TEMPO.CO, Jakarta - Hoobastank menjadi grup pembuka (opening act) untuk konser The Script Satellites World Tour 2025 yang akan digelar di Indonesia Convention Exhibition atau ICE BSD pada 14 Februari 2025 dan di JATIM Expo, Surabaya, Jawa Timur, 16 Februari 2025.
Dibentuk pada 1994 di Agoura Hills, California, Hoobastank dikenal luas melalui lagu-lagu hit mereka seperti The Reason, Crawling in the Dark, dan Running Away.
Tentang Hoobastank
Hoobastank dibentuk oleh dua remaja yang bersekolah di Agoura Hills, Doug Robb (vokal) dan Dan Estrin (gitar). Keduanya bertemu saat mengikuti kompetisi battle of the bands di sekolah. Setelah band masing-masing bubar, Doug dan Dan Estrin memutuskan untuk membentuk grup band baru. Untuk melengkapi formasi, mereka merekrut Markku Lappalainen (bass) dan Chris Hesse (drum), sehingga terbentuklah Hoobastank.
Dikutip dari Vogue, Doug Robb menjelaskan bahwa nama Hoobastank hanya lelucon dari masa sekolah yang tidak memiliki arti tertentu, namun terdengar unik dan menarik.
Hoobastank memulai karier mereka dengan tampil di berbagai pertunjukan lokal di sekitar California. Pada 1998, mereka merilis album independen berjudul They Sure Don't Make Basketball Shorts Like They Used To. Album ini mencakup beberapa demo awal dan memikat penggemar lokal serta label rekaman besar. Pada 2000, Hoobastank menandatangani kontrak dengan Island Records, yang membuka pintu untuk kesempatan lebih besar.
Album debut mereka yang berjudul Hoobastank dirilis pada November 2001. Lagu Crawling in the Dark menjadi single pertama yang memperkenalkan Hoobastank kepada khalayak yang lebih luas. Lagu ini masuk ke berbagai tangga lagu, termasuk mencapai peringkat ke-68 di Billboard Hot 100, peringkat ketiga di tangga lagu rock modern, dan peringkat pertama di MP3.com. Lagu Running Away menduduki peringkat ke-44 di Billboard Hot 100.
Pencapaian terbesar Hoobastank pada 2003 dengan dirilisnya album The Reason. Album ini diproduksi oleh produser Howard Benson. Meskipun proses rekaman sempat tertunda akibat kecelakaan yang dialami Dan Estrin, album ini dirilis pada akhir 2003.
Lagu Out of Control yang pertama dari album ini dan menunjukkan sisi keras dari musik Hoobastank. Namun, lagu yang benar-benar membawa mereka ke puncak ketenaran berjudul The Reason. Dirilis pada pertengahan 2004, lagu ini mencapai peringkat kedua di Billboard Hot 100 dan menjadi hit internasional. The Reason juga meraih peringkat pertama di tangga lagu rock modern dan memuncaki berbagai tangga lagu di seluruh dunia.
Album The Reason pun mendapat sertifikasi platinum ganda. Popularitas mereka semakin meluas, dan melanjutkan tur ke berbagai negara, termasuk Eropa dan Asia, untuk mempromosikan album tersebut.
Dikutip dari AllMusic, Hoobastank merilis album ketiga mereka, Every Man for Himself pada 2006. Pada 2009, Hoobastank meluncurkan album keempat, For(N)ever, diikuti dengan perilisan album akustik pertama mereka, Is This the Day?, yang menampilkan versi stripped-down dari beberapa lagu terbaik mereka.
Pada 2012, Hoobastank merilis album kelima mereka, Fight or Flight, yang menandai berakhirnya kerja sama mereka dengan Island Records dan kembali menjadi band independen.
Pada 2018, Hoobastank merilis album keenam mereka, Push Pull. Album ini menunjukkan pergeseran signifikan dalam gaya musik mereka, dengan penambahan elemen-elemen pop yang lebih ringan. Lagu-lagu seperti Push Pull dan More Beautiful memperlihatkan sisi baru dari Hoobastank yang eksperimental.
Pada September 2022, serial dokumenter tentang pembuatan album studio debut self-titled mereka dirilis. Ini untuk memperingati ulang tahun ke-20 album tersebut yang kemudian diunggah di saluran YouTube resmi mereka.
Pilihan Editor: Hoobastank akan Jadi Pembuka Konser The Script di Jakarta dan Surabaya