TEMPO Interaktif, Jakarta: Empat hari sesudah hari pencontrengan, Meutya Hafid, masih belum memperoleh laporan hasil perolehan suaranya. Padahal dia sudah menghabiskan banyak uang. Kabarnya, lebih dari Rp 300 juta. "Tak etis membicarakan hal itu," katanya.
Meutya Hafid tak mau mengaku berapa biaya yang telah ia keluarkan untuk membiayai kerja-kerja politiknya selama pemilu ini. "Wah saya gak enak ya. Saya gak keluar uang banyak kok. Saya beruntung sebagai wartawan banyak teman dari berbagai kalangan. Mereka itulah yang telah membantu sebagian besar biaya kampanye saya. Ada yang membikinkan kaos 1.000 buah, ada yang membuatkan kalender, ada yang menyumbang kaos 100 buah. Mereka inilah yang menjadi pendukung utama saya," ujar Meutya, Senin (13/4).
Apakah tidak degdegan karena katanya--seperti dalam sebuah wawancara televisi-- sudah habis lebih dari Rp 300 juta? "Kalau caleg-caleg lain bagi-bagi sembako, saya di Medan bagi-bagi ilmu," ujar Meutya. Selama enam bulan terakhir ini, Meutya lebih sering tinggal di Medan. perempuan yang menjadi calon legilatif nomor urut 2 dari Partai Golkar di daerah pemilihan 1 Sumatera Utara, Meutya Hafid, optimistis ia akan mampu melangkah ke Senayan.
Selama masa itu ia banyak menghabiskan waktunya untuk roadshow dari kampus ke kampus di Medan.Ia sering diundang menjadi pembicara seminar, diskusi dan mengajar di berbagai kampus di Medan. "Saya sering diundang untuk mengajar bidang jurnalistik atau komunikasi di berbagai kampus di Medan. Sehingga kalau caleg lain bagi-bagi sembako, saya lebih banyak bagi-bagi ilmu disini," ujar Meutya.
"Ada banyak pelanggaran yang saya temui disini, seperti ada kotak suara dibawa keluar lokasi pemungutan suara dan juga ada kotak suara dibuka ditengah jalan. Saya sempat mengeluarkan keberatan pada proses penghitungan suara di Kecamatan Sungai Dili Serdang," ujar Meutya, yang dihubungi Senin (13/4) melalui telepon selulernya.
Daerah pemilihan Meutya Hafid meliputi Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi. Disini ia mesti bersaing dengan seniornya di Partai Golkar, Burhanuddin Napitupulu. "Golkar mentargetkan memperoleh 2 kursi ke DPRRI dari daerah pemilihan ini. Ya saya sekarang tinggal berdoa semoga bisa berhasil melangkah ke Senayan," ujar Meutya.
Meutya mengaku telah siap baik menerima kekalahan maupun kemenangan dari hasil pemilihan yang telah dilaksanakan. "Semua usaha telah dilakukan secara maksimal, sekarang kita berserah menerima hasilnya," ujar Meutya.
Presenter televisi, wartawan dan populer di seluruh dunia karena pernah disandera oleh militan mujahidin sewaktu meliputi konflik di Irak ini, optimis bahwa kepopulerannya selama ini akan cukup memberikan kontribusi dalam mendulang suara di Medan.
Meutya mengaku tidak menyewa secara khusus sebuah lembaga konsultan politik untuk menjadi tim suksesnya dalam pemilihan kali ini. "Saya tidak secara khusus menyewa sebuah konsultan politik dalam kampanye ini. Konsultan saya banyak, yaitu teman-teman wartawan saya yang dengan sukarela membantu dan selalu memberikan saran-saran," ujar Meutya.
WAHYUW