Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Siapakah Emiria Soenassa? Usmar Ismail: Setara Kartini dan Chairil Anwar

image-gnews
Emiria Soenassa. Wikipedia
Emiria Soenassa. Wikipedia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penyanyi, Dira Sugandi berhasil memainkan perannya sebagai pelukis perempuan Emiria Soenassa di pertunjukan seri monolog Yang Tertinggal Di Jakarta di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki pada 2-3 Juli 2022. Pertunjukan ini merupakan hasil kerja sama Titimangsa dan KawanKawan Media bersama Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek.

Nama Emiria Soenassa yang diperankan oleh Dira Sugandi masih asing didengar dan jarang tercatat dalam buku sejarah Indonesia. Padahal, Emiria aktif dalam ranah lukis dan menghasilkan banyak karya di masanya.

Siapakah Emiria Soenassa?

Emiria Soenassa merupakan pelukis perempuan pertama yang aktif berpameran di Indonesia. Ia lahir Tanawangko di Kampung Tidore, Sulawesi Utara pada 1894. Ia merupakan putri Sultan Tidore dan bertekad untuk pergi ke luar negeri.

Sebelumnya, ia bukanlah seorang yang aktif melukis. Bahkan dahulu ia fokus pada seni tari balet hingga belajar dari Miss Duncan dari Dalcroze School di Brussel dan Green di Amsterdam.

Berdasarkan data encyclopedia.jakarta-tourism.go.id, sekembalinya ke Indonesia, ia sempat menjadi perawat dan kepala perkebunan. Sementara karir seni lukisnya bermula ketika banyak mengkritisi reproduksi lukisan dari Dr Pijper, saat itu jabatannya adalah Kepala Kantor Urusan Bumiputra. Sampai pada akhirnya Dr Pijper mengusulkan nama Emiria untuk membuat lukisan untuk hari ulang tahunnya.

Tak ada kata terlambat untuk memulai, Emiria yang berumur 46 tahun itu pun memajang lukisan pertamanya hasil kerja sama dengan Dr Pijper bernama Telaga warna. Pameran pertamanya bersama Persatuan Ahli Gambar Indonesia (Persagi) berhasil dilaksankan di Toko Buku Kolf pada 1940.

Ciri khas dari lukisan yang dihasilkan Emiria dengan merombak seni primtif seakan-akan menjadi karya yang lebih modern. Maka dari itu, biasanya karyanya adalah gabungan antara seni adat (indigenous art) dan seni rupa modern neo-primitif.

Melansir archive.ivaa-online.org, Emiria berpameran tunggal di Gedung Poesat Tenaga Rakjat (Poetera). Selain itu, ia mendapat beberapa penghargaan dari karayanya berjudul "Pasar" dari Keimin Bunka Shidoso dan karyanya berjudul “Angklung” dari Djawa Shunbun Sjo untuk karya seni lukis berjudul.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebelum dikabarkan menghilang dari ranah seni lukis, ia sempar aktif dalam pameran di Taman Seni Rupa Merdeka, Kebayoran Jakarta. Lalu pada 1964, Emiria meninggal dunia di Lampung.

Selain ranah lukisnya, dalam catatan Tempo, Emiria juga aktif sebagai pemikir revolusioner pada masa kolonial Jepang pada 1949. Ia merupakan salah satu perempuan yang turut menghadiri Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda.

Merekam jejak Emiria, dalam majalah Perintis yang terbit pada 1951, ia disandingkan setara dengan Chairil Anwar dan Kartini oleh tokoh perfilman Indonesia Usmar Ismail.

Oleh karenanya, persembahan pameran monolog yang diadakan di Taman Ismail Marzuki merupakan bentuk penghargaan untuk Emiria semasa hidupnya. Meskipun penulis naskah Emiria Soenassa: Yang Tertinggal di Jakarta mengungkapkan kesulitannya dalam menceritakan tokoh ini karena minimnya sumber yang didapat.

FATHUR RACHMAN 

Baca: Debut Monolog Dira Sugandi, Akui Punya Banyak Kesamaan dengan Pelukis Emiria Soenassa

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hari Ini 75 Tahun Kepergian Chairil Anwar, Sastrawan Pelopor Angkatan 45

11 hari lalu

Untuk memperingati 100 tahun usia Chairil Anwar, Galeri Salihara Jakarta menggelar pameran bertajuk
Hari Ini 75 Tahun Kepergian Chairil Anwar, Sastrawan Pelopor Angkatan 45

Menurut Abdul Hadi WM dalam ceramahnya Peringatan 30 Tahun Wafatnya Penyair Chairil Anwar mengatakan penamaan Angkatan 45 datang dari Chairil Anwar.


Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

12 hari lalu

Pekerja perempuan di Juragan 99 Garment/J99 Corp
Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

Keahlian perempuan memberikan keuntungan sendiri khususnya di unit bisnis garmen J99 Corp.


Menginspirasi Kartini Masa Kini: Fashion Show Mom and Kids di Hotel Grand Whiz Poins Simatupang Jakarta

15 hari lalu

Kartini Masa Kini Fashion Show Mom and Kids di Hotel Grand Whiz Poins SimatupangJakarta.
Menginspirasi Kartini Masa Kini: Fashion Show Mom and Kids di Hotel Grand Whiz Poins Simatupang Jakarta

Juga ada talkshow tentang bagaimana menjadi Kartini masa kini yang tangguh dan mandiri.


Daftar Film Perjuangan Kartini Berikut Sinopsisnya

16 hari lalu

Film Kartini. Foto: Netflix
Daftar Film Perjuangan Kartini Berikut Sinopsisnya

Film-film yang menggambarkan perjuangan R.A Kartini


Jejak Surat RA Kartini: Emansipasi Hingga Agama

17 hari lalu

Komunitas Bakul Budaya membacakan surat-surat R.A Kartini di Pelataran FIB UI, Depok, Sabtu, 20 April 2024. (Dok. Humas Bakul Budaya UI)
Jejak Surat RA Kartini: Emansipasi Hingga Agama

Potongan-potongan surat RA Kartini yang menunjukan perjuangan wanita


Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

17 hari lalu

Raden Ajeng Kartini bersama dua saudarinya Kardinah dan Roekmini. Wikipedia/Tropenmuseum
Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

Meski dari kalangan bangsawan, keluarga Kartini ini kerap membantu masyarakat. Namun adik Kartini dipersekusi dan darak keliling kota hingga trauma.


Ucapan Hari Kartini PDIP Singgung Abuse of Power Presiden Jokowi

17 hari lalu

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristianto. Tempo/Pribadi Wicaksono
Ucapan Hari Kartini PDIP Singgung Abuse of Power Presiden Jokowi

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan perjuangan RA Kartini sangat fundamental bagi praktik demokrasi di Tanah Air.


Hari Kartini, Krisdayanti dan Yuni Shara Bahas Kesetaraan Pendidikan hingga Perjuangan

18 hari lalu

Kakak beradik, Yuni Shara dan Krisdayanti. Foto: Instagram/@yunishara36
Hari Kartini, Krisdayanti dan Yuni Shara Bahas Kesetaraan Pendidikan hingga Perjuangan

Krisdayanti dan Yuni Shara bicara tentang kesetaraan pendidikan perempuan hingga perjuangan hidup dalam rangka memperingati Hari Kartini 2024.


Harapan Putri Ariani di Hari Kartini, Perempuan Bisa Wujudkan Mimpi

18 hari lalu

Putri Ariani. Foto: Creathink
Harapan Putri Ariani di Hari Kartini, Perempuan Bisa Wujudkan Mimpi

Putri Ariani mengatakan Hari Kartini merupakan salah satu wujud hasil perjuangan memenuhi hak perempuan dalam memperoleh kesetaraan.


Komunitas Budaya UI Bacakan Surat RA Kartini, Ide-ide Emansipasi Kembali Bergaung

18 hari lalu

Komunitas Bakul Budaya membacakan surat-surat R.A Kartini di Pelataran FIB UI, Depok, Sabtu, 20 April 2024. (Dok. Humas Bakul Budaya UI)
Komunitas Budaya UI Bacakan Surat RA Kartini, Ide-ide Emansipasi Kembali Bergaung

Menyambut Hari Kartini, komunitas Bakul Budaya FIB UI membacakan surat-surat bersejarah RA Kartini.