TEMPO Interaktif, Jakarta -Di tengah maraknya ranah genre pop yang bergema di pasar musik Tanah Air, penyanyi solo Lalla Begg justru mengambil jalur yang berseberangan. Genre musik tekno moderen yang masih jarang dijamah masyarakat menjadi pilihannya dalam berkarir.
Sebuah album berjudul Wake Up menjadi penanda kebangkitan Lalla Begg yang “mati suri” selama empat tahun lalu. “Jalan ini memang bersebrangan dengan kondisi pasar, namun saya tetap yakin bisa diterima,” ujar Lalla dalam peluncuran album tersebut di Jakarta, Sabtu lalu.
Sebanyak sembilan lagu disuguhkan dalam album yang diperkuat oleh musisi-musisi musik tekno Indonesia. Sebut saja, Andy Ayunir dan Popo Fauza, yang didaulat memegang ryhtm dan string. Ada pun Geoff orkes bertanggung jawab pada suara saksofon yang berkolaborasi dengan perkusi Iwan Mirat. “Saya memperkuat album ini dengan menarik seorang musisi luar negeri bernama Paul Russel,” katanya. Di album yang memakan waktu hingga empat tahun, lagu berjudul Wake Up dan Ku Akhiri dipercaya menjadi jagoannya.
Sebenarnya, langkah ini bukan pertama kalinya untuk Lalla. Tahun 2002 lalu, ia pernah menjajal peruntungannya di dunia musik. Namun sayang, album pop berjudul Masihkah Ada Waktu kandas di pasaran. “Di album itu saya mendapat banyak pelajaran berharga sebagai bekal saya untuk berkarya lebih baik lagi,” ujarnya.
Aguslia Hidayah