TEMPO.CO , Jakarta -Ibnu Jamil mengaku hanya bermodal nekat ketika menyusul dan kemudian melamar Ririn Ekawati di Nihi Sumba pada 22 Oktober 2020. Ide melamar itu tercetus ketika bertemu dengan sepupu Ririn saat ibu dua anak itu tengah berada di Nihi Sumba.
"Saya berniat nyusul, ketemu sama sepupunya. Dia tanya, 'katanya mau serius sama Ririn, Kakak punya rencana apa di sana? Kalian mau serius kenapa enggak di sana saja melamarnya,' saya tiba-tiba terus dapat ide untuk merancang melamarnya di sana," kata Ibnu Jamil dalam video #Pengakuan2 yang dibuatnya bersama kekasihnya dan tayang di kanal Youtubenya, Selasa, 10 November 2020.
Ibnu hanya punya waktu 12 jam untuk mempersiapkan lamaran yang mengesankan bagi Ririn di Sumba. Ia mulai sibuk kontak dengan orang-orang di Nihi Sumba agar mempersiapkan segala sesuatu saat melamar Ririn. "Pertama cari cincin 3 jam bersama sepupu Ririn. Alhamdulillah Allah kasih mudah, dapat sudah langsung susun acara di sana, saya telepon teman-teman di sana," ucapnya menambahkan.
Ia terpikir kapan waktu yang tepat untuk melamar Ririn, apakah malam pertama, kedua atau saat hendak pulang. "Enaknya malam pertama biar ke depan kita bisa cerita tentang hidup kita, ke depan mau gimana," kata dia. Malam pertama kedatangannya itu terjadi pada 22 Oktober 2020.
Aktris Ririn Ekawati dan aktor Ibnu Jamil memamerkan foto kebersamaan mereka saat berlibur di Sumba, NTT, Ahad, 1 November 2020. Keduanya kompak memajang foto kebersamaan mereka di akun media sosial masing-masing. Instagram/@Ibnujamilo
Ayah satu anak ini mempersiapkan segala sesuatu saat ia melamar Ririn Ekawati ini amat detail dengan serba putih. Mulai dari baju hingga bunga berwana putih. Ia minta acara diadakan di dekat pantai lantaran Ririn suka mednengarkan debur ombak. Ibnu meminta agar setelah makan malam, pihak resort memutarkan lagu Perfect oleh Ed Sheran yang menjadi favorit Ririn,
"Ririn suka dengar air hujan, tapi ini kan terbuka, enggak mungkin, suka pelangi tapi ini malam," katanya yang langsung ditimpali Ririn, "Itu artinya segala sesuatu enggak ada yang perfect." Dan inilah balasan Ibnu Jamil, "Cuma kamu doang yang perfect buat aku."
Menurut Ibnu, ia merasa yakin Ririn juga memiliki perasaan kuat terhadapnya. Usia yang tak muda lagi membuatnya ingin segera menjalankan sisa hidup bersama. "Yuk kita sudah tidak muda lagi, punya hidup di depan sana, mau enggak sama-sama," ujarnya membatin saat itu.
Ririn yang menuturkan peristiwa lamaran itu mengaku sempat kesal terhadap Ibnu lantaran memintanya mengenakan baju putih. "Mau dinner, kok aku diatur mau pakai baju apa, kok bisa masalah baju doang ngatur-ngatur aku," katanya.
Ririn Ekawati dan Ibnu Jamil. Foto: IG Ibnu Jamil.
Begitu sampai di tempat yang sudah ditentukan, ia melihat beberapa tamu sehingga Ririn tak berpikir ada hal spesial. Ia mengakui terkesan dengan suasana yang romantis seperti lampu petromaks sebagai penghias dan penerang malam, suara debur ombak, dan makanan yang enak.
"Aku enggak nyangka orang-orang lihat kami itu kenapa, tapi Ibnu malah main handphone mulu, sementara selama kita di Jakarta atau bareng enggak pernah jarang ada handphone," ujarnya. Belakangan, Ibnu mengakui, ia bermain ponsel lantaran terus berkoordinasi dengan manajemen resort agar tahap-tahap melamarnya berlangsung sesuai rencana.
Kekesalan Ririn langsung menguap setelah terdengar lagu Perfect mengalun. Saat itulah, Ibnu tiba-tiba berlutut dan menyatakan niatnya. "Dia bilang, 'Ririn aku mau ngomong sama kamu. Aku serius sama kamu. Aku sayang sama kamu, mau nikah enggak sama aku.' Aku bingung, aku kan suka panik," katanya. Ibnu sebenarnya tak kalah tegang. Ia sampai membuka boks cincin dalam posisi terbalik sehingga diingatkan kekasihnya.
Alih-alih segera memberikan jawaban atas lamaran itu, Ririn justru meminta kekasihnya agar berdiri dan tidak bercanda. Ibnu yang kesakitan lantaran lututnya berpijak di atas batu hingga terluka mendesak Ririn memberikan jawaban. "Aku enggak tahu lagi mau ngomong apa, apalagi udah sakit banget lututku," katanya. Saat itulah, Ririn akhirnya menjawab mau menemani Ibnu hingga akhir waktu.