TEMPO.CO, Bandung- Forum Studi Kebudayaan Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (FSRD ITB) menghelat pameran bertajuk Rupa Kata Kaleidoskop. Berlangsung sejak 17 Desember 2021 hingga 13 Februari 2022 di Summarecon Mall Serpong, Kota Tangerang, pameran itu melibatkan 60 orang seniman dan desainer dari 18 negara. Mereka mencitrakan makna dari kata ke dalam wujud rupa poster.
Dalam proyek ini, karya rupa yang dipamerkan merupakan hasil interpretasi terhadap puisi dalam antologi Kaleidoskop, 100 Sajak Pilihan karya Acep Iwan Saidi terbitan 2021. Penyair itu juga seorang dosen di FSRD ITB dan menjadi Ketua Forum Studi Kebudayaan di kampusnya.
Pameran internasional hasil kolaborasi sastra puisi, seni, dan desain, itu diklaim sebagai yang pertama. Sebelumnya dalam skala lokal dan nasional dari karya prosa seperti cerita pendek dan novel ke karya rupa.
Menurut Acep Iwan Saidi pameran kolaboratif semacam itu penting di tengah krisis persahabatan lokal hingga global. Pada kondisi seperti itu, seni menjadi semacam vaksin bagi kemanusiaan “Menjadi imun bagi peradaban,” katanya, Kamis, 16 Desember 2021.
Beberapa karya poster di pameran Rupa Kata. Foto: Dok.Panitia
Total peserta berjumlah 60 orang, separuhnya dari Indonesia seperti para seniman lulusan FSRD ITB. Di luar itu ada Eep Saefulloh Fatah misalnya, pengamat politik yang juga pendiri lembaga surve dan konsultan politik. Eep mencitrakan sajak Acep Iwan Saidi yang berjudul “Kalender”.
Adapun desainer mancanegara pada pameran itu dihimpun oleh Worldwide Graphic Designer (WGD). Mereka berasal dari Hungaria, Meksiko, Swis, Amerika Serikat, Jepang, Yordania, Korea Selatan, Iran, Irak, Ekuador, Cina, Siprus, Malaysia, Turki, Italia, Mesir, dan Israel.
Sementara itu, lewat pidato kebudayaan akhir tahun yang dikaitkan dengan pameran itu, Yasraf Amir Piliang menyinggung dunia pendidikan yang kering imajinasi dan kaya oleh angka. Imajinasi menurutnya, adalah kemampuan manusia yang sangat sentral dalam keberlanjutan hidup membangun kebudayaan dan peradaban manusia. “Bila tidak ada imajinasi, tidak ada kebudayaan dan peradaban,” ujarnya.
ANWAR SISWADI
Baca juga: Pameran Tunggal Seni Rupa Goenawan Mohamad di Museum OHD Magelang
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.