TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo membagikan link film Indonesia perjuangan bajakan di akun media sosialnya. Ada lima film yang dibagikan pada Ahad, 16 Agustus 2020, yakni PEJOEANG, Enam Jam di Jogja, Janur Kuning, Serangan Fajar, Pasukan Berani Mati, Cut Njak Dien, Sang Pencerah, Ketika Bung Karno di Ende, Sang Kiyai, Kartini Baru, dan Senja Merah di Magelang.
"Dalam rangka menyambut Kemerdekaan RI tercinta," cuitnya menyertai pembagian link film yang diunggah di Youtube itu. Beberapa di antara link yang ia bagikan itu sudah dihapusnya setelah mendapatkan serangan pedas dari netizen, salah satunya sutradara, Joko Anwar.
Pembuat film Indonesia, Joko Anwar, merislis empat film di 2019; Orang Kaya Baru, Gundala, Perempuan Tanah Jahanam (Impetigore) dan Ratu Ilmu Hitam.
"Apakah benar ada seorang menteri @jokowi membagi-bagikan link film-film Indonesia yang di-upload secara ilegal? Kalau benar, izinkan saya patah hati dan hilang harapan pemerintah Indonesia serius mendukung atau paham industri kreatif," cuit Joko Anwar pada Senin, 17 Agustus 2020.
Satu jam kemudian, setelah mendapati pembagian link itu benar adanya, Joko Anwar mengunggah foto tangkap layar cuitan menteri Tjahjo itu. "Banyak tautan yang dibagikan di sini diunggah secara ilegal tanpa izin pemilik hak cipta filmya. Gak ada gunanya kita merayakan 75 tahun merdeka kalau mengambil hal orang lain, apapun alasannya. Gak mungkin juga mengedukasi rakyat tentang HAKI kalau pemerintahnya aja gak paham," sentilnya.
Rupanya, sentilan Joko Anwar itu terdengar sampai Tjahjo Kumolo. Ia pun meminta maaf dengan membuat cuitan baru. "Yth. Bp Joko Anwar Sutradara Film Perjuangan - Saya mendapat kiriman WA koleksi film Perjuangan tersebut - mengingat Hari Kemerdekaan RI - saya berbagi saja kepada group via Twitts - mohon maaf kalau saya salah dan khilaf - kalau saya harus membayar karena saya berbagi saya siap semampu saya. Trims," cuitnya.