TEMPO.CO, Jakarta - John Winston Ono Lennon, dikenal secara luas sebagai John Lennon, merupakan salah satu musisi dan penulis lagu asal Inggris yang paling ikonik dalam sejarah musik populer.
Dikutip dari Britannica, John Lennon lahir di Liverpool pada 9 Oktober 1940. Dia memulai kesuksesan musiknya dengan mendirikan The Beatles, salah satu grup musik paling berpengaruh di paruh kedua abad ke-20.
Dikutip dari Biography, pada 1969, dia keluar dari The Beatles, dan melakukan debut solonya pada 1970. Namun, di tengah kesuksesannya dia tewas dibunuh oleh seorang penggemar fanatiknya bernama Mark David Chapman. Kematiannya menjadi berita yang mengguncang dunia saat itu, dan ribuan penggemarnya berkumpul di seluruh dunia untuk mengenangnya.
Kilas balik peristiwa pembunuhan John Lennon
Peristiwa John Lennon, bermula ketika dia dan istrinya, Yoko Ono, kembali ke apartemen Dakota Building di New York City setelah sesi rekaman lagu Walking On Thin Ice pada 8 Desember 1980. Saat keluar dari limusin, belasan penggemar menghampiri John Lennon untuk meminta tanda tangan. Mark David Chapman muncul dan meminta Lennon untuk menandatangani album musiknya.
Setelah menandatangani album tersebut, Lennon berjalan pergi. Beberapa saat kemudian, Chapman menembak John Lennon lima kali di punggung dan bahunya menggunakan revolver kaliber 38. John Lennon terjatuh dengan tubuh berlumuran darah.
Seseorang yang hadir di lokasi memanggil bantuan darurat, dan John Lennon segera dilarikan ke Rumah Sakit Roosevelt, tetapi upaya penyelamatan tidak berhasil. Satu jam kemudian, John Lennon tewas saat berada di instalasi gawat darurat.
Mark David Chapman ditangkap di tempat kejadian dan segera ditahan oleh polisi. Dalam interogasinya, Chapman mengaku bahwa karakter fiksi Holden Caulfield yang apatis, sarkas, dan anti-kepalsuan dalam novel Catcher in The Rye karya J. D. Salinger yang ia baca pasca menembak John Lennon telah menjelma ke dalam dirinya.
Pembunuhan yang telah direncanakan lebih dari tiga bulan ini dipicu oleh obsesi Chapman yang berlebihan terhadap John Lennon dan kelainan mental Chapman. Chapman pengagum fanatik The Beatles dan memandang John Lennon sebagai sosok pahlawan. Namun semua kekaguman itu berakhir saat John Lennon membuat pernyataan kontroversial di media bahwa The Beatles "lebih populer dari Yesus".
Chapman makin membenci John Lennon setelah meninggalkan The Beatles. Ketika merilis album solo, menurut Chapman, John Lennon jadi banyak bicara soal kepalsuan dan menyinggung religiusitas seperti dalam lagu Imagine dan God.
Chapman diadili atas pembunuhan kedua dan dihukum penjara seumur hidup. Ia telah ditolak pembebasan bersyarat beberapa kali dalam proses hukuman yang panjang, dia juga mengakui dirinya bersalah.
"Saya minta maaf karena menyebabkan kepedihan ini. Saya minta maaf karena menjadi orang bodoh dan memilih jalan yang sesat demi kejayaan," ujar Chapman pada 2014.
KAKAK INDRA PURNAMA | LUHUR TRI PAMBUDI
Pilihan editor : Mengenang 83 Tahun John Lennon, Musisi Legendaris Inggris