TEMPO Interaktif, Jakarta: "Jangan Pernah Menyerah". Kartu pos bergambar Menara Eiffel di Paris, Prancis, itu seperti sundutan rokok ke kulit orang yang melihatnya. Ini pesan Ikal dari Sorborne, Prancis, kepada Lintang, teman baiknya di SD Muhammadiyah, Gantong, Belitung. Ini memang cuplikan film Laskar Pelangi garapan Riri Riza dan Mira Lesmana yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Andrea Hirata.
Tapi cuplikan adegan itu cukup membuat Ferdian, pemeran Lintang, bergidik. Kenapa? "Enggak kebayang saja (bagaimana mau sekolah pada masa itu)," ujar Ferdian, murid SMPN 1 Gantong, Belitung, ketika ditemui di rumah makan Omah Sendok, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pekan yang lalu.
Walau sebelumnya Ferdian tak pernah terlibat dalam pembuatan film, aktingnya sebagai Lintang di film Laskar Pelangi sukses mengharu biru penonton bioskop. Diceritakan, Lintang adalah anak yang memiliki bakat matematika yang luar biasa. Tapi ia tak melanjutkan sekolah karena tak punya biaya sejak sang ayah meninggal. Ayah Lintang hanyalah seorang nelayan miskin yang harus menghidupi 14 anggota keluarga. Sekolah Lintang kandas di bangku SMP.
Bagaimana kesan Ferdian berkesempatan main film bersama aktor kawakan Alex Komang dan Slamet Rahardjo? "Pengalaman yang menyenangkan," ujarnya. Ia pun menceritakan bagaimana perasaannya ketika berhadapan dengan buaya asli di tengah jalan yang di pinggirnya ada rawa. Walaupun ada Bodenga (pawang buaya) di dekatnya, bagi Ferdian, itu sesuatu yang cukup menakutkan.
Anak asli Gantong, Belitung, yang saat casting menyisihkan ratusan anak Belitung lain itu ingin belajar hingga ke perguruan tinggi. Universitas Indonesia atau Universitas Gadjah Mada adalah tujuannya. Meskipun dia tahu sebagai anak penambang timah, jalan ke sana belum terjamin sepenuhnya. "Yang penting berjuang dulu," katanya sambil nyengir.
Prinsip berjuang juga sudah dikenal karibnya, Verrys Yamarno. Pemeran Mahar yang jago kesenian ini ingin menjadi ustad. Cita-citanya adalah masuk ke Pondok Pesantren Gontor, Jawa Timur, atau Universitas Al Azhar di Mesir. "Saya ingin membuat orang jahat menjadi baik," ujar Verrys yang ayah dan kakaknya juga penambang timah.
Cita-cita anak bungsu dari dua bersaudara itu muncul kala ia mengaji bersama teman-temannya. Mengaji adalah kebiasaan yang dijalani anak-anak dusun seusianya di Gantong. Verrys dan Ferdian juga mengaji di tempat yang sama. "Napas ustad kalau mengaji panjang banget," katanya sambil menirukan gaya sang ustad. "Tapi, saya belum khatam baca Al-Quran," katanya.
Sifat Verrys, bocah kelahiran 17 Maret 1996, klop dengan tokoh Mahar yang diperankannya: anak kecil yang jago berkesenian dan tidak bisa diam. Seperti saat wawancara, tangan bocah itu terus memainkan ritssluiting di kantong celananya, yang sekali-kali diikatkan ke tangan Zulfany Fasa lalu dilepas. Begitu saja terus apa yang dilakukan penggemar musik Ebiet G Ade, Koes Plus, serta irama gambus Melayu itu. Ia juga bisa bermain rebana seperti perannya di film itu.
Zulpani Fasa, 12 tahun, adalah pemeran Ikal alias Andrea Hirata di masa kecil, tokoh paling kalem di antara tiga karakter yang menonjol dalam novel pertama bersubjudul "Sang Pemimpi" itu. Dia adalah anak kedua dari tiga bersaudara.
Walaupun timah masih menjadi urat nadi di Belitung, ayah Zulpani menjadi seorang tukang jam kaki lima. Saat ini Zulpani masih duduk di kelas II SMPN 2 Tanjung Pandan, Belitung. Apa mimpinya? "Menjadi tentara. Bisa membela negara," katanya. Penggemar musik pop, termasuk grup Nidji dan Kangen Band, ini ingin kelak juga bisa mengembangkan pelajaran kesukaannya, IPS dan IPA.
Kalau Verrys paling terkesan oleh adegan menyanyi "Seroja", Zulpani terkesan oleh adegannya ketika melihat tangan Aling keluar dari loket, memberi kapur. "Ekspresinya mesti seperti orang jatuh cinta," katanya sambil nyengir. Maklum, dia mengaku belum pernah jatuh cinta. Kalau cinlok (cinta dengan seseorang di satu lokasi)? Zulpani dan Ferdian buru-buru melirik Verrys. "Ah mana kalian, enggak ada itu," katanya sambil berekspresi cuek.
Layaknya anak-anak yang tumbuh dari alam, mereka juga punya hobi menikmati alam. "Mancing, menangkap burung," ucap mereka hampir bersamaan. Pesisir Belitung adalah tempat mereka biasa bebanjor (bahasa Belitung, artinya meninggalkan pancing dimakan ikan) sambil menikmati alam Belitung.
Makanya, meskipun sudah seminggu menikmati wisata di Jakarta, Belitung lebih seksi buat mereka. "Enak Belitung-lah, ada pantai, teman-teman," kata mereka.
Apakah mereka mau main film lagi? "Kalau diizinkan orang tua," ujar mereka bertiga. Untuk sinetron, mereka masih pikir-pikir, walaupun diizinkan. Sebab, sinetron, kecuali untuk Zulpani, bukan "santapan" mereka. Apalagi, pukul delapan malam--kala sinetron jorjoran di televisi, mereka biasanya sudah tidur. "Yang penting sekolah dulu," kata mereka dengan hampir bersamaan. Makanya honor mereka sudah ditabung oleh ibunya masing-masing untuk kelanjutan sekolah mereka.
Kata mereka bertiga tentang menggapai cita-cita, "Mati berjuang enggak apa-apa, daripada tidak berjuang sama sekali," ujar Ferdian yang diiyakan dengan hampir bersamaan oleh Verrys dan Zulpani.
Mereka bertiga adalah bagian dari sembilan anak lain pemeran "Laskar", menyerupai pasukan yang solid. Dan mereka tetap ingin dikenal dengan nama asli masing-masing, walaupun film Laskar Pelangi telah mengubah sebagian hidup mereka.
Yophiandi
Biodata
Nama: Zulpani Fasa
Lahir: Tanjung Pandan, 7 Juni 1996
Sekolah: SMPN 2 Tanjung Pandan
Anak: Kedua dari tiga bersaudaraNama: Verrys Yamarno
Lahir: Desa Rasau, Gantong, 17 Maret 1996
Sekolah: SMPN Nasional Gantong
Anak: Bungsu dari dua bersaudaraNama: Ferdian
Lahir: Desa Selinsing, Gantong, 6 November 1995
Sekolah: SMPN 1 Gantong
Anak: Tunggal
Liputan Eksklusif Laskar Pelangi
* Antrian Penonton Laskar Pelangi Menggila
* Laskar Pelangi Meledak, Mira Kaget
* Para Pelukis Pelangi di Kanvas Riri
* Dari Memoar Anak Gantong
* Kemelaratan yang Indah
* Melukis Pelangi di Layar Perak
* Tafsir Liris dari Belitung
* Riri Riza: Ini Cerita tentang Mereka yang Kalah...
* Andrea Hirata: Saya Bukan Sastrawan
* Runtuhnya Gedong dan Pelat Verboden
* Cut Mini Ibu Guru Palsu
* Klik disini untuk melihat video klip Laskar Pelangi