TEMPO.CO, Jakarta - Aktris Cinta Laura mendapatkan tantangan baru ketika membintangi film Jeritan Malam. Ia berperan sebagai Wulan, seorang gadis yang begitu berbeda karakternya dengan dirinya. Di film ini, Cinta diminta untuk menghilangkan aksen bulenya yang selama ini begitu melekat padanya.
Untuk membuat aktingnya semakin natural, sebelum syuting Cinta dilatih oleh seorang pelatih akting, demi memperdalam karakternya sebagai Wulan. "Untungnya ada acting coach, kata-kata (dalam Bahasa Indonesia) pelan-pelan bisa aku pelajari, tapi untuk kata yang memakai huruf J dan Jek itu sulit sekali," ujar dia dalam konferensi pers di Kantor Soraya Intercine Film, Selasa, 12 November 2019.
Walaupun sudah berusaha keras, ternyata ada beberapa kata yang masih kentara aksen bulenya ketika diucapkan Cinta. Akhirnya, ia mengakalinya dengan mengganti kata tersebut dengan sinonimnya, yang tidak ada unsur huruf J sebagai awalan katanya.
Selain itu, di pelatihan akting yang diikuti Cinta, ia juga mengubah gestur tubuhnya. Menurut dia, gestur Wulan begitu berbeda dengannya yang sangat energik. "Aku berani bicara dan percaya diri, aku perempuan alfa. Kalau di film ini, Wulan karakter perempuan manis yang tenang, berbeda sekali dengan aku," tutur Cinta.
Cinta Laura begitu menyukai film ini, ia mengatakan bukan saja ketakutan yang disajikan, namun lebih dari itu. Menurut Cinta, budaya Jawa Kejawen begitu kental dalam film ini, sehingga ia mendapatkan pengetahuan baru tentang kebudayaan di Indonesia.
Produser Sunil Soraya memberi tantangan kepada Cinta untuk menghilangkan aksennya saat berakting di film ini. "Bagaimana mengubah Cinta Laura yang internasional berubah menjadi orang Bogor," ujar dia.
Dalam pembuatan film Jeritan Malam, Sunil berinvestasi lebih dari Rp 20 miliar. Nilai fantastis tersebut dengan mudahnya ia gelontorkan untuk menghasilkan film yang berkualitas. Pembuatan film ini memakan waktu selama 54 hari, menurutnya proses tersebut lebih lama dari film-filmnya yang lain.