TEMPO.CO, Jakarta - Film panjang pertama Makbul Mubarak yang berjudul Autobiografi atau Autobiography memenangi kusala FIPRESCI untuk Best First Film di Festival Film Venesia 2022. Autobiography dianggap memiliki resonansi lebih luas pada masalah politik di dunia.
Penghargaan itu diumumkan pada 9 September 2022, di ajang penghargaan mandiri para kritikus dan jurnalis film internasional. Ajang ini mendampingi ajang utama Festival Film Venesia 2022. Juri untuk kategori First Film ini berasal dari Italia, Swedia, Inggris, Lithuania, dan Singapura. Fipresci merupakan asosiasi kritikus dan jurnalis film internasional, dan selalu mendampingi festival-festival film internasional seperti Cannes, Berlinalle, hingga JAFF di Yogyakarta.
Dalam pernyataan juri yang dibacakan oleh Sara Merican dari Singapura, Autobiography atau Autobiografi dinilai mumpuni. "Film ini berhasil menggambarkan sebuah periode historis peralihan kekuasaan yang menyakitkan di Indonesia," kata Merican. Walau ceritanya sangat khusus, terjadi di sebuah desa di Jawa Tengah, para juri mengenali juga betapa film ini juga menggambarkan persoalan kekuasaan lebih luas di negara-negara dunia yang mengalami transisi kekuasaan secara keras.
Film ini menggambarkan dua generasi yang tinggal di bawah satu atap, dan menjalin sebuah hubungan kuasa khas pasca-1998. Rakib (Kevin Ardilova) penjaga vila yang lama kosong milik Purna (Arswendy Bening Swara). Purna adalah seorang mantan jenderal yang sedang kampanye agar terpilih kembali jadi bupati.
Makbul Mubarak memenangi Kusala FIPRESCI, Festival Film Venisia untuk film Autobiografi. Foto: Hikmat Darmawan untuk Tempo
Autobiografi juga salah satu nomine film terbaik dalam ajang Horizon Festival Film Venesia 2022. Ini adalah salah satu ajang penting setelah Kompetisi Utama. Maka, world premiere film ini pun dilaksanakan di festival film tertua ini.
Premier Autobiography digelar pada 3 September 2022, di Sala Darsena, yang berkapasitas 1400 penonton. Sala Darsena penuh, dan penonton bertepuk tangan sekitar 5 menit, diselingi seruan "Bravo! Bravo!" setelah film mau pun sewaktu tanya jawab sesudahnya.
Makbul memancang nama di dunia film kita sebagai salah satu kritikus film di kolektif Cinema Poetica, sebelum belajar kajian film di Korea Selatan dan kemudian menjadi sutradara film pendek. Salah satu film pendeknya, Ruah (The Malediction), memenangi Citra untuk film pendek terbaik FFI 2017.
Ia mulai proses pembuatan Autobiografi sejak 2019. Pandemi mengubah jadwal shooting, tapi dua tahun penundaan menjadi kesempatan untuk memproses lebih jauh naskah yang ia tulis ini bersama para pemain. Sementara, film ini juga rajin keliling ke film lab berbagai festival. Antara lain, pada 2019, Autobiografi memenangi Open SEA Fund Award untuk memfasilitasi produksi.
Yulia Evina Bhara, produser dari Kawankawan Media, mengungkap bahwa penghargaan semacam kusala FRIPESCI ini penting dan strategis bagi filmnya, tapi tak ingin membesar-besarkan lebih dari seharusnya. Betapa pun, ada ajang utama, dan film-film Indonesia semacam Autobiografi harus tetap berupaya menembus ajang-ajang utama festival film di dunia.*
HIKMAT DARMAWAN
Baca juga: Penayangan Perdana Film Autobiography Disambut Meriah di Festival Film Venesia
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.