TEMPO.CO, Bandung - Seniman, Patra Aditia, 43 tahun, menggelar pameran tunggal di Galeri Orbital Dago Bandung sejak 20 September hingga 15 Oktober 2023. Berjudul Mithology in Self, dia menampilkan aneka robot dalam bentuk gambar hingga patung bersosok action figure. “Robot dan komik berkembang menjadi realita lain hingga mitologi dalam dirinya,” kata kurator pameran, Rifky Effendy, Rabu, 20 September 2023.
Pameran Bermula Hobi Bermain Robot
Kekaryaan Patra terpengaruh oleh pengalaman dan kenangan masa kecil yang kesengsem robot mainan action figure dari Jepang dan komiknya yang dibelikan orang tua. Hobinya berlanjut hingga menempuh studi sarjana dan masternya di bidang Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung dan kini mengajar di sebuah kampus swasta. Patra membuat komik, desain karakter, ilutrasi, juga mainan, terutama genre Super Robot.
Pada pamerannya kali ini, dia menghadirkan robot-robot jelmaan yang melibatkan unsur dan karakter karya dari beberapa tokoh seniman modern dan kontemporer. Misalnya Robert Indiana, Piet Mondrian, Andy Warhol, Takashi Murakami, Yayoi Kusama, dan Kaws. Dari sosok Yayoi Kusama misalnya dengan ciri khas karya dengan polkadot berwarna merah-putih, kemudian pola warna garis Piet Mondrian, serta Andy Warhol dengan kaleng Campbell Soup.
Robot karya imajinasi Patra Aditia berjudul Dai-O-Brave. Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
“Dunia robot menjadi suatu narasi utama dalam energi kreatifnya juga konstruksi dalam memandang realitas,” katanya.
Sebagai anak yang tumbuh di era 1980-1990, Patra Aditia memandang robot sebagai sosok yang agung. Bertubuh raksasa yang dikendalikan orang atau pilot, robot jagoan tampil membela kebenaran. “Seperti dewa-dewa terus membayangkan itu seperti suatu cerita sendiri di dalam diri saya,” ujarnya di sela acara pembukaan pameran di Galeri Orbital Dago Bandung, Rabu, 20 September 2023.
Sudah Siapkan Pameran Setahun Lalu
Pamerannya kali ini disiapkan selama setahun. Selama tiga bulan di antaranya, ia gunakan untuk membuat patung tiga buah robot yang dipajang di ruang pameran. Pembuatannya menurut Patra dilakukan secara bertahap menggunakan mesin cetak tiga dimensi atau 3D printing. Dari sejumlah pamerannya baru kali ini dia ikut memajang karya tiga dimensi selain berupa gambar.
Karya patung berbentuk robot berjudul Mechaw Z buatan Patra Aditia. Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Beberapa pameran dan residensi lokal maupun internasional yang diikutinya seperti Air Taipei di Taiwan pada 2010, kemudian Barehands di Fukuoka, Jepang (2016), lalu di Studio Tikus, Shah Alam (2017). Acara lain yaitu Xiamen International Animation and Comic Festival di China (2017), Contemporary Drawing Expanded di Bandung (2019), Beyond Realistic Order di Jakarta (2019) dan Aliansi Jagat Raya di Bandung (2022).
Pernah meraih juara ketiga penghargaan seni di Galeri Nasional pada 2018, beberapa karya komiknya dibuat khusus untuk band Koil sebagai merchandise. Judulnya yaitu Dragonian Warriors (2016) dan Koil : Fallen Gods (2017). Kini dia juga menjadi pengajar di jurusan Desain Komunikasi Visual Telkom University Bandung.
Pilihan Editor: Lanskap Batin Cipuk Lewat Lukisan Abstrak
