TEMPO.CO, Jakarta - Film Joker menjadi perhatian dunia dalam beberapa hari terakhir. Film yang dibintangi oleh Joaquin Phoenix ini masuk kategori Restricted atau film yang ditonton kalangan terbatas karena kontennya yang 'berat'.
Film Joker mencatat pendapatan sebesar USD 93,5 juta di wilayah Amerika Utara dan USD 234 juta atau sekitar Rp 3,31 triliun untuk pendapatan global. Tapi angka ini belum menghitung negara Cina karena kemungkinan film tersebut tidak tayang di sana.
Di Korea Selatan, film yang menceritakan kehidupan Arthur Fleck itu mendapat USD 16,3 juta dan wilayah Asia lain, termasuk Jepang mencatat pendapatan USD 7 juta.
Jika dibandingkan dengan film Venom, Joker jelas menang banyak. Di Amerika Utara misalnya, Film Joker mengalahkan Venom yang dirilis pada 2018. Film yang dibintangi oleh Tom Hardy itu menghasilkan USD 80,3 juta di Amerika Utara, sedangkan Joker meraup USD 93,5 juta.
Begitu pula dengan perolehan global di mana Venom 'hanya' meraih USD 127,2 juta, sedangkan Joker sampai USD 234 juta.
Warner Bros. memamerkan trailer final untuk film Joker pada Rabu, 28 Agustus 2019.
Mengutip laporan The Hollywood Reporter, perolehan tersebut menempatkan Joker sebagai film dengan peringkat Restricted terbaik sepanjang masa dan film terbesar kelima sepanjang 2019. Perlu diketahui kalau Joker bukan film yang menceritakan tokoh superhero dan tiada karakter Batman di dalamnya.
Film Joker berisi bagaimana sosok Arthur Fleck menderita keputusasaan dan kenyataan yang begitu kejam terhadapnya. Lantaran bermuatan tekanan psikologis, adegan kekerasan, dan konten dewasa, maka polisi di sejumlah negara menerapkan pengamanan ketat di bioskop tempat film ini diputar.
Pengelola bioskop di Amerika Serikat memeriksa kartu identitas penonton dan memberi peringatan bahwa film Joker sangat keras.