Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Debat Capres Usung Tema Kebudayaan, Apa Harapan Budayawan, Pekerja Seni, dan Sastrawan?

image-gnews
Capres nomor urut 1 Anies Baswedan, Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat mengikuti debat ketiga Calon Presiden 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 7 January 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Capres nomor urut 1 Anies Baswedan, Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat mengikuti debat ketiga Calon Presiden 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 7 January 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kebudayaan terdapat dalam tema debat capres, Ahad, 4 Februari 2024. Komisi Pemilihan Umum atau KPU menetapkan topik debat mengenai Kesejahteraan Sosial, Kebudayaan, Pendidikan, Teknologi Informasi, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Sumber Daya Manusia dan juga Inklusi. 

Beberapa budayawan, sastrawan dan pekerja seni menyampaikan harapannya terhadap debat capres yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC), dan akan disiarkan televisi nasional mulai pukul 19.00 WIB.

Penerima penghargaan National Writer's Award  SATUPENA 2021 Akmal Nasery Basral Akmal menyampaikan harapannya.

“Harapan saya, ketiga paslon punya strategi kebudayaan yang mampu mensinergikan keunggulan puncak-puncak budaya Indonesia dengan arus deras budaya dunia, tanpa membuatnya menjadi dikotomi yang saling menegasikan,” kata penulis beberapa novel ini saat dihubungi Tempo.co, Rabu, 28 Januari 2024.

Menurut penerima Anugerah Sastra Andalas 2022 untuk kategori budayawan dan sastrawan nasional ini, bonus demografi Indonesia saat ini yang ditandai dengan semakin banyaknya Gen Y dan Gen Z membuat identitas nasional mengalami tantangan jauh lebih berat dibandingkan yang pernah dihadapi generasi-generasi sebelumnya.

Khusus mengenai tema kebudayaan, KH D Zawawi Imron sastrawan dan budayawan mengharapkan adanya pembahasan mengenai adanya Kementerian Kebudayaan yang mandiri.

“Perlunya Kementerian Kebudayaan yang tidak membonceng pada Kementerian Pendidikan,” katanya saat dihubungi Tempo.co, pada Kamis, 1 Februari 2024.

Sastrawan Yanusa Nugroho mengingkan debat capres itu mengangkat kebudayaan lebih luas lagi. “Aku berharap ada yang mengangkat 'pendidikan bangsa'. Karena kebudayaan itu identik dengan pendidikan, terutama intelegensi dan spiritualitas. Semoga,” kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adakah harapan lainnya? Yanusa tertawa. “Sudah, ah.. yang itu saja belum tentu ada. Nanti kebanyakan berharap, malah banyak kecewa,” ujar penggagas konsep pertunjukan wayang kulit televisi Kalasena bersama Ki Manteb Soedharsono yang diangkat ke layar lebar dan diputar di Glassgos University, Skotlandia.

Penyair Willy Ana menginginkan debat capres itu memberikan sebuah gambaran utuh bagaimana merawat dan mengembangkan kebudayaan. Apa yang akan dilakukan capres jika nanti terpilih untuk memajukan kebudayaan. Baik dari sisi kebijakan, anggaran, maupun penguatan sumber daya manusia.

“Keaneragaman dan kebhinekaan kebudayaan Indonesia membutuhkan kepedulian lebih konkret. Tidak sekadar seremonial atau upacara. Perlu dukungan yang lebih kuat bagi pelestarian dan pengembangan kebudayaan,” kata dia kepada Tempo.co, Rabu, 28 Januari 2024.

“Pemerintah juga perlu lebih mempermudah akses terhadap anggaran atau dana untuk kebudayaan,” katanya, menegaskan. 

Begitu pula bagi para pelaku budaya, menurut Willy Ana, perlu perhatian yang lebih konkret dan apresiasi yang cukup. “Karya-karya para pelaku kebudayaan perlu dihargai layak agar para pelaku budaya bisa hidup dari karyanya,” ujarnya.

Sementara, penari Rury Nostalgia menjawab singkat. “Siapapun presidennya, semoga kebudayaan makin diperhatikan,” kata pimpinan Sanggar Padnecwara kepada Tempo, Kamis, 1 Februari 2024. “Kebudayaan itu lebih kepada kehidupan berbudaya,” ujarnya, saat dihubungi Tempo.

Pilihan Editor: Debat Capres Tema Kebudayaan, Budayawan Zawawi Imron: Kementerian Kebudayaan Tidak Bonceng Kementerian Lainnya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenang Umar Kayam, Sastrawan dan Akademisi yang Lebih Dikenal sebagai Bintang Film

9 jam lalu

Umar Kayam. TEMPO/Rully Kesuma
Mengenang Umar Kayam, Sastrawan dan Akademisi yang Lebih Dikenal sebagai Bintang Film

Mengenang Umar Kayam, pemeran Sukarno dalam film Pengkhianatan G30S/PKI. Kakek Nino RAN ini seorang sastrawan dan Guru Besar Fakultas Sastra UGM.


18 Tahun Kepergian Pramoedya Ananta Toer, Kisah dari Penjara ke Penjara

10 jam lalu

Pramoedya Ananta Toer. Wikipedia/Lontar Foundation
18 Tahun Kepergian Pramoedya Ananta Toer, Kisah dari Penjara ke Penjara

Sosok Pramoedya Ananta Toer telah berpulang 18 tahun lalu. Ini kisahnya dari penjara ke penjara.


Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

2 hari lalu

Penandatanganan Kontrak Konstruksi Fisik Pembangunan Museum Kawasan Cagar Budaya Nasional  Muara Jambi/Istimewa
Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid minta pembangunan fisik Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi dilakukan dengan standar yang baik.


Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

2 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo. Dok.TEMPO/Suryo Wibowo
Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.


Joko Pinurbo di Mata Rekan Penulis: Ramah dan Cerdas

3 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo saat menghadiri acara Kompasianival di Lippo Mall, Jakarta Timur, Sabtu, 21 Oktober 2017. Tempo/M JULNIS FIRMANSYAH
Joko Pinurbo di Mata Rekan Penulis: Ramah dan Cerdas

Sejumlah teman sejawat membagikan kesan mereka terhadap sosok Joko Pinurbo yang dikenal cerdas, suka membantu, dan ramah.


Mengenang Kepergian Joko Pinurbo, Berikut 5 Puisi Karyanya yang Perlu Disimak

3 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo. Dok.TEMPO/Suryo Wibowo
Mengenang Kepergian Joko Pinurbo, Berikut 5 Puisi Karyanya yang Perlu Disimak

Selain meninggalkan istri dan dua anak, Joko Pinurbo meninggalkan warisan karya-karya puisi. berikut beberapa di antaranya.


Berpulang Sehari sebelum Hari Puisi Nasional, Berikut Perjalanan Kepenyairan Joko Pinurbo

3 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo. Dok.TEMPO/Suryo Wibowo
Berpulang Sehari sebelum Hari Puisi Nasional, Berikut Perjalanan Kepenyairan Joko Pinurbo

Nama Joko Pinurbo mulai dikenal luas saat menerbitkan buku antologi puisi Celana pada 1999.


Kenang Joko Pinurbo: Kepedulian terhadap Perempuan dan Kelompok Marginal

3 hari lalu

Joko Pinurbo/Foto: CANTIKA/Brigitta Innes
Kenang Joko Pinurbo: Kepedulian terhadap Perempuan dan Kelompok Marginal

Joko Pinurbo memiliki jiwa sosial yang tinggi termasuk terhadap perempuan dan kelompok marginal, termasuk saat masa pandemi.


Joko Pinurbo Sematkan 3 Puisi di Instagram, Ingatkan Tentang Kepergian?

4 hari lalu

Penyair Joko Pinurbo membaca puisi di makam Udin di Trirenggo, Bantul. Joko Pinurbo membaca puisi dalam acara ziarah ke makam Udin, bagian dari peringatan 19 tahun meninggalnya Udin yang digagas Aliansi Jurnalis Independen Yogyakarta. TEMPO/ Shinta Maharani
Joko Pinurbo Sematkan 3 Puisi di Instagram, Ingatkan Tentang Kepergian?

Joko Pinurbo juga meninggalkan karya-karyanya yang sangat lekat dengan pembaca


Joko Pinurbo Wafat, Novelis Okky Madasari : Karyanya Diam-diam Soal Perlawanan

4 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo. Dok.TEMPO/Suryo Wibowo
Joko Pinurbo Wafat, Novelis Okky Madasari : Karyanya Diam-diam Soal Perlawanan

Penulis Okky Madasari mengungkapkan duka atas kepergian sastrawan Joko Pinurbo