Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Review Film Bonnie: Adegan Aksi dan Drama yang Berpadu dengan Sastra

image-gnews
Poster film Bonnie. Dok. Istimewa.
Poster film Bonnie. Dok. Istimewa.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sosok perempuan tangguh yang berani bersuara dan tak takut melawan untuk membela pihak yang tertindas, merupakan gambaran singkat film Bonnie. Mengangkat genre drama laga remaja, film perdana karya Tawang Khan Production ini memikat hati para penonton pada penayangan perdananya atau gala premiere yang telah berlangsung di Jakarta pada Senin, 26 Februari 2024.

Walau jadi karya debut rumah produksi tersebut, film Bonnie sudah menetapkan standar yang cukup tinggi dan bahkan melampaui ekspektasi penonton yang hadir di bioskop XXI Epicentrum, Kuningann, Jakarta Selatan. Ketika laga yang intens dan drama yang menguras emosi berpadu dengan sastra, seperti apa jadinya? Berikut review film Bonnie selengkapnya.

Review Film Bonnie: Adegan Aksi dan Drama yang Berpadu dengan Sastra

Bonnie sukses menghadirkan warna baru di industri perfilman Indonesia. Sebab, dialognya yang kaya akan sastra jadi ciri khas tersendiri dari film-film drama laga sebelumnya. Dalam beberapa adegan, para pemain berdialog sambil menuturkan karya sastra dari seniman asal Sumba, mendiang Umbu Landu Paranggi.

Salah satunya adalah puisi berjudul Ibunda Tercinta yang beberapa kali diulang dalam adegan. Khususnya, saat puisi tersebut dibacakan oleh tokoh utama, Bonnie, yang diperankan oleh aktris Livi Ciananta. Rupanya, adegan laga intens serta drama yang menguras emosi dan berpadu dengan unsur sastra tersebut jadi perpaduan yang sempurna. Gebrakan ini mampu mencuri perhatian penonton.

Walau dialog antarpemain terbilang cukup asing di telinga karena kental dengan unsur sastra sebagai latar belakang tokoh Sambara, ayah Bonnie (Ariyo Wahab) yang merupakan seniman, akting mumpuni para pemain membuatnya tampak mulus. Terlebih, kutipan-kutipan kuat yang menggambarkan sosok perempuan tangguh yang berulang kali dilontarkan oleh ibunda Bonnie, Kinan (Nadila Ernesta). Meski begitu, untuk mengimbanginya, penulis dan sutradara masih mempertahankan dialog natural yang kerap dilontarkan oleh generasi muda di masa kini.

Adegan Aksi yang Detail, Menyoroti Kemampuan Bela Diri Para Pemain

Dalam film besutan sutradara Marsha Hermansyah Abidin dan Agus Hermansyah Mawardy ini, adegan aksi disorot dengan detail. Hal ini menunjukkan kemampuan bela diri para pemain yang memang dilatih secara khusus untuk film Bonnie. Sang sutradara laga, Fandy Fight mengaku bahwa workshop atau pelatihan khusus adegan aksi dalam proyek ini berlangsung selama empat bulan. Sedangkan Livi, harus menjalani workshop selama lima bulan untuk mendalami karakternya di film layar lebar perdananya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sang sutrada, Agus, mengungkap bahwa untuk menampilkan adegan aksi yang detail ini menggunakan lensa berukuran 85mm dan 100mm. Teknik long shot yang tetap menggunakan dua ukuran lensa tersebut menangkap detail adegan yang bikin penonton ikut merasakan pertarungan tersebut. Bukan hanya dari para tokoh utama, tapi juga jajaran 1.200 orang 

Perpaduan teknik shot kamera dan kemampuan bela diri jajaran pemainnya dibuktikan lewat karya ini yang mampu memukau penonton karena beberapa kali mendapat tepuk tangan yang meriah. Penonton disuguhkan dengan banyaknya adegan laga yang tampak nyata dengan totalitas akting para pemainnya. Selain Livi, Nadila Ernesta juga menyita perhatian karena mampu menghidupkan karakternya dengan akting dan adgan laga yang sangat baik.

Film Bonnie: Penuh Aksi, Emosional, dan Tetap Menghibur

Alur campuran di film Bonnie dengan beberapa kilas balik membangkitkan rasa penasaran dari para penonton. Jenis alur maju mundur tersebut mengajak penonton tenggelam dalam kisah Bonnie dari rangkaian konflik batin maupun eksternal para tokoh yang mencampur kisah kejadian masa kini dan masa lalu secara bergantian. Dalam beberapa adegan, ada transisi yang terasa sedikit berlebihan karena mendistraksi fokus pada adegan. Dapat dipahami, hal tersebut dibuat karena ingin menekankan bahwa alur mengisahkan adegan masa lalu dari para tokoh.

Terakhir, ada beberapa aspek komedi yang diselipkan dalam film ini. Penonton tak hanya tegang dan emosinal berkat banyaknya adegan laga serta dramanya, tapi juga terhibur oleh interaksi lucu para tokoh pendukung. Improvisasi yang memang diperbolehkan oleh sutrara dan produser membuat film ini makin hidup dan mampu mengibur penonton secara keseluruhan. Siap menyaksikan adegan laga yang menguras emosi dalam film Bonnie? Nantikan Bonnie di bioskop Indonesia mulai 29 Februari 2024.

Pilihan Editor: Gala Premiere Film Bonnie Digelar di Jakarta, Dapat Sambutan Positif dari Penonton

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Review Film Abigail: Horor Thriller Penculikan Vampir Dibalut Komedi dan Drama

3 hari lalu

Poster film Abigail. Foto: Istimewa.
Review Film Abigail: Horor Thriller Penculikan Vampir Dibalut Komedi dan Drama

Film Abigail bercerita tentang kawanan penculik menangkap seorang putri balerina, anak seorang tokoh dunia bawah tanah yang kuat


Review Film Glenn Fredly The Movie: Nostalgia hingga Menguras Air Mata

11 hari lalu

Glenn Fredly The Movie. Dok. Poplicist Publicist
Review Film Glenn Fredly The Movie: Nostalgia hingga Menguras Air Mata

Glenn Fredly The Movie mengisahkan perjalanan hidup, karier, hingga cinta dari Bung Glenn yang diperankan apik oleh Marthino Lio.


Review Film Siksa Kubur: Horor Religi yang Dikemas Rapi dan Punya Makna Mendalam

29 hari lalu

Poster film Siksa Kubur. Dok. Poplicist
Review Film Siksa Kubur: Horor Religi yang Dikemas Rapi dan Punya Makna Mendalam

Siksa Kubur dimainkan oleh para aktor terbaik nomine dan penerima Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI).


Godzilla X Kong: The New Empire, Melihat Perkembangan Karakter Kong Jadi Pemimpin Sejati

38 hari lalu

Godzilla x Kong: The New Empire. Foto: Warner Bros.
Godzilla X Kong: The New Empire, Melihat Perkembangan Karakter Kong Jadi Pemimpin Sejati

Godzilla X Kong: The New Empire menjadi film kelima dalam franchise MonsterVerse yang dituturkan perlahan tapi diimbangi visualisasi menarik.


Review Film Para Betina Pengikut Iblis 2, Budaya Klenik dan Pendalaman Karakter

41 hari lalu

Poster Para Betina Pengikut Iblis 2. Foto: Max Pictures.
Review Film Para Betina Pengikut Iblis 2, Budaya Klenik dan Pendalaman Karakter

Para Betina Pengikut Iblis 2, seperti halnya film pertama, penonton dibatasi usia 21 tahun ke atas


Review Film Keluar Main 1994, Dilema Remaja SMA yang Relatable

42 hari lalu

Poster film Keluar Main 1994. Foto: Finisia.
Review Film Keluar Main 1994, Dilema Remaja SMA yang Relatable

Film Keluar Main 1994 memadukan unsur budaya, edukasi, keluarga, dan asmara di kalangan anak SMA yang dekat dengan remaja Indonesia.


Review Film 24 Jam Bersama Gaspar: Adegan Laga hingga Senggol Isu Krusial

55 hari lalu

24 Jam Bersama Gaspar. Foto: Instagram/@24jambersamagasparfilm
Review Film 24 Jam Bersama Gaspar: Adegan Laga hingga Senggol Isu Krusial

Dengan penggunaan bahasa Indonesia baku, 24 Jam Bersama Gaspar membuat film ini lebih berkelas lantaran menjangkau penonton yang lebih luas.


Review Film Tanduk Setan: Antologi Cerita dan Pesan tentang Klenik

59 hari lalu

Poster film Tanduk Setan. Foto: Instagram.
Review Film Tanduk Setan: Antologi Cerita dan Pesan tentang Klenik

Film Tanduk Setan menggabungkan dua cerita antara kehidupan dan kematian ini di dalamnya terdapat selipan pesan yang bisa diresapi selama berpuasa.


Review Film Kuyang: Urban Legend dan Tradisi Khas Kalimantan

6 Maret 2024

Poster film Kuyang. Foto: Instagram.
Review Film Kuyang: Urban Legend dan Tradisi Khas Kalimantan

Kisah Kuyang itu kemudian diangkat menjadi sebuah film yang diproduksi oleh Aenigma Picture dan disutradarai oleh Yongki Ongestu.


Review Film The Zone of Interest, Potret Keluarga Bahagia di Balik Tembok Penuh Kebrutalan

4 Maret 2024

The Zone of Interest. Foto: Instagram/@klikfilm
Review Film The Zone of Interest, Potret Keluarga Bahagia di Balik Tembok Penuh Kebrutalan

Film The Zone of Interest menampilkan kengerian peristiwa Holocaust di Jerman pada Perang Dunia II tanpa memperlihatkan satu pun adegan berdarah.