TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi Seni baru saja membuat forum diskusi bersama Philantrophy Learning Forum yang bertajuk dampak seni di masyarakat. Pengurus Koalisi Seni Linda Hoemar Abidin menuturkan acara diskusi ini diselenggarakan untuk mensinergikan pemahaman dan kepedulian terhadap seni dan budaya Indonesia.
"Abainya masyarakat terhadap seni dan budaya, bisa jadi disebabkan oleh terbatasnya pemahaman publik terhadap dampak positif dari seni," ujar dia di One Pasific Place, Jakarta, Selasa 30 April 2019.
Baca Juga:
Menurut Linda, dari diskusi ini akan lahir banyak pemahaman baru akan seni dan budaya. Koalisi seni juga mengeluarkan buku Dampak Seni di Masyarakat, yang mengajak masyarakat untuk mengubah pemahaman akan seni dan budaya.
Pemahaman tersebut, kata Linda, berupa ajakan positif untuk memberdayakan seni dan budaya. Alasannya, budaya merupakan bagian dari masyarakat yang tidak dapat dihilangkan, dan juga harus diperhatikan.
Dalam diskusi tersebut juga hadir beberapa narasumber, yang menuturkan pengalamannya pada pengembangan seni di masyarakat. Seperti, Reza Adhitama dari Roemah Martha Tilaar.
Bersama Martha Tilaar, Reza membangun komunitas di masyarakat Kabupaten Gombong, Jawa Tengah. Ia memfasilitasi ruang untuk berkesenian. "Sekarang mereka menemukan identitasnya dan bangga akan hal itu," ujar Reza.
Pendekatan lainnya dilakukan oleh Sanggar Anak Akar, yang melakukan pemberdayaan terhadap anak-anak jalanan. Selama 24 tahun, sanggar ini telah mengedukasi 1.500 anak dengan pendekatan seni.
"Seni memiliki kekuatan untuk mengubah perilaku anak menjadi lebih baik. Kesenian adalah aspek humanis yang melekat di anak-anak, maka kami menyentuh mereka lewat seni," ujar Penanggung Jawab Harian Sanggar Anak Akar, Hairun Nisa.