Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perjalanan Panjang The Rolling Stones Bersama Mick Jagger

image-gnews
Rolling Stones tampil dalam konser
Rolling Stones tampil dalam konser "SIXTY Stones Europe Tour 2022" di Stadion Wanda Metropolitano di Madrid, Spanyol, 1 Juni 2022. The Rolling Stones memainkan lagu klasik 1966 mereka "Out of Time" untuk pertama kalinya dalam pengaturan konser. REUTERS/Susana Vera
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dari alunan gemuruh gitar yang naik turun hingga seruan puitis tentang kebebasan, The Rolling Stones telah menapaki perjalanan musik yang luar biasa sepanjang lebih dari 6 dekade.

Dibentuk pada 1962, band ini telah melalui berbagai perubahan personel, era musik yang berbeda, dan kontroversi, namun mereka tetap bertahan dan terus menghasilkan karya hingga saat ini.

Kelahiran Band Legendaris

Kisah The Rolling Stones diawali dengan pertemuan dua sahabat masa kecil, Mick Jagger dan Keith Richards, di tahun 1950. Keduanya sama-sama memiliki kecintaan terhadap musik blues dan rock and roll, yang kala itu sedang digandrungi oleh banyak kawula muda.

Bersama Brian Jones (gitar, harmonica, kibor), Bill Wyman (bass), dan Charlie Watts (drum), mereka membentuk band bernama The Rolling Stones pada 1962. Band ini kerap tampil membawakan lagu-lagu dari musisi blues legendaris seperti Muddy Waters dan Chuck Berry.

Dilansir dari thehistoryofrockandroll.net, nama The Rolling Stones sendiri lahir secara tidak sengaja. Saat ditanya nama band oleh seorang jurnalis dari Jazz News, Brian Jones melirik piringan hitam Muddy Waters yang tergeletak di lantai, yang salah satu lagunya berjudul Rollin' Stone. Dan, terciptalah nama yang melegenda tersebut.

Perjalanan Penuh Dinamika

Dikutip dari biography.com, band ini memulai debutnya sebagai Rolling Stones pada 12 Juli 1962, dengan Jagger sebagai penyanyi utama, Richards dan Jones pada gitar, Taylor pada bass, Stewart pada keyboard, dan Mick Avory pada drum.

The Rolling Stones mulai meraih kesuksesan di pertengahan tahun 60-an. Lagu-lagu seperti (I Can't Get No) Satisfaction dan Paint It Black menjadi hits internasional dan melambungkan nama mereka.

Band ini dikenal dengan musik blues-rock yang energik, serta citra pemberontakan yang bertolak belakang dengan image "anak baik-baik" yang diusung oleh The Beatles kala itu.

Keberanian The Rolling Stones dalam mengangkat tema-tema kontroversial seperti seks, narkoba, dan kritik sosial turut melambungkan popularitas mereka. Namun, hal ini juga menuai kontroversi dan kecaman dari pihak-pihak konservatif.

Sepanjang perjalanannya, The Rolling Stones menghadapi berbagai perubahan personel. Brian Jones, salah satu pendiri band, meninggal dunia pada 1969. Mick Taylor, yang sempat dijuluki sebagai "penyelamat" band, hengkang pada 1974.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ronnie Wood yang menggantikan posisi gitaris tersebut berhasil menjaga eksistensi The Rolling Stones, bersama dengan formasi Mick Jagger (vokal), Keith Richards (gitar), Charlie Watts (drum), dan Bill Wyman (bass) yang sudah terjalin sejak awal.

Namun, pada 1993, Bill Wyman memutuskan untuk keluar. Ia digantikan oleh Darryl Jones sebagai bassis tur, meskipun statusnya tidak pernah diresmikan sebagai anggota tetap. 

Skechers tampil bersama salah satu band rock 'n' roll paling terkenal di dunia untuk kolaborasi terbarunya: The Rolling Stones/Foto: Doc. Skechers

Dilansir dari Britannica, mereka merilis album Blue & Lonesome pada 2016, yang berisi lagu-lagu cover blues klasik. Album ini menuai pujian dan meraih penghargaan Grammy Award. Ini merupakan album kedua dari The Rolling Stones yang memenangkan Grammy dan datang lebih dari dua dekade setelah yang pertama, ketika Voodoo Lounge (1994) meraih penghargaan untuk album rock terbaik.

Kehilangan Charlie Watts, sang drummer legendaris, pada 2021 menjadi pukulan berat bagi The Rolling Stones. Namun, mereka terus melanjutkan perjalanan musiknya dengan Steve Jordan sebagai drummer pengganti.

Meskipun sempat mengalami pasang surut, The Rolling Stones tetap produktif dalam berkarya. Album-album seperti Sticky Fingers (1971) dan Exile on Main St. (1972) dianggap sebagai karya terbaik mereka dan terus digemari hingga saat ini. Kemampuan mereka untuk beradaptasi dan berevolusi di tengah perubahan zaman menjadi salah satu faktor penting yang membuat mereka tetap relevan.

The Rolling Stones tidak hanya dikenal sebagai band rock legendaris, tetapi juga sebagai ikon budaya pop. Mereka telah menginspirasi banyak musisi di generasi berikutnya dan terus menggelar konser berskala internasional, membuktikan bahwa semangat rock and roll mereka tak pernah padam.

Pilihan editor: Deretan 5 Album Fenomenal The Rolling Stones Torehkan Sejarah Musik Rock

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

4 jam lalu

Pada Senin (5/2), Istana Buckingham mengumumkan bahwa Raja Charles III didiagnosis menderita kanker. Istana juga mengatakan bahwa sang Raja telah mulai menjalani perawatan. REUTERS/Toby Melville
Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.


Incubus Tutup Konser dengan Lagu Wish You Were Here, Punya Makna Tersendiri?

2 hari lalu

Vokalis grup musik Incubus Brandon Boyd saat konser bertajuk Asia Tour 2024 di Tennis Indoor, Senayan, Jakarta, Selasa, 23 April 2024. Incubus membuka aksi panggungnya dengan membawakan lagu the beatles yang berjudul Come Together, lalu dilanjutkan dengan Quicksand hingga Nice to Know You. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Incubus Tutup Konser dengan Lagu Wish You Were Here, Punya Makna Tersendiri?

Tahun ini menjadi konser Incubus keempat di Indonesia. Mereka membawakan lagu "Wish You Were Here" sebagai penutupnya.


Konser Incubus di Jakarta Dibuka dengan Lagu Quicksand dan Nice to Know You

2 hari lalu

Vokalis grup musik Incubus Brandon Boyd saat konser bertajuk Asia Tour 2024 di Tennis Indoor, Senayan, Jakarta, Selasa, 23 April 2024. Incubus membuka aksi panggungnya dengan membawakan lagu the beatles yang berjudul Come Together, lalu dilanjutkan dengan Quicksand hingga Nice to Know You. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Konser Incubus di Jakarta Dibuka dengan Lagu Quicksand dan Nice to Know You

Penampilan spektakuler Incubus disambut tepuk tangan meriah oleh para penggemar yang memenuhi Tennis Indoor Senayan.


Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

2 hari lalu

Duta Besar Inggris untuk ASEAN Sarah Tiffin (kiri) dan Pejabat Ekonomi Senior Inggris untuk ASEAN Martin Kent (kanan) setelah acara peluncuran ASEAN-UK Economic Integration Programme (EIP) di Jakarta pada Rabu, 24 April 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.


Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

3 hari lalu

The Black Dog, Vauxhall, London. Instagram.com/@theblackdogvauxhall
Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

The Black Dog, pub di London mendadak ramai dikunjungi Swifties, setelah Taylor Swift merilis album barunya


Ivan Gunawan Siap Resmikan Masjidnya di Uganda, Berikut Profil Negara di Afrika Timur Ini

7 hari lalu

Masjid Indonesia by Ivan Gunawan di Uganda, Afrika Timur. Foto: Instagram/@hamza.tamimy
Ivan Gunawan Siap Resmikan Masjidnya di Uganda, Berikut Profil Negara di Afrika Timur Ini

Ivan Gunawan berencana berangkat ke Uganda hari ini untuk meresmikan masjid yang dibangunnya. Ini profil Uganda, negara di Afrika Timur.


112 Tahun Kapal Titanic Karam, Berikut Spesifikasinya dan Penyebab Tenggelam

8 hari lalu

RMS Titanic merupakan kapal penumpang uap terbesar di dunia pada saat itu yang dimiliki perusahaan pelayaran White Star Line. Pada tanggal 14-4, 1912, Titanic bertabrakan dengan gunung es di Samudra Atlantik Utara dan menewaskan 1.523 penumpang. gizmodo.de
112 Tahun Kapal Titanic Karam, Berikut Spesifikasinya dan Penyebab Tenggelam

Pada 15 April 1912, RMS Titanic karam di Atlantik Utara menabrak gunung es saat pelayaran dari Southampton di Inggris ke New York City


Menlu Inggris: Israel Putuskan Balas Serangan Iran

9 hari lalu

Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron bertemu dengan Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati (tidak terlihat) di Beirut, Lebanon 1 Februari 2024. REUTERS/Mohamed Azakir
Menlu Inggris: Israel Putuskan Balas Serangan Iran

Menteri Luar Negeri Inggris mengatakan Israel "jelas" telah memutuskan untuk membalas serangan rudal dan drone Iran.


Mengingat Pembantaian Amritsar di India pada 1919, Tewaskan Ratusan Orang dan Ribuan Lainnya Terluka

13 hari lalu

Kelompok Sikh mengangkat pedang sambil memprotes saat bentrokan di kuil Sikh, Kuil Emas, di Amritsar, India (6/6). REUTERS/Munish Sharma
Mengingat Pembantaian Amritsar di India pada 1919, Tewaskan Ratusan Orang dan Ribuan Lainnya Terluka

Pada 13 April 1919 terjadi pembantaian di Amritsar di Punjab, India. Berikut kilas balik peristiwa berdarah itu.


Kurangi Usia Minimum Pengguna di Inggris dan Eropa, WhatsApp Dikecam

13 hari lalu

Ilustrasi WhatsApp. shutterstock.com
Kurangi Usia Minimum Pengguna di Inggris dan Eropa, WhatsApp Dikecam

Dengan langkah ini, WhatsApp telah membuat marah banyak orang.