TEMPO.CO, Jakarta -Dian Sastro mengaku sangat bangga film Guru-guru Gokil yang menjadi debutnya sebagai produser. Guru-guru Gokil menjadi film Netflix Original kedua dari Indonesia dan akan tayang tepat di Hari Kemerdekaan, Senin, 17 Agustus 2020.
"Alhamdulillah gak tahunya Netflix suka dan akhirnya jadi film Netflix Original itu rasanya udah bangga bukan beban lagi," kata Dian dalam konferensi pers pada Selasa, 11 Agustus 2020.
Saat produksi, Dian sempat merasa cemas. Di mana saat itu masih dalam proses syuting dan belum terbentuk filmnya akan menjadi seperti apa. "Tapi pas udah selesai editing dan kita kawal sendiri akhirnya lega sendiri sama hasil akhirnya. Udah mulai percaya diri ternyata hasilnya oke juga. Beban pada saat kita gak tahu jadinya bagus atau gak, berhasil atau gak," kata Dian.
Dian bersama BASE Entertainment sejak awal memang tertarik untuk mengangkat tema pendidikan. Mereka menyadari kalau kisah mengenai para pengajar jarang diangkat ke dalam sebuah film. "Para pendidik sebenarnya mereka pasti punya kehidupan yang juga sangat unik dan jarang untuk diceritakan di Indonesia," kata Dian.
Tidak hanya di Indonesia, Guru-guru Gokil nantinya juga bisa disaksikan oleh 190 negara. Dian melihat ini merupakan peluang yang baik karena menurutnya dari negara manapun profesi guru adalah suatu panggilan yang juga memiliki banyak tantangan.Dian Satro mengunggah fotonya menonton layanan streaming film saat menjalani hari dengan di rumah saja pada 2 April 2020. Dian juga memanfaatkan waktu di rumah dengan memasak yang juga menjadi hobinya. Instagram/@Therealdisastr
"Mudah-mudahan cerita-cerita lokal kayak Guru-guru Gokil bisa dinikmati dibeberapa negara lain yang mungkin latar belakang budaya dan bahasanya beda tapi keluh kesahnya guru dan perjuangannya tetap masih sama," kata Dian.
Selain sebagai produser, Dian juga menjadi pemain bersama Faradina Mufti, Boris Bokir, Asri Welas, Ibnu Jamil, Kiki Narendra, Shakira Jasmine, Kevin Ardilova, dan Arswendy Bening Swara.
Film Guru-Guru Gokil bercerita mengenai Taat Pribadi (Gading Marten) yang berambisi untuk sukses, namun sering menemui kegagalan dalam karir. Taat selalu beranggapan bahwa kesuksesan itu sama dengan memiliki uang banyak. Namun, keadaan mengharuskan Taat untuk bekerja menjadi guru pengganti di sebuah sekolah dan di saat yang bersamaan, terjadi insiden yang menimpa para guru. Kejadian tersebut mengubah pandangan Taat terhadap uang, kesuksesan, dan dedikasi para guru.