Sebuah foto dirinya terpampang dalam pameran fotografi di Galeri Lontar Utan Kayu, Jakarta, yang berlangsung hingga 25 Agustus 2008. Pameran bertema "Perempuan, Islam, dan Demokrasi" ini mengetengahkan foto-foto perempuan Afganistan dalam membuat berita.
Deretan foto-foto ini mengisahkan perjuangan para perempuan setelah runtuhnya kekuasaan Taliban di Afganistan. Contohnya gambar seorang perempuan berkerudung tutul macan yang tersenyum di samping papan bertulisan "Pajhwok Afghan News". Foto yang dibidik Leslie Knott ini adalah sosok Farida Nekzad, Pemimpin Redaksi Pajhwok, sebuah kantor berita independen pertama yang berdiri setelah jatuhnya Taliban.
Kaum perempuan di negeri konflik itu memang terkungkung, tak terkecuali Leila Hamnawa Neyazi. Perempuan yang besar di Bibi Aina, desa termiskin di Provinsi Faryab, ini dilarang bersekolah oleh ayahnya. Ia pun akhirnya belajar diam-diam dengan sang ibu. Perempuan yang sedang berpose gagah di hadapan pengeras suara yang dibidik Alessandra Mignadri itu kini menjelajahi cerita radio guna membantu perempuan buta huruf untuk belajar tentang kesehatan.
Inilah potret sebuah perjuangan yang tak mudah. Kurator pameran, Jane McElhone dan Khorshied Samad, menganggap ini adalah usaha mencari keseimbangan antara kebebasan dan tradisi. "Mereka adalah pelopor, memainkan peran publik yang menuntut keberanian amat besar," ujar keduanya dalam katalog pameran.
Suara perempuan Afganistan pun muncul tatkala suara merdu Ustad Mahwash mengalun di televisi dan radio. Ia adalah penyanyi perempuan satu-satunya yang berani bersiaran langsung. Ia sangat dihormati kaumnya sehingga diberi gelar ustad, yang berarti guru. Foto ini diabadikan Massoud Hossaini ketika sebuah televisi memutar wajah Mahwash tengah bernyanyi.
Tanda kebangkitan lain adalah foto yang diabadikan Zahra Najwa yang berjudul Voter For the Parliament saat pemilihan parlemen di Dasht-i-bachi, seberang barat Kabul, 18 September 2005. Empat perempuan bercadar ini tengah memamerkan jari telunjuk yang tercelup tinta merah. Ini merupakan tanda partisipasi perempuan dalam pemilu pertama yang demokratis di sana. Hampir 40 persen pencoblos adalah perempuan.
Masih banyak cerita perjuangan yang terungkap dalam pameran ini, misalnya tentang Jamila Mujahed, seorang direktur stasiun radio suara perempuan yang dijepret fotografer Katherine Kiviat. Ada juga foto karya Farzana Wahidy tentang Mehria Azizi yang sedang merekam para perempuan pembuat roti tradisional di Kabul, Khair Khana. Begitu juga Habibah Sarabi, seorang tokoh politik sekaligus ahli farmasi, yang berpidato di depan ratusan kaum pria. Foto lainnya menampilkan Rona Sherzai, yang dibingkai oleh Leslei Knott, ketika mewawancarai Menteri Pertanian di Afganistan.
Aguslia Hidayah