact Theatre Manchester, Inggris, pada 18-26 Juli yang diikuti 12 negara. Teater Cuci otak menyisihkan 150 kelompok teater di seluruh dunia.
Meski pentas di alam terbuka dan bukan di gedung megah, anggota Cuci Otak tetap menjiwai setiap peran yang dimainkan. Mereka juga mengenakan kostum pewayangan lengkap dengan aksesorisnya sesuai dengan alur cerita. Mereka juga memboyong berbagai alat musik tradisional hingga mampu menghidupkan suasana pertunjukkan.
Manager Teater Cuci Otak Zainul Arifin mengatakan, untuk memberangkatkan kelompok teater yang beranggotakan 15 orang ini membutuhkan dana sekitar Rp 1,6 miliar. Namun, hingga menjelang keberangkatan belum dipunyai dana. Zainul berencana meminta bantuan pendanaan kepada perusahaan swasta, pemerintah daerah dan donatur yang peduli. "Cuci otak adalah duta bangsa, pemerintah harus mendukungnya," katanya.
Dalam pementasannya nanti, teater cuci otak mengangkat cerita rakyat Ken Arok-Ken Dedes masa kerajaan Singosari. Naskah cerita ditulis bersama anggota Cuci Otak dibantu sejumlah seniman dan budayawan Pasuruan dan Malang.
Alur ceritanya dilengkapi dengan intrik politik, penjatuhan tahta, percintaan dan dendam. "Babad tanah Jawa tak lepas dari cerita Ken Arok, perkembangan negara juga berkaitan dengan cerita ini," kata pelatih Forum Komunitas Seni Budaya Cuci Otak, Akhmad Rosidi. EKO WIDIANTO.